Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama saat berkhalwat di Gua Hira. Turunnya wahyu pertama itu terjadi saat beliau berusia 40 tahun.
Ketika berusia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW sering menyendiri di Gua Hira untuk beribadah dan merenung. Hingga suatu malam, Malaikat Jibril datang membawa wahyu dari Allah SWT. Malam ini dinamakan Nuzulul Qur'an yang bertepatan pada 17 Ramadhan 610 Masehi, menurut pendapat populer.
Pertanda Turunnya Wahyu
Dijelaskan dalam buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW.: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur'an karya Yoli Hemdi, Aisyah RA menceritakan pada saat menjelang turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, beliau sering melihat tanda-tanda kenabian melalui mimpi-mimpi yang benar yang disebut ru'yah shadiqah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam mimpinya, beliau menyaksikan cahaya terang yang menyerupai cahaya fajar yang menandakan datangnya kebenaran.
Fenomena inilah yang membuat Nabi Muhammad SAW lebih sering melakukan khalwat atau menjauhkan diri dari kesibukan duniawi untuk bertahannuts, menghadapkan segenap jiwa raganya untuk Allah SWT di Gua Hira.
Nabi Muhammad SAW memang sering menyendiri. Hal ini dibahas dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW karya Abdurrahman bin Abdul Karim.
Dikatakan, sejak kecil Nabi Muhammad SAW tidak suka hidup beramai-ramai dengan banyak orang, seperti yang pernah terjadi saat melakukan safar atau perjalanan ke Syam (Madinah) yang kedua kalinya. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW selalu memilih sendiri dan tidak berkumpul dengan rekan-rekan perjalanannya.
Hingga saat beliau menginjak umur 40 tahun, Rasulullah SAW makin sering untuk mengasingkan diri bahkan keluarganya sampai ditinggal hanya untuk berkhalwat, hingga beliau menemukan Gua Hira yang terletak di pegunungan Jabal Nur.
Beliau menghabiskan waktu dalam keheningan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan beliau hanya pulang ke rumah untuk mengambil bekal dan kembali lagi ke Gua Hira untuk mengasingkan diri. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW berulang dalam jarak beberapa bulan.
Turunnya Wahyu Pertama di Gua Hira
Berdasarkan sumber sebelumnya, setelah menerima mimpi-mimpi yang benar atau ru'yah shadiqoh, Nabi Muhammad SAW semakin yakin untuk menjauhkan diri dari kerusakan moral yang terjadi di Makkah.
Tahun-tahun sebelum turunnya wahyu pertama, beliau sering menyepi di Gua Hira, sekitar 5,7 km dari Makkah, untuk menenangkan jiwa dan memperdalam spiritualitas.
Gua Hira terletak di puncak Jabal Nur, dan memiliki ketinggian sekitar 200 meter. Gunung ini berdiri dengan tajam dan membutuhkan waktu setidaknya setengah jam untuk mendakinya.
Gua tersebut berbentuk panjang dengan pintu yang sempit, hanya dapat dilalui satu orang dalam satu waktu. Gua ini cukup kecil, hanya mampu menampung lima orang dengan ketinggian gua yang cukup untuk orang berdiri tegak.
Nabi Muhammad SAW mengisi malam-malamnya dengan merenung di bawah bintang-bintang yang membuat hatinya tenang, meskipun ia belum menemukan cara untuk memperbaiki masalah sosial di Makkah. Pengalaman tersebut pada akhirnya membentuk dasar awal kenabiannya.
Hingga pada suatu malam yang penuh berkah, ketika Nabi Muhammad SAW sedang bertahanuts di Gua Hira, tiba-tiba kebenaran Ilahi menghampiri beliau. Saat itu, Malaikat Jibril datang dan mendekati Nabi Muhammad SAW, seraya memerintahkannya dengan berkata, "Bacalah!"
Nabi Muhammad SAW menjawab, "Aku tidak bisa membaca!"
Kemudian Malaikat Jibril merengkuhnya dengan kuat hingga beliau merasa lemah, lalu melepaskannya sambil berkata, "Bacalah!"
Namun, Nabi tetap menjawab, "Aku tidak bisa membaca!"
Hal ini terulang hingga tiga kali. Pada akhirnya, Malaikat Jibril menyampaikan wahyu Allah SWT dengan berkata,
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَق
Latin: Iqra' bismi rabbikal-lazi khalaq(a).
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!"
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَق
Latin: Khalaqal-insana min 'alaq(in).
Artinya: "Dia menciptakan manusia dari segumpal darah."
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
Latin: Iqra' wa rabbukal-akram(u).
Artinya: "Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia,"
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
Latin: Alladzii 'allama bil-qalam(i).
Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena."
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Latin: 'Allamal-insaana ma lam ya'lam.
Artinya: "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (Surah Al-Alaq ayat 1-5)
Surah Al-Alaq ayat 1-5 diyakini sebagai wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang berkhalwat di Gua Hira. Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu ini, menandai pelantikan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.
Nabi Muhammad SAW Pulang Ketakutan
Setelah peristiwa tersebut, Rasulullah SAW langsung pulang dengan tubuh gemetar, membawa bacaan wahyu yang diterimanya. Saat meninggalkan Gua Hira, Nabi Muhammad SAW mendengar suara yang memanggilnya. Sensasi itu sangat dahsyat, dan ketika beliau melihat ke segala arah, langit serta angkasa dipenuhi dengan sosok Jibril dalam bentuknya yang mengagumkan.
Nabi Muhammad SAW kembali ke rumahnya dan segera menemui istrinya, Khadijah binti Khuwailid, seraya berkata, "Selimuti aku! Selimuti aku!"
Khadijah lalu menyelimutinya hingga ketakutan beliau perlahan mereda.
Dalam keadaan tersebut, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Khadijah, "Apa yang terjadi padaku?" Beliau kemudian menceritakan seluruh pengalamannya di Gua Hira dan menambahkan, "Aku sangat khawatir terhadap diriku!"
Khadijah dengan penuh keyakinan berkata, "Tidak mungkin! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menghinakanmu! Engkau selalu menjaga silaturahim, membantu orang yang kesusahan, memberi kepada yang membutuhkan, menjamu tamu, dan mendukung perjuangan kebenaran."
Setelah itu, Khadijah membawa Nabi Muhammad SAW menemui Waraqah bin Naufal, sepupunya yang penganut Nasrani.
Mendengar cerita Nabi, Waraqah menyatakan, "Ini adalah wahyu yang sama seperti yang diturunkan kepada Nabi Musa. Andai saja aku masih muda ketika engkau nanti diusir oleh kaummu!"
Nabi Muhammad SAW terkejut, "Benarkah mereka akan mengusirku?"
Waraqah menjawab, "Benar! Setiap orang yang membawa risalah seperti yang engkau bawa pasti akan dimusuhi. Jika aku masih hidup saat itu, pasti aku akan mendukungmu dengan seluruh kekuatan yang kumiliki."
Itulah kisah turunnya wahyu pertama Nabi Muhammad SAW di Gua Hira. Setelah itu, wahyu turun secara berangsur-angsur.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina