Wasilah merupakan sarana atau usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini dilakukan agar doa dari seorang muslim dapat segera terkabul, dan diberikan keberkahan dari setiap pencapainnya.
Al-Fairuz Abadi menjelaskan dalam kitabnya yang berjudul Qaamuusul Muhiith bahwa wasilah adalah suatu amalan atau perantara yang dapat mendekatkan seseorang kepada Allah SWT. Hukum berwasilah boleh, bahkan dianjurkan oleh syariat. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 35:
ΩΩ°Ϋ€Ψ§Ω ΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ Ψ§Ω°Ω ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΨͺΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΩΩΨ§ Ψ¨ΩΨͺΩΨΊΩΩΩΫ€Ψ§ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ³ΩΩΩΩΩΨ©Ω ΩΩΨ¬ΩΨ§ΩΩΨ―ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩ Ψ³ΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΨͺΩΩΩΩΩΨΩΩΩΩΩ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung."
Pengertian Wasilah
Dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-Hari oleh DR. KH. M. Hamdan Rasyid, MA, secara bahasa wasiilah berarti apa saja yang dapat mendekatkan kepada sesuatu. Sedangkan menurut istilah, wasilah adalah hal-hal yang disyariatkan dalam Islam yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
A.W. Munawwir dalam Kamus Al-Munawwir memaparkan, kata wasilah menurut etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu "al-wasilah". Kata tersebut memiliki banyak makna antara lain bermakna kedudukan di sisi raja, derajat, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dikutip dari buku Tafsir Ibnu Katsir karya Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman Alu Syaikh yang telah diterjemahkan oleh M. Abdul, menurut terminologi syariat, wasilah adalah amalan yang dipersembahkan seorang hamba saat menyampaikan keinginannya untuk dijadikan perantara sehingga keinginannya tercapai.
Wasilah juga merupakan alam (nama tempat) yang berada paling tinggi di surga yang merupakan kedudukan dan tempat tinggal Rasulullah di surga tempat yang paling dekat dengan Arsy.
Dengan demikian, dapat disimpulkan jika wasilah adalah sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hakikat wasilah kepada Allah ialah menjaga jalan-Nya dengan ilmu dan akidah, serta mencari keutamaan syariat sebagai peribadatan.
Macam-macam Wasilah
Mengutip buku Berbahagialah karya Didi Junaedi, dalam sejumlah keterangan disebutkan bahwa secara umum ada dua macam wasilah. Pertama, wasilah yang disyariatkan (masyru') dan kedua, wasilah yang dilarang (mamnu').
Wasilah yang disyariatkan adalah setiap wasilah yang diperintahkan Allah SWT dan dicontohkan Rasul-Nya, sehingga mampu mendorong kita untuk melaksanakannya.
Wasilah seperti ini adalah suatu pendekatan kepada Allah dengan taat dan mengerjakan amal-amal saleh yang disukai dan diridai-Nya.
Wasilah yang disyariatkan tersebut terbagi menjadi tiga, yakni:
- Wasilah seorang mukmin kepada Allah dengan Zat-Nya, nama-nama-Nya, dan sifat-sifat-Nya.
- Wasilah seorang mukmin kepada Allah dengan amal salehnya.
- Wasilah seorang mukmin dengan doa saudaranya yang mukmin.
Adapun wasilah yang dilarang adalah berwasilah kepada sesuatu yang menurut keyakinannya, dapat memberikan manfaat dan mudarat kepadanya. Wasilah seperti ini dapat menjerumuskan orang ke dalam syirik, sebagaimana yang dilakukan orang pada zaman jahiliah.
Orang-orang di zaman jahiliah meminta kepada patung-patung dan berhala-berhala. Mereka yakin apa yang mereka sembah itu dapat menolong, dapat memberikan manfaat dan mencegah mudarat. Berwasilah dengan cara seperti ini jelas dilarang dan merupakan perbuatan syirik.
Jenis-jenis Wasilah
Dari penjabaran sebelumnya, ada tiga jenis wasilah yang diperbolehkan dalam Islam. Mengutip buku Fiqih Doa dan Dzikir Jilid I karya Syaikh Abdurrazaq Bin Abdul Muhsin Al-Badr, adapun penjabaran jenis-jenis wasilah sebagai berikut:
1. Wasilah kepada Allah
Wasilah kepada Allah menggunakan nama-nama-Nya yang paling indah yang disebutkan dalam kitab-Nya. Seperti firman Allah pada surat Al-A'raf ayat 180:
ΩΩΨ°ΩΨ±ΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨΩΨ―ΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΨ³ΩΩ ΩΨ§Ϋ€ΩΩΩΩΩΫ Ψ³ΩΩΩΨ¬ΩΨ²ΩΩΩΩΩ Ω ΩΨ§ ΩΩΨ§ΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨΉΩΩ ΩΩΩΩΩΩΩΫ ΫΩ‘Ω¨Ω
Artinya: Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Asmaulhusna) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
Disebutkanlah sebelum mengajukan permohonan, sanjung Allah dengan menyebut nama-nama-Nya yang indah dan agung. Contohnya seperti, "Wahai Maha Pengasih, kasihilah aku" atau "Wahai Maha Pengampun, ampunilah aku".
2. Wasilah Menggunakan Amal Saleh
Wasilah kepada Allah SWT menggunakan amal-amal saleh yang dilakukan hambanya menjadi salah satu jenis tawasul yang diperbolehkan dalam syariat. Seperti wasilah kepada Allah dengan keimanan kepada-Nya, ketaatan terhadap-Nya, mengikuti Rasul-Nya, dan kecintaan kepada-Nya.
Adapun firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 193:
Ψ±ΩΨ¨ΩΩΩΩΨ’ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΨ§ Ψ³ΩΩ ΩΨΉΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩΨ§Ψ―ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΩΨ§Ψ―ΩΩΩ ΩΩΩΩΨ§ΩΩΩΩ ΩΨ§ΩΩ Ψ§ΩΩΩ Ψ§Ω°Ω ΩΩΩΩΩΨ§ Ψ¨ΩΨ±ΩΨ¨ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ§Ω°Ω ΩΩΩΩΨ§ ΫΨ±ΩΨ¨ΩΩΩΩΨ§ ΩΩΨ§ΨΊΩΩΩΨ±Ω ΩΩΩΩΨ§ Ψ°ΩΩΩΩΩΨ¨ΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΩΩΩΨ±Ω ΨΉΩΩΩΩΨ§ Ψ³ΩΩΩΩΨ§Ω°ΨͺΩΩΩΨ§ ΩΩΨͺΩΩΩΩΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΨΉΩ Ψ§ΩΩΨ§ΩΨ¨ΩΨ±ΩΨ§Ψ±ΩΫ
Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu," maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti.
Setiap orang dari mereka itu telah berwasilah kepada Allah dengan amal saleh yang dicintai dan diridhai Allah. Maka hal itu menjadi sebab pengabulan doa-doa mereka dan perealisasian harapan mereka serta penyingkapan bencana mereka.
3. Wasilah kepada Allah dengan Doa Orang Saleh yang Masih Hidup
Yaitu, seorang muslim yang meminta dari saudaranya yang masih hidup agar mendoakannya kepada Allah. Jenis ini merupakan wasilah yang disyariatkan karena telah dicontohkan secara akurat oleh sebagian sahabat Rasulullah. Di mana salah seorang dari mereka datang kepada Rasulullah dan memintanya untuk mendoakan kaum muslimin secara umum.
Mengenai hal ini, Allah SWT telah menegaskan dalam surat An-Nisa ayat 64 yang berbunyi:
ΩΩΩ ΩΨ’ Ψ§ΩΨ±ΩΨ³ΩΩΩΩΩΨ§ Ω ΩΩΩ Ψ±ΩΩΨ³ΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΨ·ΩΨ§ΨΉΩ Ψ¨ΩΨ§ΩΨ°ΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΫΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΨ°Ω ΨΈΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΩΨ³ΩΩΩΩ Ω Ψ¬ΩΨ§Ϋ€Ψ‘ΩΩΩΩΩ ΩΩΨ§Ψ³ΩΨͺΩΨΊΩΩΩΨ±ΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΩΩΨ§Ψ³ΩΨͺΩΨΊΩΩΩΨ±Ω ΩΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΨ±ΩΩΨ³ΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩΨ¬ΩΨ―ΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΨͺΩΩΩΩΨ§Ψ¨ΩΨ§ Ψ±ΩΩΨΩΩΩΩ ΩΨ§
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang."
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Indonesia Konsisten Jadi Negara Paling Rajin Beribadah
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina