Penyakit hati adalah salah satu hal yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang, tapi dampaknya sangat besar terhadap keimanan dan kehidupan sehari-hari.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Apa saja dalil yang menjelaskan penyakit hati dalam Islam? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut ini, lengkap dengan cara Islam mengajarkan untuk menyingkirkannya.
Jangan lewatkan penjelasan berikut, karena bisa jadi kita pernah terjebak dalam salah satu penyakit hati tersebut tanpa disadari!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Penyakit Hati dalam Islam?
Penyakit hati dalam Islam di antaranya iri hati, sombong, dan riya. Penyakit-penyakit ini bisa menghalangi seseorang untuk meraih ridha Allah SWT.
Dikutip dari buku Obat Penyakit Hati tulisan Hafidz Muftisany, penyakit hati dalam Islam adalah kondisi yang terjadi pada hati dan perasaan manusia, bukan gangguan fisik seperti penyakit liver atau cirrhosis.
Penyakit hati dalam konteks ini berhubungan dengan sifat-sifat buruk yang dapat mengganggu perilaku seseorang serta mempengaruhi tindakan mereka.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 10 yang menjelaskan mengenai orang-orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit:
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ
Artinya: "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya dan mereka mendapat azab yang sangat pedih karena mereka selalu berdusta."
Ditambahkan dari Abdullah Gymnastiar dalam bukunya Kiat Mengatasi 8 Penyakit Hati. Penyakit hati adalah kondisi yang dapat merusak hati dan perasaan manusia, sehingga menyebabkan hati mudah terjangkiti penyakit-penyakit lainnya.
Jika hati seseorang sudah terjangkiti penyakit-penyakit tersebut, dampaknya tidak hanya berpengaruh pada hati, tetapi juga pada kesehatan fisik, serta kualitas ibadah seseorang kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, menjaga hati agar tetap bersih dan sehat adalah sebuah keharusan bagi setiap Muslim. Menjaga hati juga menjadi salah satu bentuk tanggung jawab atas amanah yang Allah SWT berikan kepada kita.
Beberapa Penyakit Hati dalam Islam
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang cara mengatasi penyakit hati, penting untuk terlebih dahulu mengetahui jenis-jenis penyakit hati yang sering disebutkan dalam ajaran Islam.
Dirangkum dari buku Penyakit-Penyakit Hati karya Muhammad Hafiun, berikut adalah sejumlah penyakit hati dalam Islam yang perlu kita waspadai agar bisa segera ditangani dan dihindari.
1. Cinta Dunia atau Hubbud Dunya
Cinta dunia atau hubbud dunya adalah sifat tercela yang sangat berbahaya bagi kondisi hati. Kecintaan berlebihan terhadap dunia bisa menggelapkan hati, membuat seseorang jauh dari Allah SWT, dan memudarkan iman serta akhlak yang baik.
Menurut ulama tasawuf, sifat ini termasuk dalam kategori penyakit hati yang serius. Orang yang dalam hatinya penuh dengan obsesi terhadap gemerlap dunia dan segala perhiasannya, berada dalam bahaya besar. Penyakit ini bukan hanya merusak hati, tapi juga bisa menghancurkan kehidupan seseorang.
Dalam Al-Qur'an Surah Al-Hadid ayat 20, Allah SWT sudah memperingatkan mengenai hal ini, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Artinya: "Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya."
2. Dengki atau Hasad
Dengki atau hasad adalah akar dari segala bentuk penyakit hati. Hasad menyalakan api kebencian dalam hati yang dapat memadamkan semua potensi kebaikan hati yang ada.
Saat hati sudah tertutupi oleh kabut kebencian akibat hasad, pandangan seseorang terhadap orang lain pun menjadi sempit.
Ia akan sulit menerima kebahagiaan orang lain, terutama ketika melihat seseorang yang hidupnya dipenuhi dengan nikmat dan karunia. Rasa dengki ini hanya akan membawa kerusakan bagi diri sendiri dan menjauhkan kita dari ketenangan hati.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa ayat 54:
اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ فَقَدْ اٰتَيْنَآ اٰلَ اِبْرٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا
Artinya: "Ataukah mereka dengki kepada manusia karena karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah menganugerahkan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim dan Kami telah menganugerahkan kerajaan (kekuasaan) yang sangat besar kepada mereka."
3. Sombong dan Ujub
Sombong (al-kibr) dan ujub (bangga diri) adalah sifat tercela yang sangat berbahaya bagi hati manusia. Kedua sifat ini saling berkaitan dan menjadi ciri khas sifat-sifat iblis yang hanya membawa kerugian bagi orang yang memiliki sifat ini.
Sifat sombong adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa lebih tinggi dari orang lain. Sifat ini tampak dari tindakan atau perbuatan yang menunjukkan kesombongan secara lahiriah. Sedangkan ujub adalah perasaan bangga diri yang timbul dari dalam hati.
Sifat ujub muncul ketika seseorang merasa bahwa segala yang dimilikinya baik ilmu, kekayaan, maupun kemampuan adalah hasil jerih payahnya sendiri tanpa mengakui bahwa semuanya adalah karunia dari Allah SWT.
Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur'an surah Luqman ayat 18 tentang bahayanya kesombongan:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
Artinya: "Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri."
4. Riya'
Riya' adalah salah satu penyakit hati yang sering kali tersembunyi tapi memiliki dampak yang hampir setara dengan syirik.
Rasulullah SAW menyebut riya' sebagai "syirik kecil" karena bentuknya yang samar dan sering tidak disadari oleh pelakunya. Riya' secara umum diartikan sebagai melakukan suatu kebaikan dengan tujuan memperoleh pujian, sanjungan, atau pengakuan dari manusia.
Rasulullah SAW menggambarkan betapa halusnya riya' ini, bahkan lebih halus dari jejak seekor semut hitam di atas batu hitam di malam hari yang gelap gulita.
Penyakit hati ini muncul ketika seseorang melakukan amal kebaikan tapi niatnya bukan karena ikhlas kepada Allah SWT, melainkan berharap apresiasi dari manusia.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang memperlihatkan amalannya karena ia riya', maka Allah akan memperlihatkan ketidakikhlasannya itu dan barang siapa yang berbuat riya', maka Allah akan menampakkan riya'-nya itu." (Muttafaq 'Alaih)
5. Amarah dan Dendam
Marah (ghadab) adalah luapan emosi yang timbul karena tidak suka terhadap sesuatu atau merasa terganggu oleh keadaan yang tidak menyenangkan.
Dalam batas wajar, sifat ini bisa dikendalikan. Namun jika berlebihan, amarah bisa menjadi racun bagi hati. Marah yang tidak terkendali dapat menghancurkan hati dan menimbulkan kebencian yang berlarut-larut.
Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya mengendalikan amarah. Sebuah hadits dari Abu Hurairah menceritakan bahwa seseorang meminta nasihat kepada Rasulullah SAW, beliau hanya menjawab, "Jangan marah." Permintaan nasihat itu diulang beberapa kali, tapi jawabannya tetap, "Jangan marah."
"Seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah SAW, 'Berilah aku nasihat. Beliau menjawab, Jangan marah. Nabi mengulanginya beberapa kali, Jangan marah!" (HR al-Bukhari).
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menahan amarah agar tidak merusak hati dan jiwa. Marah yang perlu dihindari adalah yang melampaui batas dan tidak didasarkan pada kebenaran.
6. Tamak atau Rakus
Tamak atau rakus adalah sifat yang sangat tercela, dianggap sebagai sumber kehinaan dan bencana. Dorongan syahwat yang terus menginginkan lebih banyak dari apa yang sudah dimiliki tanpa pernah merasa puas adalah akar dari sifat ini.
Baik itu terkait harta dunia, ilmu, jabatan, atau apa pun yang menggiurkan, sifat tamak ini menjerumuskan hati pada keburukan. Sifat ini jelas menjadi bagian dari penyakit hati yang merusak.
Tamak pada harta dunia, misalnya, merupakan salah satu contoh konkret bagaimana manusia selalu merasa kurang, meski telah diberi banyak nikmat oleh Allah SWT.
Apa yang dimiliki dianggap tidak cukup, hingga terus mengandai-andai untuk mendapatkan lebih banyak lagi, bahkan berangan-angan tentang sesuatu yang bukan haknya. Hal ini membuat manusia lupa bahwa dunia dan segala isinya hanyalah ujian, bukan tujuan.
