Mengenal Hasad, Penyakit Hati yang Harus Dihindari Muslim

Mengenal Hasad, Penyakit Hati yang Harus Dihindari Muslim

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 01 Okt 2024 14:03 WIB
ghibah
Ilustrasi hasad (Foto: Getty Images/Aang Permana)
Jakarta -

Hasad adalah perbuatan tercela yang harus dihindari muslim. Hasad juga diartikan sebagai dengki.

Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya, "Jauhilah oleh kalian sifat dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." (HR Abu Dawud)

Dalam hadits lain Nabi Muhammad SAW melarang muslim untuk memiliki sifat hasad. Berikut bunyi sabdanya,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Janganlah kalian saling menghasut, saling membenci, saling memata-matai, saling membukakan aib, saling tipu, dan saling menjatuhkan. Tetapi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara." (HR Muslim)

Apa Itu Hasad?

Menukil As Suluk Al-Ijtima'iy fil Islam oleh Syaikh Hasan Ayyub terjemahan Nabhani Idris, hasad adalah iri. Orang dengan sifat tersebut menginginkan nikmat yang dimiliki sesama muslim hilang atau lenyap.

ADVERTISEMENT

Orang yang memiliki sifat hasad harus berjuang mengendalikan hawa nafsunya. Jika tidak begitu, maka sifat hasad menjadi makin kuat.

Turut diterangkan dalam buku Mengajak pada Kebaikan yang disusun Ipop S Purintyas dkk bahwa Al-Qurthubi mengartikan hasad adalah dosa yang pertama kali dilakukan di langit dan bumi. Ketika di langit, dosa ini dilakukan oleh iblis kepada Nabi Adam AS, sementara di bumi dosa hasad dilakukan oleh Qabil yang membunuh Habil karena dinikahkan dengan saudaranya yang lebih cantik.

Orang yang memiliki sifat hasad akan selalu berada dalam Al Hamm atau kesulitan memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Selain itu, mereka juga berada pada Al Hazn yang artinya kesulitan memikirkan sesuatu yang sudah terjadi.

Oleh sebab itu, orang-orang dengan penyakit hasad sibuk memikirkan masa depan orang lain dan nikmat Allah SWT yang diberikan kepada orang lain. Hatinya merasa sakit karena mengharap nikmat yang tidak kunjung datang pada dirinya.

Dua Macam Hasad yang Perlu Dipahami

Diterangkan dalam Kitabul-Aadab oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub terjemahan Azhar Khalid Seff dan Muh Hidayat, terdapat dua macam hasad yaitu hasad terpuji dan hasad tercela. Hasad tercela berarti seseorang menginginkan nikmat atau kesenangan yang ada pada orang lain itu hilang, ini tergolong sebagai perbuatan zalim, jahat dan permusuhan.

Sementara itu, hasad terpuji atau disebut ghibthah adalah ingin menjadi seperti orang yang memiliki suatu nikmat, tanpa mengharapkan kenikmatan yang di tangan orang itu hilang. Inilah yang dimaksud dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

"Tidak ada hasad kecuali pada dua hal: (hasad) kepada seorang lelaki yang diberikan Al-Qur'an oleh Allah yang dia baca setiap malam dan hasad kepada seorang lelaki yang diberikan harta oleh Allah yang dia sedekahkan di malam dan siang hari." (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Obat Penyakit Hasad

Merujuk pada As Suluk Al-Ijtima'iy fil Islam, obat penyakit hasad adalah rida kepada takdir Allah SWT, mengendalikan jiwa dan mengekangnya dengan penyesalan sampai ia mencintai kebaikan apda orang lain sebagaimana ia mencintainya pada diri sendiri. Sebab, hasad dikategorikan sebagai dosa besar oleh sebagian ulama.

Hasad memakan hati pengidapnya sampai menjadikannya sebagai manusia yang keras hati, buruk perangainya dan tidak suka kebaikan. Pemilik sifat hasad membenci ketetapan Allah SWT dan nikmat-Nya.

Obat lainnya dari penyakit hati hasad adalah tunduk penuh ikhlas serta kejujuran kepada Allah SWT. Dengan begitu, niscaya hatinya berlimpahkan cahaya dan dadanya terbuka terhadap kebaikan.

Pengendalian jiwa harus dilakukan dengan pernyataan atau perbuatan yang tidak menyakitkan orang lain. Jika tidak mampu begitu, hendaknya pemilik sifat hasad meninggalkan lingkungan dan teman yang mendukungnya dalam memiliki sifat buruk tersebut.




(aeb/kri)

Hide Ads