Sejarah Hari Santri: Resolusi Jihad Membakar Api Perjuangan

Sejarah Hari Santri: Resolusi Jihad Membakar Api Perjuangan

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 23 Okt 2024 13:15 WIB
Peringatan Hari Santri di Kota Tasikmalaya
Peringatan Hari Santri di Kota Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Jakarta -

Sejarah Hari Santri akan selalu menjadi inspirasi bagi seluruh santri. Sebab dengan adanya peringatan tersebut, menandakan pemerintah melihat dan menghargai keberadaan para santri.

Hari Santri Nasional diperingati pada 22 Oktober setiap tahun. Peringatan Hari Santri bukan sekadar mengenang masa lalu, melainkan momentum untuk menegaskan peran aktif santri dalam membangun masa depan bangsa.

Sejarah Hari Santri

Mengutip buku Detik-detik Penetapan Hari Santri (2021) karya Zayadi dan Suwendi, peringatan Hari Santri merujuk pada kondisi dan latar belakang sejarah dari para santri dan ulama di Indonesia. Karena mereka telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan hari santri terkait erat dengan seruan Resolusi Jihad yang dicetuskan KH. Hasyim Asy'ari. Pada 21 Oktober 1945 PBNU mengundang konsul-konsul NU seluruh Jawa-Madura untuk rapat di kantor PB ANO (Ansor Nahdlatul Oelama) di Surabaya.

Dalam rapat PBNU yang dipimpin oleh Ketua Besar KH Abdul Wahab Chasbullah ini, PBNU menetapkan keputusan penting yang diberi nama "Revolusi Jihad Fi Sabilillah". Keputusan ini kemudian diumumkan pada 22 Oktober 1945.

ADVERTISEMENT

Rapat ini merupakan respon yang progresif dan cepat dari ulama NU atas adanya upaya kembalinya NICA Belanda ke Tanah Air dengan membonceng tentara Sekutu untuk kembali menguasai Indonesia.

Resolusi Jihad Fi Sabilillah dnegan jelas membuat nilai nasionalisme yang berbasis Ahlussunna wal Jamaah, yaitu kewajiban mempertahankan kemerdekaan NKRI sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah yang harus ditolong dan dijaga.

Para sejarawan, seperti Agus Sunyoto, menyimpulkan Perang Empat Hari yang terjadi pada 26-29 Oktober 1945 terjadi akibat adanya seruan Resolusi Jihad PBNU. Perang antara Brigjend Mallaby dengan arek-arek Surabaya ini sangat heroik, yang menewaskan sekitar 2000 tentara Sekutu termasuk Brigjend Mallaby yang tewas pada 30 Oktober 1945.

Puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam Perang Rakyat Empat meletus pada 10 November 1945 di Surabaya, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peristiwa heroik ini tak lepas dari semangat jihad yang dikobarkan melalui Resolusi Jihad.

Inilah sejarah yang melatari lahirnya Hari Santri. Resolusi Jihad menunjukkan peran besar santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Setelah perjuangan panjang selama 70 tahun, akhirnya pada tahun 2015, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, peran santri dalam sejarah kemerdekaan diakui secara resmi. Melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Peringatan Hari Santri Nasional bertujuan untuk mengenang dan menghormati jasa para ulama, khususnya tokoh-tokoh seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Ahmad Dahlan, dan H.O.S Cokroaminoto, yang telah berjuang keras dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Hari Santri 2024

Logo Hari Santri Nasional 2024Logo Hari Santri Nasional 2024 Foto: Logo Hari Santri Nasional 2024 (dok. Kemenag)

Kementerian Agama (Kemenag) RI telah meluncurkan tema dalam rangka memperingati Hari Santri 2024. Hari Santri 2024 mengusung tema "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan".

Adapun makna dari tema tersebut yakni sebagai berikut:

  • Menyambung Juang

Adalah frasa yang berarti meneruskan semangat juang.

  • Merengkuh Masa Depan

Adalah sebuah ungkapan yang berarti bergerak bersama menuju sejahtera.

Sedangkan untuk tampilan logo Hari Santri 2024 bergambar dua tali yang berwarna hijau pine dan emas. Di Ujung atas di antara dua tali tersebut terdapat lingkaran merah.

Kedua tali dan lingkaran merah tersebut menggambarkan siluet santri yang sedang berlari. Jika kedua tali ini dilihat secara terpisah, maka akan terlihat tali emas membentuk huruf S dan tali hijau pine membentuk huruf I yang mewakili 'Santri Indonesia'.

Kemudian ada tulisan 'Hari Santri 2024' di samping logonya. Sedangkan di bawahnya terdapat kalimat 'Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan' yang merupakan tema HSN untuk tahun ini.




(hnh/hnh)

Hide Ads