Dalam Al-Qur'an surah At-Tagabun ayat 15, Allah SWT memperingatkan kita:
اِنَّمَآ اَمْوَالُكُمْ وَاَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗٓ اَجْرٌ عَظِيْمٌ
Artinya: "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allahlah (ada) pahala yang besar."
7. Mengikuti Hawa Nafsu
Mengikuti hawa nafsu adalah salah satu bentuk akhlak tercela yang berbahaya bagi kehidupan spiritual seseorang. Sifat ini tidak hanya merusak hati, tetapi juga menjerumuskan pelakunya ke dalam penderitaan yang sangat besar.
Hawa nafsu cenderung mengajak manusia pada tindakan yang berlebihan dan menyimpang dari jalan kebenaran, menjauhkan mereka dari Allah SWT.
Ketika hati sudah dikuasai oleh hawa nafsu, ia tidak lagi mengingat Tuhannya, bahkan segala tindakan yang dilakukan sering kali melebihi batas yang telah ditetapkan oleh agama.
Allah SWT dalam surah Al-Kahfi ayat 28 memberikan peringatan kepada kita dalam firman-Nya:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا
Artinya: "Bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas."
8. Kikir Atau Bakhil
Kikir atau bakhil adalah sifat tercela yang termasuk dalam salah satu penyakit hati yang paling buruk.
Sikap ini sangat dibenci oleh Allah SWT, karena orang yang kikir tidak hanya menahan hartanya sendiri, tetapi juga sering mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Sifat bakhil ini menghalangi seseorang dari memberi, meskipun dia memiliki kecukupan.
Dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 37, Allah SWT berfirman mengenai sifat kikir:
ۨالَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُوْنَ مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًاۚ
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang kikir, menyuruh orang (lain) berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan."
9. Buruk Sangka
Buruk sangka adalah salah satu sifat tercela yang tergolong dalam penyakit hati yang berbahaya. Sifat ini membawa dampak negatif pada diri seseorang karena mengotori pikiran dan hati dengan prasangka buruk yang dapat menghancurkan hubungan baik dengan orang lain.
Islam sangat menekankan pentingnya bersikap husnuzan atau berprasangka baik, baik kepada Allah SWT, sesama manusia, maupun terhadap diri sendiri.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Yunus ayat 36 yang berbunyi:
وَمَا يَتَّبِعُ اَكْثَرُهُمْ اِلَّا ظَنًّاۗ اِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِيْ مِنَ الْحَقِّ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِمَا يَفْعَلُوْنَ
Artinya: "Kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikit pun berguna menyangkut (perolehan) kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan."
Cara Mengendalikan Penyakit Hati dalam Islam
Dalam Islam, terdapat beberapa cara untuk mengendalikan penyakit hati yang diajarkan oleh para ulama.
Dikutip dari arsip detikHikmah dijelaskan, menurut Syekh Ibrahim Al-Khawash yang dikutip oleh Imam Al-Qusyairi dalam Ar-Risalatul Qusyairiyah, terdapat lima langkah utama yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit hati, yaitu:
- Membaca Al-Qur'an dengan penuh penghayatan dan perenungan.
- Mengatur pola makan agar tidak berlebihan, misalnya dengan berpuasa.
- Melakukan salat Tahajud atau zikir di malam hari.
- Merendahkan diri di hadapan Allah SWT, terutama pada waktu akhir malam.
- Bergaul dengan orang-orang yang saleh.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali dalam Minhajul Abidin menambahkan bahwa penyembuhan penyakit hati dapat dilakukan melalui dua jenis amalan, yaitu amalan lahiriah dan batiniah.
Amalan lahiriah mencakup salat, puasa, zakat, dan mencari rezeki halal. Sedangkan amalan batiniah lebih kepada menjaga niat dan sikap hati seperti taubat, ikhlas, syukur, jujur, dan tawakal.
Dengan menggabungkan kedua jenis amalan tersebut, hati dapat tetap bersih dari penyakit-penyakit batin yang dapat merusak iman serta hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia.
Demikianlah penjelasan mengenai penyakit hati dalam Islam serta bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Semoga kita semua terhindar dari segala bentuk penyakit hati.
(inf/inf)
Komentar Terbanyak
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!