- Pengertian Ilmu Tajwid
- Hukum Bacaan Tajwid 1. Idzhar Halqi 2. Idghom Bighunnah 3. Idghom Bilaghunnah 4. Iqlaab 5. Ikhfaa 6. Idzhar Syaafawi 7. Ikhfa' Syaafawi 8. Idghom Mimi 9. Idghom Mutamaatsilain 10. Idghom Mutaqooribain 11. Idzhar Qomariyah 12. Idghom Syamsiyah 13. Qolqolah Sughro 14. Qolqolah Kubro 15. Mad Thobi'ii 16. Mad Wajib Muttashil 17. Mad Jaiz Munfashil 18. Mad Layyin 19. Mad 'Iwadh 20. Mad Tamkin 21. Mad 'Aridh Lissukun
Ilmu tajwid adalah ilmu yang sangat penting bagi setiap Muslim yang ingin membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Mengutip dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid yang disusun oleh Marzuki dkk., secara etimologis kata tajwid berasal dari bahasa Arab "jawwada" yang berarti memperbaiki yang juga dikenal dengan istilah tahsin.
Simak berikut ini penjelasan tentang pengertian tajwid dan hukum bacaan tajwid beserta contoh-contohnya dalam kalimat.
Pengertian Ilmu Tajwid
Menurut Al-Murshifi dan Qamhawi ilmu tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluar huruf, serta memberi hak dan mustahaq dari sifat huruf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan menurut 'Athiyyah Qabil Nashar, ilmu tajwid adalah ilmu yang membahas kata-kata ayat (ayat-ayat) al-Qur'an dari segi pemberian huruf pada haknya yang berupa sifat-sifat yang lazim yang diperlukan, seperti sifat isti'la' dan istifal, atau mustahaq huruf dari hukum-hukum bacaan yang muncul dari sifat-sifat tersebut, seperti hukum bacaan tafkhim, tarqiq, idgham, izhhar, dan lain sebagainya.
Dari pengertian yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu tajwid adalah ilmu yang mengajarkan kaidah dan tata cara membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan benar. Pada dasarnya, tajwid berkaitan dengan dua hal utama: mengeluarkan huruf dari makhraj-nya (tempat keluarnya huruf) dan memberikan hak serta sifat setiap huruf sesuai dengan ketentuan.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, "Sebaik-baik kamu ialah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya."
Hadits ini menegaskan bahwa mempelajari dan mengajarkan tajwid adalah bagian dari ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan mempelajari tajwid, kita tidak hanya memelihara keaslian dan keindahan bacaan, tetapi juga menjaga keberkahan dalam hidup.
Hukum Bacaan Tajwid
Setelah memahami pengertian ilmu tajwid, penting untuk menggali lebih dalam tentang hukum bacaan tajwid yang berlaku dalam setiap bacaan Al-Qur'an.
Mengutip buku Ilmu Tajwid Lengkap karangan H. Sayuti, terdapat lebih dari 20 hukum bacaan tajwid yang harus dikuasai oleh setiap Muslim untuk memastikan bacaan mereka sesuai dengan kaidah yang benar.
Mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, yang berarti kewajiban yang harus dipenuhi oleh sebagian umat Islam. Namun, membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid adalah fardhu 'ain, yaitu kewajiban setiap individu untuk memastikan bacaan mereka sah dan sesuai dengan aturan yang ada.
1. Idzhar Halqi
Idzhar Halqi adalah hukum bacaan tajwid yang berlaku ketika huruf nun sukun (ن) atau tanwin (ــًــ, ـــٌــ, ـــٍــ) bertemu dengan salah satu dari enam huruf halqi.
Huruf-huruf halqi ini terdiri dari: hamzah (ء), ha' (هـ), haa' (ح), kho' (خ), 'ain (ع), dan ghoin (غ). Huruf-huruf ini disebut halqi karena tempat keluarnya suara huruf-huruf tersebut berasal dari tenggorokan (kerongkongan).
Cara membacanya yaitu nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf halqi adalah dengan cara yang jelas dan terang, tanpa ada suara yang samar atau mendengung. Suara harus terdengar dengan jelas, dan pengucapannya harus singkat.
Contoh bacaan:
ن bertemu dengan أ dalam kata وَمَنْ أَحْسَنَ (waman ahsana).
2. Idghom Bighunnah
Idghom Bighunnah adalah hukum bacaan tajwid yang berlaku ketika nun sukun (ن) atau tanwin (ــًــ, ـــٌــ, ـــٍــ) bertemu dengan salah satu dari empat huruf: ya' (ي), nun (ن), mim (م), dan wau (و). Idghom berarti "memasukkan" atau "mentasydidkan," sementara bighunnah berarti "dengan mendengung."
Cara membacanya nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan salah satu huruf ini dimasukkan menjadi satu dengan huruf setelahnya, disertai dengan suara dengungan atau ghunnah.
