Tajwid Ibrahim Ayat 9 Lengkap Penjelasan dan Cara Membaca

Tajwid Ibrahim Ayat 9 Lengkap Penjelasan dan Cara Membaca

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Senin, 07 Okt 2024 17:02 WIB
Reading Al Quran in the mosque
Membaca Al-Qur'an. Foto: iStock
Jakarta -

Ada beberapa hukum tajwid dalam surah Ibrahim ayat 9. Ibrahim adalah surah ke-14 dalam urutan mushaf Al-Qur'an yang terdiri dari 52 ayat.

Memahami hukum tajwid penting bagi orang yang membaca Al-Qur'an. Dikutip dari buku Ilmu Tajwid Lengkap yang disusun oleh H. Sayuti disebutkan hukum mempelajari ilmu tajwid sendiri adalah fardhu kifayah, yang berarti kewajiban bagi sebagian umat Islam. Namun, membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid merupakan fardhu 'ain atau kewajiban bagi setiap muslim.

Tajwid ini terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Salah satunya dalam surah Ibrahim ayat 9.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surah Ibrahim Ayat 9 Arab, Latin dan Artinya

Ψ§ΩŽΩ„ΩŽΩ…Ω’ ΩŠΩŽΨ£Ω’Ψͺِكُمْ Ω†ΩŽΨ¨ΩŽΨ€ΩΨ§ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ مِنْ Ω‚ΩŽΨ¨Ω’Ω„ΩΩƒΩΩ…Ω’ Ω‚ΩŽΩˆΩ’Ω…Ω Ω†ΩΩˆΩ’Ψ­Ω ΩˆΩ‘ΩŽΨΉΩŽΨ§Ψ―Ω ΩˆΩ‘ΩŽΨ«ΩŽΩ…ΩΩˆΩ’Ψ―ΩŽ Ϋ•Ϋ— ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ مِنْے Ψ¨ΩŽΨΉΩ’Ψ―ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ Ϋ— Ω„ΩŽΨ§ ΩŠΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ Ψ§ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§ اللّٰهُ Ϋ—Ψ¬ΩŽΨ§Ϋ€Ψ‘ΩŽΨͺْهُمْ رُسُلُهُمْ Ψ¨ΩΨ§Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΩŠΩ‘ΩΩ†Ω°Ψͺِ ΩΩŽΨ±ΩŽΨ―Ω‘ΩΩˆΩ’Ω“Ψ§ Ψ§ΩŽΩŠΩ’Ψ―ΩΩŠΩŽΩ‡ΩΩ…Ω’ ΩΩΩŠΩ’Ω“ Ψ§ΩŽΩΩ’ΩˆΩŽΨ§Ω‡ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ ΩˆΩŽΩ‚ΩŽΨ§Ω„ΩΩˆΩ’Ω“Ψ§ Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ§ ΩƒΩŽΩΩŽΨ±Ω’Ω†ΩŽΨ§ Ψ¨ΩΩ…ΩŽΨ§Ω“ اُرْسِلْΨͺُمْ بِهٖ ΩˆΩŽΨ§ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ§ Ω„ΩŽΩΩΩŠΩ’ Ψ΄ΩŽΩƒΩ‘Ω Ω…ΩΩ‘Ω…Ω‘ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΨ―Ω’ΨΉΩΩˆΩ’Ω†ΩŽΩ†ΩŽΨ§Ω“ Ψ§ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω Ω…ΩΨ±ΩΩŠΩ’Ψ¨

Latin: Alam ya'tikum naba'ul-laΕΌΔ«na min qablikum qaumi nΕ«αΈ₯iw wa 'ādiw wa αΉ‘amΕ«d(a), wal-laΕΌΔ«na mim ba'dihim, lā ya'lamuhum illallāh(u), jā'athum rusuluhum bil-bayyināti fa raddΕ« aidiyahum fΔ« afwāhihim wa qālΕ« innā kafarnā bimā ursiltum bihΔ« wa innā lafΔ« syakkim mimmā tad'Ε«nanā ilaihi murΔ«b(in).

