Ada beberapa hukum tajwid dalam surah Ibrahim ayat 9. Ibrahim adalah surah ke-14 dalam urutan mushaf Al-Qur'an yang terdiri dari 52 ayat.
Memahami hukum tajwid penting bagi orang yang membaca Al-Qur'an. Dikutip dari buku Ilmu Tajwid Lengkap yang disusun oleh H. Sayuti disebutkan hukum mempelajari ilmu tajwid sendiri adalah fardhu kifayah, yang berarti kewajiban bagi sebagian umat Islam. Namun, membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid merupakan fardhu 'ain atau kewajiban bagi setiap muslim.
Tajwid ini terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Salah satunya dalam surah Ibrahim ayat 9.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surah Ibrahim Ayat 9 Arab, Latin dan Artinya
Ψ§ΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ£ΩΨͺΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ¨ΩΨ€ΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩ ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΨΩ ΩΩΩΨΉΩΨ§Ψ―Ω ΩΩΩΨ«ΩΩ ΩΩΩΨ―Ω ΫΫ ΩΩΨ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΫ’ Ψ¨ΩΨΉΩΨ―ΩΩΩΩ Ω Ϋ ΩΩΨ§ ΩΩΨΉΩΩΩΩ ΩΩΩΩ Ω Ψ§ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΫΨ¬ΩΨ§Ϋ€Ψ‘ΩΨͺΩΩΩΩ Ω Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ¨ΩΨ§ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩ°ΨͺΩ ΩΩΨ±ΩΨ―ΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ―ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΨ§ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΨ§ΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΨ±ΩΩΩΨ§ Ψ¨ΩΩ ΩΨ§Ω Ψ§ΩΨ±ΩΨ³ΩΩΩΨͺΩΩ Ω Ψ¨ΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩΩΩΨ§ ΩΩΩΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩ Ω ΩΩΩ ΩΩΨ§ ΨͺΩΨ―ΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩΨ§Ω Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΨ±ΩΩΩΨ¨
Latin: Alam ya'tikum naba'ul-laΕΌΔ«na min qablikum qaumi nΕ«αΈ₯iw wa 'Δdiw wa αΉ‘amΕ«d(a), wal-laΕΌΔ«na mim ba'dihim, lΔ ya'lamuhum illallΔh(u), jΔ'athum rusuluhum bil-bayyinΔti fa raddΕ« aidiyahum fΔ« afwΔhihim wa qΔlΕ« innΔ kafarnΔ bimΔ ursiltum bihΔ« wa innΔ lafΔ« syakkim mimmΔ tad'Ε«nanΔ ilaihi murΔ«b(in).
Artinya: "Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Samud, dan orang-orang setelah mereka? Tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka dengan (membawa) bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (sebagai tanda penolakan dan karena kebencian) dan berkata, "Sesungguhnya kami tidak percaya akan ajaran yang kamu bawa dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan menyangkut apa yang kamu serukan kepada kami."
Hukum Tajwid Ibrahim Ayat 9 dan Cara Membacanya
Tajwid surah Ibrahim ayat 9 terdiri dari izhar syafawi, alim lam atau idghom syamsiyah, ikhfa haqiqi, qalqalah, mad, thobi'i, mad aridh lissukun, lam tafkhim, mad jaiz munfashil, dan mad layyin. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Ψ§ΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ£ΩΨͺΩΩΩΩ Ω : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf ya'. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.
2. ΩΩΨ£ΩΨͺΩΩΩΩ Ω ΩΩΨ¨ΩΨ€ΩΨ§ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf nun. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.
3. ΩΩΨ¨ΩΨ€ΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, alif lam atau idghom syamsyiah yakni hamzah bertemu dengan alif lam yang di depannya terdapat huruf lam. Cara membacanya adalah dengan mengidghomkan atau mentasydidkan pada huruf setelahnya yaitu lam sehingga alif lam yang ada pada kalimat tersebut tidak dibaca meskipun tetap ada.
Kedua, mad thobi'i yakni huruf dzal yang memiliki harakat kasrah bertemu dengan ya' sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
4. Ω ΩΩΩ ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩ Ω : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, ikhfa haqiqi yakni nun sukun bertemu dengan huruf qaf. Maka cara membacanya adalah didengungkan dengan huruf berikutnya yaitu qaf.
Kedua terdapat hukum qalqalah sugra yaitu bertemunya huruf qalqalah ba di pertengahan kata bukan di akhir kata. Cara membacanya adalah dengan cara dipantulkan dengan suara yang kecil.
5. ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩ Ω : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf qaf. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.
Kedua, mad layyin yakni huruf qaf yang berharakat fathah bertemu dengan huruf wawu sukun. Cara membacanya bisa dengan dilunakkan atau secara lemas.
6. ΩΩΩΩΨΩ ΩΩΩ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad thobi'i yakni huruf nun yang memiliki harakat dhommah bertemu dengan wawu sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
Kedua, idghom bighunnah yakni huruf ha' memiliki harakat tanwin bertemu dengan huruf wawu. Maka cara membacanya adalah tanwin tersebut disatukan dengan huruf sesudahnya yaitu wawu atau ditasydidkan dan dibaca dengan didengungkan.
7. ΨΉΩΨ§Ψ―Ω ΩΩΩ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad thobi'i yakin huruf 'ain yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
Kedua, idghom bighunnah yakni huruf dal memiliki harakat tanwin bertemu dengan huruf wawu. Maka cara membacanya adalah tanwin tersebut disatukan dengan huruf sesudahnya yaitu wawu atau ditasydidkan dan dibaca dengan didengungkan.
8. Ψ«ΩΩ ΩΩΩΨ―Ω ΫΫ : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad aridh lissukun yakni huruf mim yang memiliki harakat dhommah bertemu dengan wawu sukun di akhir kalimat. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan dua hingga 6 harakat.
Kedua terdapat hukum qalqalah kubra yaitu bertemunya huruf qalqalah dal di akhir kata. Cara membacanya adalah dengan cara dipantulkan dengan suara yang besar. Lalu yang ketiga ada tanda waqaf di akhir kalimat yang dinamakan huruf waqfu aula yang berartikan berhenti lebih utama.
9. ΩΩΨ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, alif lam atau idghom syamsyiah yakni wawu bertemu dengan alif lam yang di depannya terdapat huruf lam. Cara membacanya adalah dengan mengidghomkan atau mentasydidkan pada huruf setelahnya yaitu lam sehingga alif lam yang ada pada kalimat tersebut tidak dibaca meskipun tetap ada.
Kedua, mad thobi'i yakni huruf dzal yang memiliki harakat kasrah bertemu dengan ya' sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
10. Ω ΩΩΩΫ’ Ψ¨ΩΨΉΩΨ―ΩΩΩΩ Ω ΫΨ§ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, iqlab yakni nun sukun bertemu dengan huruf ba'. Maka cara membacanya adalah dengan menyuarakan huruf nun menjadi mim dan mendengung kepada huruf ba'.
Kedua, ada tanda waqaf di akhir kalimat yang dinamakan huruf waqfu aula yang berartikan berhenti lebih utama.
11. ΩΩΨ§ ΩΩΨΉΩΩΩΩ ΩΩΩΩ Ω Ψ§Ω : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad thobi'i yakni huruf lam yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
Kedua, izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf hamzah. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.
12. Ψ§ΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩ°ΩΩ ΫΫ : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, lam tafkhim yakni terdapat huruf lam dalam lafadz Allah yang disebut lam jalalah dan huruf sebelumnya adalah lam yang berharakat fathah. Maka cara membacanya adalah ditebalkan dengan cara mengangkat lidah ke langit-langit mulut dan menekan dengan suara yang kuat.
Kedua, mad thobi'i yakni huruf lam jalalah yang memiliki harakat fathah tegak. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
Ketiga, ada tanda waqaf di akhir kalimat yang dinamakan huruf waqfu aula yang berartikan berhenti lebih utama.
13. Ψ¬ΩΨ§Ϋ€Ψ‘Ω : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad wajib muttashil yakni mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah yang memiliki harakat. Cara membacanya dengan dipanjangkan dua setengah alif atau lima harakat.
14. ΨͺΩΩΩΩ Ω Ψ±ΩΨ³ΩΩΩΩΩΩ Ω Ψ¨ΩΨ§ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf ra'. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.
Kedua, ikhfa syafawi yakni huruf mim sukun bertemu dengan huruf ba'. Cara membacanya dapat mendengungkan huruf mim ke huruf setelahnya yaitu ba'.
15. Ψ¨ΩΨ§ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩ°ΨͺΩ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, alif lam atau idzhar qomariah yakni wawu bertemu dengan alif lam yang di depannya terdapat huruf ba'. Cara membacanya adalah dengan terang dan jelas disebutkan huruf lamnya.
Kedua, mad thobi'i yakni huruf nun yang memiliki harakat fathah tegak. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
16. ΩΩΨ±ΩΨ―ΩΩΩΩΩΨ§ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad jaiz munfashil yakni mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.
17. Ψ§ΩΩΩΨ―ΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΩΩΩΩ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad layyin yakni huruf alif yang berharakat fathah bertemu dengan huruf ya' sukun. Cara membacanya bisa dengan dilunakkan atau secara lemas.
Kedua izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf fa'. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.
18. ΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΨ§ΩΩΩΩΩ Ω ΩΩ : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad jaiz munfashil yakni mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.
Kedua, mad thobi'i yakni huruf wawu yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
Ketiga, izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf ya'. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.
19. ΩΩΨ§ΩΩΩΩΩΨ§ Ψ§ΩΩΩΩΨ§ : Terdapat empat hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad thobi'i yakni huruf qaf yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
Kedua, mad jaiz munfashil dimana mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.
Ketiga, ghunnah yakni nun memiliki harakat tasydid. Cara membacanya adalah didengungkan dan ditahan ke huruf nun.
Keempat, mad thobi'i yakni huruf nun yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
20. ΩΩΩΩΨ±ΩΩΩΨ§ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad thobi'i yakni huruf nun yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
21. Ψ¨ΩΩ ΩΨ§Ω Ψ§ΩΨ±Ω : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad jaiz munfashil dimana mad thobi'I bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.
22. Ψ§ΩΨ±ΩΨ³ΩΩΩΨͺΩΩ Ω Ψ¨ΩΩΩ ΩΩ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama adalah adalah ikhfa syafawi dimana huruf mim sukun bertemu dengan huruf ba'. Cara membacanya dapat mendengungkan huruf mim ke huruf setelahnya yaitu ba'. Lalu yang kedua adalah mad shilah qoshiirah dimana huruf ha dhommir bertemu dengan huruf wawu berharakat. Maka cara membacanya dengan dipanjangkan satu alif atau dua harakat seperti mad thobi'i.
23. Ψ§ΩΩΩΩΨ§ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama adalah ghunnah dimana nun memiliki harakat tasydid. Cara membacanya adalah didengungkan dan ditahan ke huruf nun. Lalu yang kedua adalah mad thobi'I dimana huruf nun yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
24. ΩΩΩΩΩΩ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad thobi'i yakni huruf fa' yang memiliki harakat kasrah bertemu dengan ya' sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
25. Ψ΄ΩΩΩΩ Ω ΩΩΩ ΩΩΨ§ : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, idghom bighunnah yakni huruf kaf yang memiliki harakat kasratain atau tanwin bertemu dengan huruf mim. Maka cara membacanya adalah tanwin tersebut disatukan dengan huruf sesudahnya yaitu mim atau ditasydidkan dan dibaca dengan didengungkan.
Kedua, idghom mutamaatsilain yakni huruf mim bertemu dengan huruf mim. Maka cara membacanya dapat didengungkan ke huruf setelahnya yaitu mim.
Ketiga, mad thobi'i yakni huruf mim yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
26. ΨͺΩΨ―ΩΨΉΩΩΩΩΩΩΩΨ§Ω Ψ§Ω : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, qalqalah sugra yaitu bertemunya huruf qalqalah yaknil dal di pertengahan kata bukan di akhir kata. Cara membacanya adalah dengan cara dipantulkan dengan suara yang kecil.
Kedua, mad thobi'i yakni huruf 'ain yang memiliki harakat dhommah bertemu dengan wawu sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.
Ketiga, mad jaiz munfashil yakni mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.
27. Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ Ω ΩΨ±ΩΩΩΨ¨ : Terdapat empat hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad layyin yakni huruf lam yang berharakat fathah bertemu dengan huruf ya' sukun. Cara membacanya bisa dengan dilunakkan atau secara lemas.
Kedua, mad shilah qoshiirah yakni huruf sebelum ha' dhommir adalah sukun yakni ya'. Maka cara membacanya adalah tidak boleh dipanjangkan.
Ketiga, mad aridh lissukun yakni huruf ra' yang memiliki harakat kasrah bertemu dengan ya' sukun di akhir kalimat. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan dua hingga enam harakat.
Terakhir adalah qalqalah kubra yaitu bertemunya huruf qalqalah yakni ba di akhir kata. Cara membacanya adalah dengan cara dipantulkan dengan suara yang besar.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!