Macam-macam Sholat Sunnah Lengkap dengan Dalilnya

Macam-macam Sholat Sunnah Lengkap dengan Dalilnya

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Jumat, 18 Okt 2024 20:00 WIB
Shot of a Muslim young man worshiping in a mosque
Muslim mengerjakan sholat. Foto: Getty Images/Hammarby Studios
Jakarta -

Sholat sunnah menjadi amalan yang bisa dikerjakan muslim untuk menyempurnakan atau mengiringi ibadah wajibnya. Ada macam-macam sholat sunnah sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.

Sholat sunnah adalah sholat yang dilakukan di luar sholat wajib (fardu). Macam-macam sholat sunnah beragam, ada yang dikerjakan secara berjamaah dan ada pula yang sendiri (tidak berjamaah). Dianjurkannya sholat sunnah ini didasarkan pada dalil Al-Qur'an dan hadits.

Macam-macam Sholat Sunnah

Sholat sunnah secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu sholat sunnah rawatib dan sholat sunnah selain rawatib (ghairu rawatib). Berikut adalah macam-macam sholat sunnah beserta dalil yang menganjurkannya, yang dirangkum dari buku Pedoman Dan Tuntunan Shalat Lengkap karya Abdul Kadir Nuhuyanan dan kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu karya Wahbah Az-Zuhaili.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sholat Sunnah Rawatib

Sholat sunnah rawatib, yaitu sholat sunnah yang terbatas oleh waktu dan jumlah rakaatnya, karena mengikuti atau mengiringi sholat wajib lima waktu. Waktu mengerjakannya berada pada sebelum atau sesudah sholat wajib lima waktu. Sholat ini atas dua bagian, sholat sunnah muakkad dan sholat sunnah ghairu muakkad

1. Sholat Sunnah Muakkad

Sholat sunnah muakkad adalah sholat sunnah yang telah ditentukan jumlah rakaatnya dan dianjurkan untuk dilaksanakan. Secara keseluruhan, ada sepuluh atau dua belas rakaat. Macam-macam sholat sunnah muakkad dibagi menjadi lima:

ADVERTISEMENT
  • Dua atau empat rakaat sebelum sholat Dzuhur.
  • Dua rakaat sesudah sholat Dzuhur.
  • Dua rakaat sesudah sholat Maghrib.
  • Dua rakaat sesudah sholat Isya.
  • Dua rakaat sebelum sholat Subuh.

Perincian tersebut didasarkan pada hadits Rasulullah SAW berikut.

"Telah berkata Abdullah ibnu Umar, 'Saya hafal tentang sholat sunnah Nabi SAW, yakni sepuluh rakaat; dua rakaat sebelum Dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghib di rumahnya, dua rakaat sesudah Isya di rumahnya dan dua rakaat sebelum sholat Subuh." (HR Bukhari dan Muslim)

Aisyah berkata, "Adalah Nabi SAW sholat sebelum Dzuhur empat rakaat di rumahnya." (HR Bukhari dan Muslim)

2. Sholat Sunnah Ghairu Muakkad

Sholat sunnah ghairu muakkad adalah sholat sunnah yang tidak ditetapkan untuk selalu dikerjakan. Sholat sunnah ini jumlah keseluruhannya ada dua puluh rakaat. Macam-macam sholat sunnah ghairu muakkad terbagi menjadi empat:

  • Empat rakaat sebelum Dzuhur dan empat rakaat setelahnya. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang menjaga empat rakaat sebelum Dzuhur dan empat rakaat setelahnya, maka Allah SWT mengharamkan orang itu dari api neraka!" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
  • Empat rakaat sebelum Ashar. Rasulullah SAW bersabda, "Allah mengasihi orang yang sholat empat rakaat sebelum asar" (HR Abu Dawud)
  • Dua rakaat sebelum Maghrib dan empat rakaat setelah Maghrib. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa saja yang sholat sunnah enam rakaat tanpa diselingi ucapan jelek maka pahalanya menyamai ibadah dua belas tahun" (HR Trimidzi)
  • Empat rakaat setelah Isya. Ini mengacu pada riwayat Syuraih bin Hani' yang bertanya kepada Aisyah mengenai sholat Rasulullah SAW, Aisyah menjawab, "Rasulullah SAW tidak sholat Isya melainkan dibarengi dengan sholat sunnah empat atau enam rakaat." (HR Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, "Ali bin Abi Thalib meriwayatkan hadits tentang sifat sholat Rasulullah SAW, empat rakaat sebelum Dzuhur ketika tergelincirnya matahari, dan dua rakaat setelahnya, atau empat rakaat setelahnya. Empat rakaat sebelum Ashar dengan tiap dua rakaat mengucapkan salam untuk para malaikat, para nabi, dan kaum muslimin." (HR Ibnu Majah)

Sholat Sunnah Selain Rawatib

Sholat sunnah selain rawatib (ghairu rawatib) merupakan sholat sunnah yang dikerjakan dengan terikat pada waktu, tempat, dan keadaan tertentu. Macam-macam sholat sunnah ghairu rawatib adalah sebagai berikut.

1. Sholat Mutlak

Sholat sunnah mutlak adalah sholat sunnah yang tidak ditentukan waktunya dan tidak ada sebab apa pun, jumlah bilangan rakaatnya tidak ditentukan, boleh berapa saja, dua rakaat atau lebih.

Adapun waktu yang dilarang sholat ini adalah sesudah sholat Subuh sampai terbit matahari, sesudah sholat Ashar sampai terbenam matahari, dan tatkala istiwa (tengah hari).

"Dari Uqbah bin Amir bahwa Rasulullah SAW melarang sholat pada tiga waktu, yaitu tatkala terbit matahari, tatkala hampir dzuhur sampai tergelincir matahari (istiwa) dan tatkala hampir terbenam matahari." (HR Muslim)

2. Sholat Wudhu

Sholat sunnah wudhu adalah sholat sunnah yang ditunaikan setelah melakukan wudhu. Setelah membaca doa selesai wudhu, kemudian dilanjutkan dengan sholat sunnah dua rakaat ini.

Rasulullah SAW bersabda, "Bahwa Nabi SAW bertanya kepada Bilal pada waktu sholat Subuh, 'Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku amal apakah yang kaulakukan dalam Islam sehingga saya telah mendengar detak suara sandalmu di surga?' Bilal menjawab, 'Sesungguhnya tidak ada amal baik yang saya kerjakan kecuali setiap kali berwudhu malam atau siang, saya sholat (sunnah) dengan wudhu untuk sholat yang diwajibkan bagiku...." (HR Bukhari dan Muslim)

3. Sholat Dhuha

Sholat sunnah Dhuha adalah sholat sunnah yang dilaksanakan pada waktu matahari telah terbit, sekitar antara pukul 07.00 hingga 11.00, ketika matahari sudah cukup tinggi dan mulai terasa panas. Jumlah rakaat yang dapat dikerjakan yaitu dua, empat, enam, hingga maksimal dua belas rakaat.

"Telah berkata Abu Hurairah, 'Kekasih saya (Nabi SAW) telah berwasiat tiga perkara kepada saya, yaitu shaum tiga hari tengah bulan (tanggal 13, 14, 15), sholat Dhuha dua rakaat, dan sholat witir sebelum tidur." (HR Bukhari dan Muslim)

"Ada yang bertanya kepada Aisyah, 'Adakah Rasulullah SAW sholat Dhuha?' Jawabnya, 'Ada, yaitu empat rakaat, terkadang beliau tambah seberapa yang dikehendaki Allah." (HR Muslim)

4. Sholat Tahiyatul Masjid

Sholat sunnah tahiyatul masjid adalah sholat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada saat masuk masjid sebelum duduk.

Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa di antara kamu masuk ke dalam masjid, maka sholatlah dua rakaat sebelum duduk." (HR Bukhari)

5. Sholat Istikharah

Sholat istikharah adalah sholat sunnah yang ditunaikan untuk mengambil keputusan dalam rangka memilih pilihan yang masih dalam keraguan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus kita putuskan, tetapi kita dalam keadaan ragu, mana yang terbaik, untuk mendapatkan kemantapan dalam memutuskan pilihan tersebut kita disunnahkan sholat istikharah dua rakaat untuk meminta ketetapan pilihan terbaik kepada Allah SWT.

Setelah sholat dua rakaat ini, hendaklah membaca tahmid dan sholawat kepada Nabi SAW dan selanjutnya berdoa.

Dari Jabir, ia berkata: "Rasulullah SAW pernah mengajar kami istikharah dalam semua urusan (penting) sebagaimana beliau mengajari kami surah Al-Qur'an." Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Seorang dari kamu kalau mau mengerjakan satu perkara hendaklah sholat dua rakaat yang bukan fardu, kemudian hendaklah ia berdoa, 'Allaahumma innii astakhiiruka... dan hendaklah ia sebut hajatnya." (HR Bukhari)

6. Sholat Istisqa'

Sholat sunnah istisqa' adalah sholat sunnah yang ditunaikan dalam rangka memohon kepada Allah SWT untuk diturunkan air hujan karena terjadi kekurangan atau kelangkaan air, misalnya jika terjadi kemarau panjang.

Dari Aisyah RA, ia berkata,

"Orang-orang telah datang mengadu kepada Rasulullah SAW tentang ketiadaan hujan, maka Rasulullah SAW memerintah (menyimpan) mimbar, lalu mereka meletakkan mimbar itu di lapangan tempat sholat dan Rasulullah SAW tentukan satu hari buat manusia supaya keluar ke tempat shalat itu. Maka (pada hari yang ditentukan) Rasulullah SAW keluar pada waktu terbit matahari, lalu beliau duduk di atas mimbar, lantas bertakbir dan memuji Allah SWT, kemudian beliau bersabda, 'Sesungguhnya kalian mengadu kekeringan negeri dan kelambatan turun hujan dibanding waktu yang biasa, padahal Allah SWT telah memerintahkan supaya kamu meminta kepada- Nya dan Ia berjanji akan memperkenankan permintaan kamu.' Kemudian beliau membaca, 'Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin...balaaghan ilaa hiin, kemudian beliau angkat dua tangannya dan tetap mengangkat tangannya hingga kelihatan ketiaknya, lalu beliau membalikkan punggungnya membelakangi orang banyak, beliau memindah selendangnya dan tetap mengangkat kedua tangannya, kemudian beliau menghadap orang ramai, lalu beliau turun dan beliau sholat dua rakaat, lantas Allah adakan awan dan guruh dan kilat, lalu hujan dengan izin Allah." (HR Abu Dawud)

7. Sholat Tobat

Di antara sholat yang termasuk sholat sunnah ghairu rawatib adalah sholat tobat, yaitu sholat yang ditujukan untuk memohon ampunan kepada Allah SWT atas dosa dan perbuatan yang telah dilakukan. Abu Dawud dan At-Tirmidzi meriwayatkan hadits yang berbunyi,

"Tiadalah seorang hamba yang berdosa, lantas ia berwudhu, melakukan sholat dua rakaat, dan memohon ampunn kecuali Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya!"

8. Sholat Tasbih

Di antara sholat yang juga tidak termasuk rawatib adalah sholat tasbih empat
rakaat.

"Tiap rakaatnya setelah bacaan biasa membaca tasbih 'Subhanallaah walhamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar' sebanyak lima belas kali. Kemudian pada tiap ruku, dan bangkit dari ruku, dalam dua sujud, duduk di antara dua sujud, dan sebelum tasyahud membaca tasbih tersebut sebanyak masing-masing sepuluh kali. jadi, jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca dalam satu rakaat adalah tujuh puluh lima kali." (HR Abu Dawud)

9. Sholat Sunnah Qiyamul Lail (Sholat Tahajud, Tarawih, dan Witir)

Bangun malam (qiyamul lail) untuk menunaikan sholat malam merupakan satu-satunya sholat sunnah yang diperintahkan langsung dalam Al-Qur'an dan merupakan sholat yang terbaik sesudah sholat wajib. Abu Hurairah RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sholat yang paling afdal setelah sholat fardhu adalah sholat qiyamul lail." (HR Tirmidzi)

  • Sholat tarawih atau sholat qiyam bulan

Ramadan termasuk sholat sunnah yang jumlah rakaatnya dua puluh rakaat. Sholat tarawih sunnahnya dilakukan dengan berjamaah dan dengan bacaan jahar atau
keras.

Orang yang pertama kali melakukan sholat ini adalah Rasulullah SAW. Abu Hurairah berkata, "Rasulullah SAW suka melakukan sholat qiyam pada malam bulan Ramadan tanpa menyuruh dengan tegas. Beliau hanya bersabda, 'Siapa saja yang menjalankan sholat qiyam pada bulan Ramadhan dengan landasan iman dan mengharapkan pahala, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

  • Sholat witir, yaitu sholat sunnah yang dilakukan tiga rakaat setelah sholat Tarawih dengan berjamaah. Jika malamnya akan melakukan sholat Tahajud, maka sholat witir dilakukan setelah sholat tahajud, karena Rasulullah SAW bersabda,

"Jadikanlah sholat witir sebagai penutup sholat malam kalian" (HR Muttafaq 'alaih)

  • Sholat Tahajud, merupakan sholat sunnah yang telah diperintahkan dalam Al-Qur'an. Jumlah rakaat sholat sunnah ini tidak dibatasi, tetapi minimal dikerjakan dua rakaat.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Isra ayat 79,

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا ۝٧٩

Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah sholat Tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads