Pandangan Islam tentang Sihir dan Bagaimana Cara Menghindarinya

Pandangan Islam tentang Sihir dan Bagaimana Cara Menghindarinya

Tia Kamilla - detikHikmah
Senin, 15 Des 2025 17:00 WIB
Pandangan Islam tentang Sihir dan Bagaimana Cara Menghindarinya
Ilustrasi setan. Foto: h9images/Freepik
Jakarta -

Sihir sering terdengar menyeramkan dan bikin hati tidak tenang. Dalam Islam, sihir menjadi salah satu perbuatan yang dilarang karena bisa merusak iman dan menyakiti orang lain. Caranya dilakukan dengan meminta bantuan dari setan atau jin. Sihir sudah ada sejak zaman dahulu. Karena itu, umat Islam diajak untuk mengenal apa itu sihir, bagaimana pandangan Islam tentangnya, dan mengapa kita harus menjauhinya sejak dini.

Lalu, apa saja dalil dalam Al-Qur'an dan hadis yang membahas tentang sihir? Dan bagaimana cara sederhana agar kita bisa melindungi diri dan keluarga dari pengaruhnya? Penjelasannya bisa kamu simak di pembahasan berikut ini.

Apa Itu Sihir dalam Pandangan Islam?

Dikutip dari buku Ensiklopedia Al-Qur'an dan Hadis Per Tema; Bagian 4 Agama Islam karya Jumanta, secara bahasa, menurut Al-Laits, sihir itu perbuatan yang dilakukan dengan bantuan setan, sehingga pelakunya jadi dekat dengan setan. Menurut Al-Azhari, inti sihir adalah mengubah sesuatu dari bentuk aslinya menjadi terlihat berbeda. Ibnu Manzhur menjelaskan, seolah-olah tukang sihir menampilkan hal yang salah seperti terlihat benar, dan menggambarkan sesuatu tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Senada dengan itu, Ibnu Faris menyebut sihir sebagai usaha menampakkan kebatilan dalam rupa kebenaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara istilah, Fakhruddin Ar-Razi menerangkan bahwa sihir berkaitan dengan hal-hal yang sebabnya tidak tampak, digambarkan tidak sesuai aslinya, dan dilakukan lewat tipu daya. Sementara itu, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi menjelaskan, sihir bisa berupa ikatan, jampi-jampi, ucapan lisan atau tulisan, atau perbuatan tertentu yang dapat memengaruhi tubuh, hati, atau akal seseorang, meski tanpa sentuhan langsung.

Mengutip buku Rahasia Dahsyat Energi Sapu Jagat Petunjuk Nabi Muhammad SAW karya M. Ghofur Khalil, sihir adalah kesepakatan antara tukang sihir dan setan. Dalam kesepakatan ini, pelaku sihir berani melakukan perbuatan haram, melanggar larangan agama, bahkan berbuat syirik, sebagai imbalan atas bantuan setan dan kesediaannya menuruti semua perintahnya.

ADVERTISEMENT

Islam mengakui bahwa sihir memang ada. Namun, praktik ini dilarang karena berkaitan dengan perbuatan syirik, yaitu menyekutukan Allah SWT. Pelaku sihir biasanya menjalin kesepakatan dengan setan dan bersedia melakukan hal-hal yang diharamkan demi mendapatkan bantuan.

Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi sihir dan segala bentuknya. Kekuatan apa pun yang ada di alam ini tetap berada di bawah kekuasaan Allah SWT, dan tidak ada satu pun yang pantas untuk dimintai pertolongan selain kepada-Nya.

Bentuk-bentuk dari Perbuatan Sihir

Ada beberapa perbuatan sihir yang biasanya dilakukan, misalnya:

1. Menyembah berhala, api, atau hewan tertentu.

2. Melakukan perbuatan buruk dan berbagai kemungkaran.

3. Mengagungkan jin dan setan, lalu sering meminta bantuan kepada mereka.

4. Adanya kerja sama antara tukang sihir dan setan, sehingga keduanya saling membantu dalam berbagai urusan, terutama untuk hal-hal yang buruk.

Dalil Al-Qur'an dan Hadits tentang Larangan Sihir

Sihir bukan hal baru yang muncul di zaman sekarang. Sejak dulu, praktik ini sudah dikenal dan digunakan oleh sebagian orang untuk menyakiti atau memengaruhi orang lain. Bahkan, dalam sejarah Islam diceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah menjadi sasaran sihir yang dilakukan oleh seorang Yahudi bernama Labid bin A'sham. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa sihir memang nyata, tetapi Allah SWT selalu menjaga Nabi-Nya.

Islam dengan tegas melarang praktik sihir karena dampaknya yang merusak akidah dan membahayakan sesama. Larangan ini dijelaskan secara jelas dalam Al-Qur'an, salah satunya melalui Surat Al-Baqarah ayat 102,

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Wattaba'ū mā tatlusy-syayāṭīnu 'alā mulki sulaimān(a), wa mā kafara sulaimānu wa lākinnnasy-syayāṭīna kafarū yu'allimūnan-nāsas siḥr(a), wa mā unzila 'alal-malakaini bibābila hārūta wa mārūt(a), wa mā yu'allimāni min aḥadin ḥattā yaqūlā innamā naḥnu fitnatun falā takfur, fayata'allamūna minhumā mā yufarriqūna bihī bainal-mar'i wa zaujih(ī), wa mā hum biḍarrīna bihī min aḥadin illā bi'iżnillāh(i), wa yata'allamūna mā yaḍurruhum wa lā yanfa'uhum, wa laqad 'alimū lamanisytarāhu mā lahū fil-ākhirati min khalāq(in), wa labi'sa mā syarau bihī anfusahum, lau kānū ya'lamūn(a).

Artinya: "Mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kufur, tetapi setan-setan itulah yang kufur. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah fitnah (cobaan bagimu) oleh sebab itu janganlah kufur!" Maka, mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Sungguh, mereka benar-benar sudah mengetahui bahwa siapa yang membeli (menggunakan sihir) itu niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Sungguh, buruk sekali perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui(-nya)."

Melalui ayat ini, Allah SWT dengan lembut tapi tegas mengingatkan bahwa sihir berasal dari ajaran setan dan membawa manusia pada kekufuran. Sihir digambarkan sebagai ujian yang bisa menjerumuskan, karena dampaknya bukan hanya menyakiti diri sendiri, tetapi juga merusak hubungan antar manusia, bahkan memisahkan suami dan istri.

Meski begitu, Allah SWT juga menenangkan hati hamba-Nya dengan penjelasan bahwa sihir tidak akan mampu mencelakakan siapa pun tanpa izin-Nya. Artinya, kekuatan sihir sangat lemah di hadapan kekuasaan Allah. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak takut berlebihan, melainkan memperkuat iman dan menjauhi segala bentuk praktik sihir agar hidup tetap aman, tenang, dan diridai Allah SWT.

Selain itu, mengutip sumber sebelumnya, yaitu buku Rahasia Dahsyat Energi Sapu Jagat Petunjuk Nabi Muhammad SAW, soal sihir juga dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Ahmad dan Hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga golongan yang mereka tidak bakal masuk surga (yaitu): peminum khamer, memutuskan tali persaudaraan, dan orang yang membenarkan sihir." (HR. Ahmad dan Hakim).

Lalu, dalam hadits riwayat Bazzar RA dengan sanad yang baik, Rasulullah SAW juga bersabda, "Bukan termasuk golongan kami, orang yang beranggapan malang karena suatu tanda atau meminta tebak atas kemalangannya, atau menunggu atau minta ditenungkan atau melakukan sihir, atau minta disihirkan."

Artinya, bukan hanya dukun atau tukang sihir saja yang akan mendapat azab dari Allah SWT. Orang yang datang kepada mereka untuk menyantet atau menyihir orang lain juga ikut memikul dosa besar. Ancaman yang menanti sangat berat, yaitu neraka. Jadi, kalau tidak ingin masuk neraka, jangan pernah bermain-main dengan sihir.

Cara agar Terhindar dari Sihir Menurut Islam

Orang yang percaya sepenuh hati dan selalu berlindung kepada Allah SWT akan dijaga dari bahaya sihir. Selama hati bergantung kepada-Nya, perlindungan Allah akan selalu menyertai.

Sebaliknya, jika seseorang malah meminta pertolongan kepada selain Allah SWT, seperti dukun atau orang yang mempelajari ilmu sihir, maka Allah SWT akan membiarkannya menghadapi masalahnya sendiri.

Ada beberapa amalan sederhana yang bisa dilakukan sebagai cara agar terhindar dari sihir menurut ajaran Islam, di antaranya:

1. Rajin Beribadah kepada Allah SWT

Agar terjaga dari sihir, seorang muslim perlu rajin beribadah kepada Allah SWT. Ibadah dilakukan dengan ikhlas, hanya mengharap ridha Allah SWT semata.

2. Perbanyak Membaca Al-Qur'an

Sihir adalah perbuatan yang melibatkan setan. Mengutip buku Bebas Penyakit dengan Ruqyah karya Said Abdul Azhim, membaca Al-Qur'an dapat menjadi pelindung dari sihir dan menolak pengaruh buruknya. Surah Al-Baqarah dikenal sebagai surah yang bisa dibaca untuk menjaga diri sekaligus mengusir sihir.

Selain itu, beberapa riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW juga membaca surah Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Ikhlas untuk memohon perlindungan Allah SWT dari gangguan sihir.

3. Membaca Ayat Kursi

Mengutip buku Terapi Ruqyah: Pendidikan Spiritual Amaliah Dzikir Qur'ani dan Nabawi karya Badrudin, membaca ayat kursi disertai doa kepada Allah SWT menjadi salah satu cara agar terhindar dari sihir. Amalan ini bisa dilakukan dengan membaca ayat kursi setelah salat lima waktu dan sebelum tidur, sebagaimana ayat kursi terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 255,

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Allāhu lā ilāha illā huw(a), al-ḥayyul-qayyūm(u), lā ta'khużuhū sinatuw wa lā naum(un), lahū mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), man żal-lażī yasyfa'u 'indahū illā bi'iżnih(ī), ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭūna bisyai'im min 'ilmihī illā bimā syā'(a), wasi'a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ(a), wa lā ya'ūduhū ḥifẓuhumā, wa huwal-'aliyyul-'aẓīm(u).

Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

4. Membaca Dua Ayat Terakhir Surah Al-Baqarah

Amalan lainnya agar terhindar dari sihir atau gangguan mistis adalah membaca dua ayat terakhir Surah Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Berikut adalah bunyi kedua ayatnya:

- Surah Al-Baqarah ayat 285

اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

Āmanar-rasūlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu'minūn(a), kullun āmana billāhi wa malā'ikatihī wa kutubihī wa rusulih(ī), lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih(ī), wa qālū sami'nā wa aṭa'nā, gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr(u).

Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Mereka juga berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.'"

- Surah Al-Baqarah ayat 286

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu'ākhiżnā in nasīnā au akhṭa'nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣran kamā ḥamaltahū 'alal-lażīna min qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih(ī), wa'fu 'annā, wagfir lanā, warḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal qaumil-kāfirīn(a).

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) 'Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.'"

5. Membaca Ta'awudz

Membaca ta'awudz juga termasuk amalan sederhana untuk melindungi diri dari sihir, santet, dan gangguan mistis lainnya. Ta'awudz bisa dibaca pada sore hari sebanyak tiga kali, atau diamalkan setiap kali memasuki suatu tempat. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi suatu tempat, hendaklah membaca: A'uudzu bi kalimaatillaahit taammaati min syarri maa khalaq." (HR. Muslim).

6. Membaca Zikir di Pagi dan Sore Hari

Membaca zikir membuat kita terhindar dari gangguan sihir. Amalan ini bisa dibaca sebanyak tiga kali di pagi dan sore hari. Berikut adalah bacaan zikirnya:

- Zikir Pertama

"Bismillahilladzi laa yadhurru ma'a ismihi syai'un fil-ardi wa laa fissamaa'i wa huwas samii'ul-'allim."

Artinya: "Dengan nama Allah yang Bersama nama-Nya tidak celaka sesuatu pun yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

-Zikir Kedua

"Hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa 'alayhi tawakkaltu wahuwa rabbul 'arsyil-adzhim."

Artinya: "Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang Agung."

-Zikir Ketiga

"Allaahumma innii a'udzu bika min hamazaatisy-syayaathiin wa a'uudzu bika rabbi an yahdhurun."

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan setan dan aku berlindung kepada-Mu dari segala gangguan setan yang mendatangiku."

-Zikir Keempat

"A'udzu bi 'izzatillaahi wa qudratihi mimma ajidu wa uhaadhiru."

Artinya: "Aku berlindung dengan kekuatan Allah dan kehendak-Nya dari sakit dan nyeri yang aku alami."

7. Melafalkan Doa Terhindar dari Sihir

Cara sederhana lainnya adalah rutin membaca doa perlindungan dari gangguan sihir. Berikut adalah bacaan doanya:

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Laa ilaha illallah wahdahu la syarika lahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit, wa huwa 'ala syai'in qadir

Artinya: "Tidak ada Tuhan Selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik Allah segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Doa ini dianjurkan dibaca sebanyak 100 kali setiap hari. Doa penangkal sihir bisa dibaca kapan saja, terutama setelah bangun tidur, sebelum tidur, serta setelah salat wajib dan salat sunah.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads