4 Adab Terhadap Diri Sendiri bagi Muslim, Apa Saja?

4 Adab Terhadap Diri Sendiri bagi Muslim, Apa Saja?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Rabu, 09 Okt 2024 17:45 WIB
zikir
Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Adab atau etika adalah hal penting bagi setiap muslim dalam kehidupan sosial maupun beragama. Salah satu kunci utama mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat adalah dengan beradab terhadap diri sendiri.

Allah SWT berfirman dalam surat Asy Syams ayat 9-10,

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."

Menukil dari Hikmatut-Tasyri Wa Falsafatuh susunan Syaikh Ali Ahmad Jurjawi yang diterjemahkan Nabhani Idris, memiliki adab terhadap diri sendiri mencegah anggota badan dari setiap larangan syariat. Mulai dari membuka aurat, berdusta, sifat dengki, buruk sangka, menipu dan sejenisnya.

ADVERTISEMENT

Lantas, apa saja adab terhadap diri sendiri bagi muslim yang perlu dipahami?

Adab Terhadap Diri Sendiri

Berikut sejumlah adab terhadap diri sendiri yang dapat dipahami muslim seperti dikutip dari buku Panduan Muslim Sesuai Al-Qur'an dan As Sunnah oleh Abu Zakariya Sutrisno.

1. Taubat

Adab terhadap diri sendiri yang pertama adalah bertaubat. Ketika bertaubat, muslim menyesali dan meninggalkan seluruh dosa serta kesalahan yang telah lalu.

Taubat adalah sebab keberuntungan yang paling utama karena dengannya seseorang menyadari kesalahan dan kekurangan dirinya, kemudian melakukan perbaikan. Allah SWT berfirman dalam surat An Nur ayat 31,

وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: "... Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."

2. Muraqabah

Adab terhadap diri sendiri lainnya adalah muraqabah. Muraqabah artinya selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga berhati-hati dalam berbuat maupun berkata.

Muslim yang menghadirkan pada dirinya muraqabatullah akan menjadi orang yang muhsin (yang selalu berusaha melakukan kebaikan. Ini menjadi derajat agama atau keislaman yang paling tinggi sebagaimana firman Allah SWT pada surat An Nisa ayat 125,

وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا

Artinya: "Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun muhsin (mengerjakan kebaikan), dan mengikuti ajaran Nabi Ibrahim yang lurus."

3. Muhasabah

Selanjutnya ada muhasabah. Muhasabah adalah mengevaluasi diri atas apa yang telah dilakukan, sebab manusia tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Hasyr ayat 18,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

4. Mujahadah

Mujahadah artinya bersungguh-sungguh. Secara istilah, mujahadah dipahami sebagai tindakan bersungguh-sungguh memerangi hawa nafsu.

Hawa nafsu adalah musuh yang paling berbahaya bagi diri sendiri. Orang yang bersungguh-sungguh niscaya dibukakan jalan kebaikan oleh Allah SWT seperti firman-Nya dalam surat Al Ankabut ayat 69,

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik."




(aeb/lus)

Hide Ads