Al-Qur'an memuat wahyu Allah SWT yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya wahyu-wahyu Allah SWT turun melalui para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
Sebagai nabi dan rasul terakhir, Nabi Muhammad SAW dianugerahi nikmat sebagai penerima wahyu yang selanjutnya dibukukan dalam Al-Qur'an.
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam susunan Al Ikhlas, Al-Qur'an menjadi sumber utama ajaran Islam. Di dalamnya berisi wahyu dari Dzat pencipta alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebenaran yang dikandung dalam Al-Qur'an bersifat pasti dan tidak bisa terbantahkan oleh siapa pun dan apa pun.
Dalam surah An Nahl ayat 102 dijelaskan kebenaran yang ditulis dalam Al-Qur'an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan melalui perantara Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW,
قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
Artinya: Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Kalangan ulama berpendapat, Al-Qur'an memiliki dua makna. Makna yang pertama, Al-Qur'an merupakan bentuk mashdhar (kata asal) dari kata qara'a-yaqra'u-qur'anan yang artinya adalah bacaan atau kumpulan teks yang dibaca.
Makna kedua dari kata Al-Qur'an adalah al-jam'u yakni mengumpulkan. Adapun yang menjadi landasan bagi pendapat ini adalah bahwa Al-Qur'an merupakan wahyu yang dikumpulkan selama penurunannya dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun dalam dua periode. Periode pertama yakni sebelum hijrah yang disebut periode Makkiyah dan setelah hijrah yang dinamakan dengan periode Madaniyah.
Pengertian Al-Qur'an secara istilah yang dijelaskan oleh Syeikh Manna al Qaththan dalam kitabnya yang berjudul Mabahits fi Ulumi al Qur'an menyebutkan, "Perkataan Allah SWT yang mengandung mukjizat, diwahyukan kepada Muhammad SAW dengan perantara Jibril AS, diriwayatkan secara mutawattir, tertulis dalam sebuah mushaf, beribadah membacanya, diawali dari surah Al Fatihah dan ditutup dengan surah An Naas."
Dalam Buku Pintar Al-Quran: Segala Hal yang Perlu Kita Ketahui Tentang Al-Quran yang disusun oleh M. Yusni Amru Ghazali dkk, dijelaskan pendapat As-Suyuthi dalam Al Itqan fi Ulum Al Qur'an, mendefinisikan Al-Qur'an sebagai "Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tidak dapat ditandingi oleh yang menentangnya, walaupun sekadar satu surah saja."
Al-Qur'an Memuat Wahyu Terakhir
Dijelaskan Dr. Syamsul Bakri, M.Ag dalam bukunya yang berjudul Tarikh Islam, wahyu yang termaktub dalam Al-Qur'an yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dipercaya sebagai wahyu terakhir yang melengkapi wahyu-wahyu yang turun sebelumnya.
Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab tersebut kemudian ditulis dalam teks yang dimushafkan. Wahyu dari Allah SWT sebenarnya diturunkan dalam bentuk verbal dan kemudian dibukukan dalam bentuk teks yang dapat dibaca.
Dalam buku Pengantar Lengkap Ilmu Komunikasi Filsafat dan Etika Ilmunya karya Rachmat Kriyantono, Ph.D., dijelaskan wahyu Allah SWT merupakan pengetahuan dari Allah SWT yang diturunkan sejak manusia pertama (Nabi Adam AS) dan wahyu untuk nabi-nabi berikutnya bersifat membenarkan, memperkuat dan menyempurnakan wahyu yang diturunkan kepada nabi dan rasul sebelumnya. Kumpulan wahyu terakhir ada di dalam Al-Qur'an yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW.
Surah-surah dalam Al-Qur'an
Merangkum buku Permata Al-Quran karya Prof. Dr. H. Muhammad, Al-Qur'an terdiri atas 114 surah. Sebagian ayatnya diturunkan di Makkah dan sebagian yang lain diturunkan di Madinah.
Sebagian besar surah Al-Qur'an tersebar luas melalui para sahabat sebelum Rasulullah SAW wafat. Nama-nama surah itu telah disebutkan dalam banyak hadits yang menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW menyampaikan dakwah Islam, salat dan membaca Al-Qur'an.
Rasulullah SAW mempunyai beberapa pencatat wahyu, di antara mereka Mu'awiyah dan Zaid bin Tsabit. Beliau meminta mereka mencatat setiap wahyu yang turun, sehingga Al-Qur'an yang terhimpun dalam dada menjadi nyata.
Setiap ayat yang dicatat disimpan di rumah Rasulullah SAW. Sedangkan pencatat membawa salinan untuk mereka sendiri, sehingga mereka terjadilah saling kontrol antara naskah yang di tangan para pencatat wahyu dan suhuf yang ada di rumah Rasulullah SAW.
Selain itu, para sahabat Rasulullah SAW juga menghafal Al-Qur'an sehingga terjamin bahwa Al-Qur'an tetap terjaga dan terpelihara keasliannya. Hal ini sebagaimana termaktub dalam surah Al Hijr ayat 9,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
Artinya: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."
(dvs/kri)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi