Surat atau surah diambil dari bahasa arab yakni suwar dengan arti kedudukan atau tempat yang tinggi. Jika dilihat secara terminologi, surat berarti sejumlah atau kumpulan dari ayat-ayat Al-Qur'an yang memiliki permulaan dan penghabisan.
Arti lain ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dijelaskan dalam KBBI VI Daring surat atau surah memiliki arti bagian atau bab dalam Al-Qur'an.
Jumlah surah yang disepakati oleh jumhur ulama' dalam Al-Qur'an yakni sebanyak 114 surah. Masing-masing surah diawali dengan basmalah, terkecuali surah Bara'ah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapat sebagian ulama lain menyebutkan, jumlah surah dalam Al-Qur'an adalah 113. Karena surah Al-Anfal dan surah Bara'ah dihitung menjadi satu lantaran tidak ada pemisah basmalah diantara keduanya.
Tetapi sebenarnya bagaimana cara menetapkan surah dalam Al-Qur'an? Dirangkum detikEdu, Selasa (11/3/2025) berikut penjelasannya.
Penamaan Surat/Surah dalam Al-Qur'an
Secara terminologi, beberapa ulama memiliki pendapatnya sendiri terkait arti surat seperti yang dikutip dari Jurnal Ulun Nuha Volume 6 Nomor 2 Desember 2017. Az-Zarqaniy menjelaskan surat adalah sekelompok ayat yang berdiri sendiri yang memiliki permulaan dan penutup.
Selanjutnya, Manna' Khalil al-Qathan mendefinisikan surat sebagai sejumlah ayat-ayat Al-Qur'an yang mempunyai permulaan dan akhir, minimal terdiri dari 3 ayat.
Pendapat serupa juga disampaikan az-Zarkasyi yang menjelaskan surat sebagai bacaan yang mencakup ayat-ayat yang memiliki awal pembukaan dan penutup minimal terdiri dari 3 ayat.
Dari ketiga definisi ulama tersebut, dapat dipahami bahwa definisi surat adalah sekumpulan ayat yang minimal terdiri dari 3 ayat dan memiliki permulaan dan akhir.
Sebagian ulama cenderung menetapkan bahwa nama-nama surat dalam Al-Qur'an telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya. Penamaan surat dilatarbelakangi oleh beberapa hal, seperti:
- Kandungan atau kisah yang paling menonjol pada surat tersebut.
- Keistimewaan dari makhluk yang dijadikan nama surat.
- Tema sentral yang ada pada surat tersebut.
- Permulaan ayat dari surat yang biasanya terdiri dari huruf muqathatha'ah.
Penetapan Urutan Surat Dalam Al-Qur'an
Susunan dan urutan surat dalam Al-Qur'an menuai perbedaan pendapat ulama. Ada tiga pendapat terkait hal ini yakni:
1. Bersifat Tauqifi
Pendapat pertama menjelaskan bila penyusunan surat-surat di Al-Qur'an bersifat tauqifi. Yakni ditetapkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW seperti yang diwahyukan oleh malaikat Jibril dan bersumber dari perintah Allah SWT.
Pendapat ini dinisbahkan kepada Abu Bakar al-Anbari, Abu Ja'far an-Nuhas, dan at-Thibiy. Pendapat ini berdasarkan kepada alasan:
- Surat-surat yang mirip isinya tidak diletakkan berurutan dalam mushaf tetapi terpisah.
- Tidak seorang pun sahabat yang keberatan dengan tertib surat yang disusun oleh Usman.
- Melihat kepada riwayat-riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW telah membaca surat secara berurutan dalam salat.
2. Berdasarkan Hasil Ijtihad Para Sahabat
Ijtihad dalam KBBI berarti pendapat atau tafsiran. Sehingga dalam hal ini Al-Qur'an disusun berdasarkan hasil pendapat para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Mengutip Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Vol 1 No 2 Januari 2024, para ulama berpendapat jika penyusunan surat dari hasil ijtihad para sahabat, maka akan timbul mushaf yang berbeda-beda.
Tentunya mereka akan berpegang teguh dengan mushaf masing-masing. Contoh dari mushaf para sahabat yakni:
- Ubay bin Ka'ab menyusun tertib mushafnya diawali dengan surat al-Fatihah, al-Baqarah, an-Nisa, Ali Imran, dan al-An'am.
- Ibnu Mas'ud menyusun mushafnya dengan surat al-Baqarah, an-Nisa, dan Ali Imran.
- Ali menyusun tertib mushafnya berdasarkan turunnya wahyu yang dimulai dengan al-'Alaq, al-Mudatsir, Qaf, al-Muzammil.
3. Sebagian Tauqifi, Sebagian Ijtihadi
Pendapat ini didukung oleh beberapa ulama yang terkenal, diantaranya al-Qadi Abu Muhammad bin Atiyah dan al-Zarqani. Al-zarqani menegaskan bahwa pendapat inilah yang mendekati kebenaran.
Karena adanya hadis-hadis yang menunjukkan susunan al-Quran berdasarkan tauqifi dan ada juga hadis-hadis yang menunjukkan bahwa itu berdasarkan ijtihad para sahabat.
Pembagian Surat Al-Qur'an Menurut Jumlah Ayat
Berdasarkan jumlah ayatnya, para ulama mengklasifikasikan surat-surat dalam Al-Qur'an keempat kategori, yaitu:
1. Surah thiwal panjang
Yakni tujuh surat panjang setelah Al-Fatihah. Ketujuhnya yakni Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, Al-Maidah, Al-An'am, Al-A'raf, dan Al-Anfal serta Bara'ah.
Beberapa pendapat menjelaskan Al-Anfal dan Bara'ah menjadi satu-kesatuan karena tidak dipisahkan lafaz basmalah. Namun menurut pendapat yang lain, suratketujuh adalah Yunus.
2. Al-mi'un
Al-mi'iun berasal dari kata mi'ah yang artinya seratus. Al-mi'un adalah sekelompok surah Al-Qur'an yang jumlah ayatnya mencapai seratus ayat atau lebih.
Urutannya dalam Al-Qur'an berada setelah surat-surat at-thiwal as-Sab'u. Daftarnya yakni, Yunus, Hud, Yusuf, an-Nahl, al-Isra', al-Kahf, Maryam, Ta Ha, al-Anbiya, al-Hajj, al-Mu'minum, asy-Syu'ara, dan as-Saffat.
3. Al-Matsani
Al-mastsani artinya adalah yang diulang-ulang atau surat yang jumlah ayatnya kurang dari seratus ayat. Conthnya al-Fatihah, ar-Ra'd, Ibrahim, Luqman, al-Hujurat, hingga surat Muhammad.
4. Al-Mufashshal
Al-mufashshal secara bahasa artinya lengkap, terperinci, jelas, terbagi-bagi. Kelompok surah Mufashshal dinamakan demikian karena banyaknya basmalah, sehingga terbagi menjadi banyak surah.
Surat-surat Mufashshal terbagi menjadi tiga golongan yakni:
- Golongan surat Mufashshal Thiwal (panjang), seperti surat Qaf, az-Zariyat, at-Talaq, al-Mulk.
- Golongan Ausath (pertengahan) yang dimulai dari surat an-Naba', an-Nazi'at, Abasa, at-Takwir hingga al-Lail.
- Golongan Qishar (pendek) seperti surat ad-Duha, al-Insyirah, at-Tin, al-Alaq, hingga An-Nas.
Penjelasan lebih lengkap detikers bisa membaca studi tersebut dengan klik DI SINI dan DI SINI.
(det/nwk)