ADVERTISEMENT

Artinya: "Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Samud, dan orang-orang setelah mereka? Tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka dengan (membawa) bukti-bukti yang nyata, tetapi mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (sebagai tanda penolakan dan karena kebencian) dan berkata, "Sesungguhnya kami tidak percaya akan ajaran yang kamu bawa dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan menyangkut apa yang kamu serukan kepada kami."

Hukum Tajwid Ibrahim Ayat 9 dan Cara Membacanya

Tajwid surah Ibrahim ayat 9 terdiri dari izhar syafawi, alim lam atau idghom syamsiyah, ikhfa haqiqi, qalqalah, mad, thobi'i, mad aridh lissukun, lam tafkhim, mad jaiz munfashil, dan mad layyin. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Ψ§ΩŽΩ„ΩŽΩ…Ω’ ΩŠΩŽΨ£Ω’Ψͺِكُمْ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf ya'. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.

2. ΩŠΩŽΨ£Ω’Ψͺِكُمْ Ω†ΩŽΨ¨ΩŽΨ€ΩΨ§ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf nun. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.

3. Ω†ΩŽΨ¨ΩŽΨ€ΩΨ§ Ψ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, alif lam atau idghom syamsyiah yakni hamzah bertemu dengan alif lam yang di depannya terdapat huruf lam. Cara membacanya adalah dengan mengidghomkan atau mentasydidkan pada huruf setelahnya yaitu lam sehingga alif lam yang ada pada kalimat tersebut tidak dibaca meskipun tetap ada.

Kedua, mad thobi'i yakni huruf dzal yang memiliki harakat kasrah bertemu dengan ya' sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

4. مِنْ Ω‚ΩŽΨ¨Ω’Ω„ΩΩƒΩΩ…Ω’ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, ikhfa haqiqi yakni nun sukun bertemu dengan huruf qaf. Maka cara membacanya adalah didengungkan dengan huruf berikutnya yaitu qaf.

Kedua terdapat hukum qalqalah sugra yaitu bertemunya huruf qalqalah ba di pertengahan kata bukan di akhir kata. Cara membacanya adalah dengan cara dipantulkan dengan suara yang kecil.

5. Ω‚ΩŽΨ¨Ω’Ω„ΩΩƒΩΩ…Ω’ Ω‚ΩŽΩˆΩ’Ω…Ω : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf qaf. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.

Kedua, mad layyin yakni huruf qaf yang berharakat fathah bertemu dengan huruf wawu sukun. Cara membacanya bisa dengan dilunakkan atau secara lemas.

6. Ω†ΩΩˆΩ’Ψ­Ω ΩˆΩ‘ΩŽ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad thobi'i yakni huruf nun yang memiliki harakat dhommah bertemu dengan wawu sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

Kedua, idghom bighunnah yakni huruf ha' memiliki harakat tanwin bertemu dengan huruf wawu. Maka cara membacanya adalah tanwin tersebut disatukan dengan huruf sesudahnya yaitu wawu atau ditasydidkan dan dibaca dengan didengungkan.

7. عَادٍ ΩˆΩ‘ΩŽ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad thobi'i yakin huruf 'ain yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

Kedua, idghom bighunnah yakni huruf dal memiliki harakat tanwin bertemu dengan huruf wawu. Maka cara membacanya adalah tanwin tersebut disatukan dengan huruf sesudahnya yaitu wawu atau ditasydidkan dan dibaca dengan didengungkan.

8. Ψ«ΩŽΩ…ΩΩˆΩ’Ψ―ΩŽ Ϋ•Ϋ— : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad aridh lissukun yakni huruf mim yang memiliki harakat dhommah bertemu dengan wawu sukun di akhir kalimat. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan dua hingga 6 harakat.

Kedua terdapat hukum qalqalah kubra yaitu bertemunya huruf qalqalah dal di akhir kata. Cara membacanya adalah dengan cara dipantulkan dengan suara yang besar. Lalu yang ketiga ada tanda waqaf di akhir kalimat yang dinamakan huruf waqfu aula yang berartikan berhenti lebih utama.

9. ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω‘ΩŽΨ°ΩΩŠΩ’Ω†ΩŽ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, alif lam atau idghom syamsyiah yakni wawu bertemu dengan alif lam yang di depannya terdapat huruf lam. Cara membacanya adalah dengan mengidghomkan atau mentasydidkan pada huruf setelahnya yaitu lam sehingga alif lam yang ada pada kalimat tersebut tidak dibaca meskipun tetap ada.

Kedua, mad thobi'i yakni huruf dzal yang memiliki harakat kasrah bertemu dengan ya' sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

10. مِنْے Ψ¨ΩŽΨΉΩ’Ψ―ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ Ϋ—Ψ§ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, iqlab yakni nun sukun bertemu dengan huruf ba'. Maka cara membacanya adalah dengan menyuarakan huruf nun menjadi mim dan mendengung kepada huruf ba'.

Kedua, ada tanda waqaf di akhir kalimat yang dinamakan huruf waqfu aula yang berartikan berhenti lebih utama.

11. Ω„ΩŽΨ§ ΩŠΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ اِ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad thobi'i yakni huruf lam yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

Kedua, izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf hamzah. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.

12. Ψ§ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§ اللّٰهُ Ϋ•Ϋ— : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, lam tafkhim yakni terdapat huruf lam dalam lafadz Allah yang disebut lam jalalah dan huruf sebelumnya adalah lam yang berharakat fathah. Maka cara membacanya adalah ditebalkan dengan cara mengangkat lidah ke langit-langit mulut dan menekan dengan suara yang kuat.

Kedua, mad thobi'i yakni huruf lam jalalah yang memiliki harakat fathah tegak. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

Ketiga, ada tanda waqaf di akhir kalimat yang dinamakan huruf waqfu aula yang berartikan berhenti lebih utama.

13. جَاۀَؑ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad wajib muttashil yakni mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah yang memiliki harakat. Cara membacanya dengan dipanjangkan dua setengah alif atau lima harakat.

14. Ψͺْهُمْ رُسُلُهُمْ بِا : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf ra'. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.

Kedua, ikhfa syafawi yakni huruf mim sukun bertemu dengan huruf ba'. Cara membacanya dapat mendengungkan huruf mim ke huruf setelahnya yaitu ba'.

15. Ψ¨ΩΨ§Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΩŠΩ‘ΩΩ†Ω°Ψͺِ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, alif lam atau idzhar qomariah yakni wawu bertemu dengan alif lam yang di depannya terdapat huruf ba'. Cara membacanya adalah dengan terang dan jelas disebutkan huruf lamnya.

Kedua, mad thobi'i yakni huruf nun yang memiliki harakat fathah tegak. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

16. ΩΩŽΨ±ΩŽΨ―Ω‘ΩΩˆΩ’Ω“Ψ§ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad jaiz munfashil yakni mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.

17. Ψ§ΩŽΩŠΩ’Ψ―ΩΩŠΩŽΩ‡ΩΩ…Ω’ ΩΩΩŠΩ’Ω“ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad layyin yakni huruf alif yang berharakat fathah bertemu dengan huruf ya' sukun. Cara membacanya bisa dengan dilunakkan atau secara lemas.

Kedua izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf fa'. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.

18. ΩΩΩŠΩ’Ω“ Ψ§ΩŽΩΩ’ΩˆΩŽΨ§Ω‡ΩΩ‡ΩΩ…Ω’ وَ : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad jaiz munfashil yakni mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.

Kedua, mad thobi'i yakni huruf wawu yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

Ketiga, izhar syafawi yakni mim sukun bertemu dengan huruf ya'. Cara membacanya dengan jelas di bibir dengan mulut yang tertutup.

19. Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩΩˆΩ’Ω“Ψ§ Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ§ : Terdapat empat hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad thobi'i yakni huruf qaf yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

Kedua, mad jaiz munfashil dimana mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.

Ketiga, ghunnah yakni nun memiliki harakat tasydid. Cara membacanya adalah didengungkan dan ditahan ke huruf nun.

Keempat, mad thobi'i yakni huruf nun yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

20. ΩƒΩŽΩΩŽΨ±Ω’Ω†ΩŽΨ§ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad thobi'i yakni huruf nun yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

21. Ψ¨ΩΩ…ΩŽΨ§Ω“ اُرْ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad jaiz munfashil dimana mad thobi'I bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.

22. اُرْسِلْΨͺُمْ بِهٖ وَ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama adalah adalah ikhfa syafawi dimana huruf mim sukun bertemu dengan huruf ba'. Cara membacanya dapat mendengungkan huruf mim ke huruf setelahnya yaitu ba'. Lalu yang kedua adalah mad shilah qoshiirah dimana huruf ha dhommir bertemu dengan huruf wawu berharakat. Maka cara membacanya dengan dipanjangkan satu alif atau dua harakat seperti mad thobi'i.

23. Ψ§ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ§ : Terdapat dua hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama adalah ghunnah dimana nun memiliki harakat tasydid. Cara membacanya adalah didengungkan dan ditahan ke huruf nun. Lalu yang kedua adalah mad thobi'I dimana huruf nun yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

24. Ω„ΩŽΩΩΩŠΩ’ : Hukum tajwid dari bacaan tersebut adalah mad thobi'i yakni huruf fa' yang memiliki harakat kasrah bertemu dengan ya' sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

25. Ψ΄ΩŽΩƒΩ‘Ω Ω…ΩΩ‘Ω…Ω‘ΩŽΨ§ : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, idghom bighunnah yakni huruf kaf yang memiliki harakat kasratain atau tanwin bertemu dengan huruf mim. Maka cara membacanya adalah tanwin tersebut disatukan dengan huruf sesudahnya yaitu mim atau ditasydidkan dan dibaca dengan didengungkan.

Kedua, idghom mutamaatsilain yakni huruf mim bertemu dengan huruf mim. Maka cara membacanya dapat didengungkan ke huruf setelahnya yaitu mim.

Ketiga, mad thobi'i yakni huruf mim yang memiliki harakat fathah bertemu dengan alif sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

26. ΨͺΩŽΨ―Ω’ΨΉΩΩˆΩ’Ω†ΩŽΩ†ΩŽΨ§Ω“ اِ : Terdapat tiga hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, qalqalah sugra yaitu bertemunya huruf qalqalah yaknil dal di pertengahan kata bukan di akhir kata. Cara membacanya adalah dengan cara dipantulkan dengan suara yang kecil.

Kedua, mad thobi'i yakni huruf 'ain yang memiliki harakat dhommah bertemu dengan wawu sukun. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan setara satu alif atau dua harakat.

Ketiga, mad jaiz munfashil yakni mad thobi'i bertemu dengan huruf hamzah di lain kalimat. Cara membacanya dengan boleh seperti mad thobi'i.

27. Ψ§ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω Ω…ΩΨ±ΩΩŠΩ’Ψ¨ : Terdapat empat hukum tajwid dari bacaan tersebut. Pertama, mad layyin yakni huruf lam yang berharakat fathah bertemu dengan huruf ya' sukun. Cara membacanya bisa dengan dilunakkan atau secara lemas.

Kedua, mad shilah qoshiirah yakni huruf sebelum ha' dhommir adalah sukun yakni ya'. Maka cara membacanya adalah tidak boleh dipanjangkan.

Ketiga, mad aridh lissukun yakni huruf ra' yang memiliki harakat kasrah bertemu dengan ya' sukun di akhir kalimat. Maka cara membacanya adalah dipanjangkan dua hingga enam harakat.

Terakhir adalah qalqalah kubra yaitu bertemunya huruf qalqalah yakni ba di akhir kata. Cara membacanya adalah dengan cara dipantulkan dengan suara yang besar.




(kri/kri)

Hide Ads