Contoh bacaan:
ن bertemu dengan ي dalam kata "فَمَنْ يَعْمَلْ" (famayya'mal).
3. Idghom Bilaghunnah
Idghom Bilaghunnah adalah hukum bacaan tajwid yang berlaku ketika nun sukun (ن) atau tanwin (ــًــ, ـــٌــ, ـــٍــ) bertemu dengan huruf lam (ل) atau ra' (ر). Idghom berarti "memasukkan" atau "mentasydidkan," sementara bilaghunnah berarti "tanpa mendengung."
Cara membaca: Nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan lam atau ra' di-idghom-kan atau dipersatukan dengan huruf setelahnya, tetapi tanpa mendengung, sehingga suaranya tetap jelas tanpa adanya suara dengung.
Contoh bacaan:
ن bertemu dengan ل dalam kata "وَلَكِنْ لا يَعْلَمُونَ" (walakil laaya'lamuuna).
4. Iqlaab
Iqlaab adalah hukum bacaan tajwid yang terjadi ketika nun sukun (ن) atau tanwin (ــًــ, ـــٌــ, ـــٍــ) bertemu dengan huruf ba' (ب). Iqlaab berarti "menukar" atau "mengganti."
Cara membaca: Ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba', suara nun atau tanwin diubah menjadi suara mim (م), dengan cara merapatkan dua bibir dan mengeluarkan suara dengung.
Contoh bacaan:
ن bertemu dengan ب dalam kata مِنْ بَعْدِمَا (mimba'dimaa).
5. Ikhfaa
Ikhfaa' artinya "menyamarkan" atau "menyembunyikan." Hukum bacaan Ikhfaa' terjadi ketika nun sukun (ن) atau tanwin (ــًــ, ـــٌــ, ـــٍــ) bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah selain huruf-huruf Halqi, Idghom Bighunnah, Idghom Bilaghunnah, dan Iqlaab.
Huruf-huruf yang menyebabkan Ikhfaa' adalah ت (ta'), ث (tsa'), ج (jim), ح (ha'), خ (kho'), د (dal), ذ (dzal), ر (ra'), ز (za'), س (sin), ش (syin), ص (shod), ض (dhod), ط (tho'), ظ (dzho'), ع (ain), غ (ghain), ف (fa'), ق (qof), dan ك (kaf).
Cara membaca: Ketika nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf tersebut, suara nun atau tanwin tetap terdengar, namun terdengar samar di antara bacaan idzhar dan idghom. Suara nun seperti "ng" jika bertemu dengan huruf ف (fa'), ق (qof), atau ك (kaf), dan bisa terdengar seperti "ny" jika bertemu dengan huruf ش (syin) atau ث (tsa').
Contoh bacaan:
ن bertemu dengan ت (ta') dalam kata أَنْ تَسْتَلُوا (anntas-aluu).
6. Idzhar Syaafawi
Idzhar Syaafawi adalah hukum bacaan tajwid yang terjadi ketika mim sukun (م) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim (م) dan ba' (ب). Idzhar berarti "menjelaskan," dan syaafawi berasal dari kata syafaatun, yang berarti "bibir."
Cara membaca: Ketika mim sukun bertemu dengan huruf selain mim dan ba', suaranya dikeluarkan dengan jelas dari bibir, dengan mulut tertutup. Bacaan harus lebih ditegaskan (di-idzhar-kan) terutama jika mim sukun bertemu dengan huruf wau (و) atau fa' (ف).
Contoh bacaan:
م bertemu dengan ta dalam kata لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ (la'allakum-tattaquuna).
7. Ikhfa' Syaafawi
Ikhfa' Syaafawi adalah hukum bacaan tajwid yang terjadi ketika mim sukun (م) bertemu dengan ba' (ب). Ikhfa' berarti "menyamarkan" atau "menyembunyikan," dan syaafawi berasal dari kata syafaatun, yang berarti "bibir."
Cara membaca: Ketika mim sukun bertemu dengan ba', bacaan harus disuarakan dengan cara yang samar-samar di bibir, dengan sedikit dengung pada bunyi mimnya.
Contoh bacaan:
م bertemu dengan ba' dalam kata سَبَقَكُمْ بِهَا (sabaqokumm bihaa).
8. Idghom Mimi
Idghom Mimi adalah hukum bacaan tajwid yang terjadi ketika mim sukun (م) bertemu dengan mim lainnya. Idghom berarti "memasukkan" atau "mentasydidkan," sementara Mimi berarti "mim" atau "dengung."
Cara membaca: Ketika dua mim bertemu, bacaan harus diucapkan dengan suara mim rangkap atau dengan cara ditasydidkan (dengung lebih kuat).
Contoh bacaan:
م bertemu dengan م dalam kata فَإِذَاهُمْ مُظْلِمُونَ (faidzaahumm mudzhlimuuna).
9. Idghom Mutamaatsilain
Idghom Mutamaatsilain terjadi ketika dua huruf yang sama jenis (memiliki sifat dan makhroj yang sama) bertemu, dengan huruf pertama berharakat sukun dan huruf kedua berharakat.
Cara membaca: Bacaan huruf pertama yang sukun dimasukkan atau ditasydidkan dengan huruf kedua yang berharakat, dengan suara yang ditekan dan ditahan tidak lebih dari satu harokat.
Contoh bacaan:
بْ bertemu dengan ب dalam kata فَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ (falyaktub bainakum).
10. Idghom Mutaqooribain
Idghom Mutaqooribain adalah hukum bacaan yang terjadi ketika dua huruf yang berdekatan dalam makhroj dan sifatnya bertemu, di mana huruf pertama bersukun dan huruf kedua berharakat.
Cara membaca: Huruf pertama yang bersukun akan dimasukkan atau ditasydidkan ke dalam huruf kedua yang berharakat, sehingga bacaan terdengar mengalir dan lancar tanpa jeda yang jelas.
Contoh bacaan:
نَخْلُقُكُمْ: Huruf ك bertemu dengan huruf ق, harus dibaca "nakhlukkum".
11. Idzhar Qomariyah
Idzhar Qomariyah adalah hukum bacaan yang terjadi ketika alif (ا) dan lam (ل) bertemu dengan salah satu huruf qomariyah. Huruf-huruf qomariyah ini berjumlah 14 dan diambil dari kata qomar yang berarti bulan, yang menggambarkan terang dan jelasnya pengucapan.
Huruf-huruf Qomariyah yang dimaksud adalah ا (Alif), ب (Ba'), غ (Ghoin), ح (Haa'), ج (Jim), ك (Kaf), و (Wau), خ (Kho'), ف (Fa'), ع (Ain), ق (Qof), ي (Ya'), م (Mim), هـ (Ha')
Cara membaca: Pada saat alif dan lam bertemu dengan salah satu huruf-huruf qomariyah, bacaan harus dibaca jelas tanpa ada perubahan suara atau pengaburan. Hal ini membuat suara tetap terang, sebagaimana terang bulan (qomar).
Contoh bacaan:
ال bertemu dengan ب dalam kata الْبَاطِلُ dibaca "al baathilu".
12. Idghom Syamsiyah
Idghom Syamsiyah adalah hukum bacaan yang terjadi ketika alif (ا) dan lam (ل) bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah. Huruf-huruf syamsiyah ini berjumlah 14 dan diambil dari kata syamsun yang berarti matahari, yang menggambarkan terang dan pengaruh besar dari pengucapannya.
Huruf-huruf Syamsiyah yang dimaksud adalah ت (Ta'), ث (Tsa'), د (Dal), ذ (Dzal), ر (Ro'), ز (Za'), س (Sin), ش (Syin), ص (Shod), ض (Dhod), ط (Tho'), ظ (Dzho'), ل (Lam), ن (Nun)
Cara membaca: Pada saat alif dan lam bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah, bacaan harus digabungkan dengan mentasydidkan (mempertegas) huruf lam yang bertemu tersebut, sehingga bunyi lam akan hilang dan huruf berikutnya akan menjadi tegas. Suaranya harus terasa seakan terang seperti matahari.
Contoh bacaan:
ال bertemu dengan ت dalam kata ٱلتَّوَّابُ dibaca "attawwaabu".
13. Qolqolah Sughro
Qolqolah Sughro adalah hukum bacaan yang terjadi apabila salah satu huruf qolqolah berada dalam keadaan sukun (mati). Huruf-huruf qolqolah ini disebut juga huruf yang memantul karena ketika dibaca, ada efek pantulan atau getaran pada bunyinya, meskipun bunyinya lebih kecil (sughro).
Huruf-huruf Qolqolah yang dimaksud adalah:
ق (Qof), ط (Tho'), ب (Baa'), ج (Jim), د (Dal)
Cara membaca: Bacaan harus berbunyi seperti memantul atau bergerak, dengan menghasilkan suara pantulan yang kecil dan jelas. Biasanya terjadi pada huruf qolqolah yang berada dalam keadaan sukun.
Contoh bacaan:
ق pada kata وَأَقْبَلَ dibaca "wa aqbala".
14. Qolqolah Kubro
Qolqolah Kubro adalah hukum bacaan yang terjadi apabila salah satu huruf qolqolah, berharokat sukun (mati) karena waqaf (berhenti), yaitu pada akhir kalimat atau setelah berhenti. Dalam hukum ini, suara pantulannya lebih jelas dan lebih keras dibandingkan dengan Qolqolah Sughro.
Cara membaca: Ketika terjadi waqaf pada salah satu huruf qolqolah, bacaan harus terdengar lebih jelas, lebih tegas, dan lebih berkumandang. Suara pantulan ini lebih kuat karena berhenti pada posisi yang mempertegas huruf tersebut.
Contoh bacaan:
ق pada kata بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ dibaca "bil baitul 'atiiq".
15. Mad Thobi'ii
Mad Thobi'ii adalah hukum bacaan yang terjadi ketika huruf tertentu dipanjangkan dengan durasi satu alif atau dua harokat. Hukum ini berlaku ketika huruf berharokat bertemu dengan huruf mad (ي, و, atau ا).
Ketentuan Mad Thobi'ii:
- Huruf berharokat dhommah ( ُ ) diikuti oleh wau sukun
- Huruf berharokat kasroh ( ِ ) diikuti oleh yaa' sukun
- Huruf berharokat fathah ( َ ) diikuti oleh alif
Cara membaca: Bacaan harus dipanjangkan selama satu alif atau dua harokat.
Contoh bacaan:
Dhommah ( ُ ) bertemu و (wau). يَسْتَبْشِرُونَ dibaca "yastabsyiruuna".
16. Mad Wajib Muttashil
Mad Wajib Muttashil adalah hukum bacaan yang mengharuskan pemanjangan bunyi ketika Mad Thobi'ii bertemu dengan hamzah (ء) yang berharokat hidup dalam satu kata atau kalimat.
Cara membaca: Bacaan wajib dipanjangkan hingga dua setengah alif atau lima harokat.
Contoh bacaan:
مِنْهُ الْمَاءُ dibaca "minhulmaaaaa-u".
17. Mad Jaiz Munfashil
Mad Jaiz Munfashil adalah hukum bacaan yang terjadi ketika Mad Thobi'ii bertemu dengan hamzah (ء) di kata yang berbeda, yaitu di akhir satu kata dan awal kata berikutnya.
Cara membaca: Lebih baik dipanjangkan seperti Mad Wajib Muttashil, tetapi boleh juga dipanjangkan sesuai panjang Mad Thobi'ii.
Contoh bacaan:
فِيهَا أَبَدًا dibaca "fiihaaaaa-abadan".
18. Mad Layyin
Mad layyin ketika ada huruf Mad berupa wau sukun (و) atau yaa sukun (ي) yang didahului oleh huruf berharokat fathah ( َ ).
Cara Membacanya: Bacaan harus dipanjangkan dengan lunak dan lemas, suara yang keluar harus ringan dan tidak tertekan.
Contoh bacaan:
بِالْغَيْبِ dibaca "bilghoibi" (dengan suara lunak dan lemas).
19. Mad 'Iwadh
Mad 'Iwadh terjadi ketika tanwin (ــًــ, ـــٌــ, ـــٍــ) diubah menjadi Mad atau Alif saat berhenti (waqaf) pada akhir kalimat.
Cara Membacanya: Bacaan dipanjangkan sekitar satu Alif (dua harokat), seperti Mad Thobi'ii.
Contoh bacaan:
عَذَابًا أَلِيمًا dibaca 'adzaaban alimaa.
20. Mad Tamkin
Mad Tamkin terjadi ketika Yaa' Sukun (يْ) didahului oleh Yaa' yang bertasydid dan berharokat Kasroh.
Cara Membacanya:
Bacaan harus ditepatkan dengan tasydid pada huruf pertama dan panjang bacaan Mad Thobi'ii (sepanjang 2 harokat atau 1 alif).
Contoh bacaan:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ dibaca "waidzaa huyyiitum".
21. Mad 'Aridh Lissukun
Mad 'Aridh Lissukun terjadi apabila Mad Thobi'i atau Mad Layyin diikuti dengan waqaf (tempat berhenti), di mana huruf yang berharokat panjang diakhiri dengan sukun.
Cara Membacanya ada tiga yaitu,
- Panjang: Bacaan lebih utama dipanjangkan seperti Mad Wajib Muttashil (tiga alif atau enam harokat).
- Sedang: Dapat dibaca dua alif atau empat harokat.
- Pendek: Bacaan bisa seperti Mad Thobi'i biasa (dua harokat).
Contoh bacaan:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ . Bisa dibaca panjang, sedang, atau pendek pada bacaan "riin" (رِينَ) tergantung pilihan dalam waqaf.
شَدِيْدُ الْعِقَابِ Bisa dibaca panjang, sedang, atau pendek pada bacaan "qaab" (قَابِ) tergantung pilihan dalam waqaf.
(inf/inf)
Komentar Terbanyak
Majelis Umum PBB Sahkan Resolusi Solusi Dua Negara Israel-Palestina, Tanpa Hamas
142 Negara PBB Setuju Palestina Merdeka tapi Gaza Terus Digempur Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike