4 Manfaat Daun Bidara dalam Islam, Benarkah Bisa Mengusir Jin?

4 Manfaat Daun Bidara dalam Islam, Benarkah Bisa Mengusir Jin?

Hanif Hawari - detikHikmah
Kamis, 28 Nov 2024 20:46 WIB
daun bidara
Daun bidara (Foto: iStock)
Jakarta -

Bidara adalah salah satu tumbuhan yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits. Dalam Al-Qur'an, tumbuhan ini disebut dengan istilah sidr.

Mengutip buku Tumbuhan Obat Indonesia karya Apt. Dwisari Dillasamola, M.Farm, bidara (Ziziphus mauritiana L.) adalah spesies pohon kecil penghasil buah yang tumbuh di daerah gersang dan dapat hidup di daerah yang subur tergenang air. Bidara merupakan tumbuhan asal Afrika yang memiliki bunga berbulu kecil berwarna putih yang sangat harum.

Tumbuhan bidara adalah tanaman dari keluarga rhamnaceae. Merupakan tumbuhan berduri yang memiliki tinggi 15 meter dan batang 40 cm menyebar seperti mahkota dengan banyak cabang menggantung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daun-daun penumpukan berupa duri dan terletak berseling. Helaian daun berbentuk bulatan melonjong, tepinya rata terkadang sedikit menggigit gundul dan mengkilap di sisi atas dan daun tanaman ini termasuk daun tunggal yang letaknya berseling.

Pohon sidr atau sidrah dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak dua kali. Pohon ini digambarkan tumbuh di dua tempat yaitu di dunia dan di surga sebagaimana termaktub dalam surah Saba ayat 16 berikut ini:

ADVERTISEMENT

فَاَعْرَضُوْا فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنٰهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ اُكُلٍ خَمْطٍ وَّاَثْلٍ وَّشَيْءٍ مِّنْ سِدْرٍ قَلِيْلٍ

Artinya: Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr.

Sementara dalam surah Al-Waqiah ayat 27-31 berbicara mengenai bidara yang tidak berduri atau gambaran pohon bidara di surga. Berikut ini isi dari ayat tersebut:

وَاَصۡحٰبُ الۡيَمِيۡنِۙ مَاۤ اَصۡحٰبُ الۡيَمِيۡنِؕ‏ ٢٧ فِىۡ سِدۡرٍ مَّخۡضُوۡدٍۙ‏ ٢٨ وَّطَلۡحٍ مَّنۡضُوۡدٍۙ‏ ٢٩ وَّظِلٍّ مَّمۡدُوۡدٍۙ‏ ٣٠ وَّ مَآءٍ مَّسۡكُوۡبٍۙ‏ ٣١

Artinya: Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang mengalir terus-menerus.

Lantas apa saja manfaat daun bidara dalam Islam? Untuk memahaminya, simak artikel di bawah ini!

Manfaat Daun Bidara

Dikutip dari buku Mukjizat Herbal dalam Al-Qur'an Vol 1 karya Muhammad Hatta A. Fattah, dikatakan bahwa buah, biji, daun, kulit kayu, dan akar dari pohon bidara berkhasiat obat terutama untuk pencernaan dan tapal untuk luka. Selain itu, dalam Islam daun bidara juga bermanfaat untuk beberapa hal sebagai berikut:

1. Menyembuhkan dari Gangguan Jin

Ulama Wahab bin Munahib menganjurkan untuk menggunakan tujuh lembar daun bidara yang telah dihaluskan, kemudian dilarutkan dalam air. Setelah itu, air tersebut dibacakan Ayat Kursi, surah Al-Kafirun, surah Al-Ikhlas, surah Al-Falaq, dan surah An-Nas, lalu digunakan untuk mandi atau diminum.

وذكر ابن بطال أن في كتب وهب بن منبه أن يأخذ سبع ورقات من سدر أخضر ، فيدقه بين حجرين ، ثم يضربه بالماء ، ويقرأ آية الكرسي والقواقل ، ثم يحسو منه ثلاث حسيات ، ثم يغتسل به ، فإنه يذهب عنه كل ما به ، وهو جيد للرجل إذا حبس عن أهله )

Artinya: Artinya: "Ibnu Baththal menyebutkan bahwa di dalam kitab-kitab Wahb bin Munabbih, bahwa hendaknya diambil 7 helai Daun Bidara berwarna hijau, ditumbuk dengan batu, lalu masukkan ke air dan diaduk, dan bacakan Ayat Kursi dan 3 Surah Qul (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas), lalu oles tiga kali, dan mandikan dengannya niscaya menghilangkan semua apa yang dideritanya."

2. Memandikan Jenazah

Dalam Islam, daun bidara digunakan untuk membersihkan tubuh jenazah dari najis. Hal ini sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yang terdapat dalam hadits riwayat Muslim, beliau bersabda,

اغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ فِيْ ثَوْبَيْهِ وَلاَ تُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ فَإِنَّ اللهَ يَبْعَثُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّياً

Artinya: "Mandikanlah dirinya dengan air dan daun bidara. Serta kafanilah dengan kedua lembar pakaiannya dan jangan kalian tutup kepalanya. Karena sesungguhnya Allah akan membangkitkannya pada hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah." (HR Muslim)

3. Digunakan Mandi Orang yang Mualaf

Mandi daun bidara disunnahkan bagi siapa saja yang baru memeluk Islam atau mualaf. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan Rasulullah dalam hadits di bawah ini:

"Sesungguhnya Nabi SAW menyuruh Qais ibn 'Ashim mandi dengan air dan daun bidara saat masuk Islam." (HR Ahmad, Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i)

4. Digunakan Mandi setelah Haid

Selain digunakan bersuci bagi yang mualaf, daun bidara juga disunnahkan untuk bersuci bagi perempuan setelah haid. Manfaat daun bidara untuk bersuci setelah haid juga disebutkan dalam salah satu hadits. Aisyah RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah memberinya tuntunan,

تَأْخُذُ إِحْدَاكُنَّ مَاءَهَا وَسِدْرَتَهَا فَتَطَهَّرُ، فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُهُ دَلْكًا شَدِيدًا، حَتَّى تَبْلُغَ شُؤُنَ رَأْسِهَا، ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيهَا الْماَءَ، ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطَهَّرُ بِهَا. فَقَالَتْ أَسمَاءُ: وَكَيفَ تَطَهَّرُ بِهَا؟ فَقاَلَ: سُبحَانَ اللهِ، تَطَهَّرِينَ بِهَا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ -كَأَنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ- تَتَّبِعِينَ أَثَرَ الدَّمِ

Artinya: "Hendaknya salah seorang dari kalian mengambil air dan daun bidara lalu bersuci dengan memperbagus bersucinya (berwudhu). Kemudian ia tuangkan air tersebut ke atas kepalanya dan menggosoknya dengan sungguh-sungguh hingga mencapai pangkal rambutnya. Setelah itu ia tuangkan air lagi ke tubuhnya, lalu mengambil kain/kapas yang telah diberi misik dan bersuci dengannya." (HR Muslim)




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads