Nabi Muhammad SAW Disebut Khatamul Anbiya, Penutup Para Nabi dan Rasul

Nabi Muhammad SAW Disebut Khatamul Anbiya, Penutup Para Nabi dan Rasul

Yusuf Alfiansyah Kasdini - detikHikmah
Kamis, 03 Okt 2024 08:45 WIB
vector of mawlid al nabi islamic month. translation Prophet Muhammads birthday in Arabic Calligraphy style,peace be upon him
Foto: Getty Images/iStockphoto/Dwi Rustiyanto
Jakarta -

Khatamul Anbiya adalah gelar mulia yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Penyebutan gelar tersebut menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi dan Rasul yang disebut dalam ajaran Islam.

Lalu, apa sebenarnya makna mendalam dari gelar Khatamul Anbiya ini? Bagaimana kehadiran Nabi Muhammad SAW menjadi akhir dari rangkaian kenabian dan apa dampaknya bagi umat Islam?

Pengertian Khatamul Anbiya

Setelah mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi dan Rasul, penting bagi kita untuk memahami makna dari gelar Khatamul Anbiya itu sendiri. Gelar ini memiliki arti yang sangat mendalam dan menunjukkan posisi istimewa beliau dalam sejarah keNabian. Lalu, apa sebenarnya pengertian dari Khatamul Anbiya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara bahasa khatamul berarti penutup, sedangkan anbiya adalah jamak dari kata Nabi yaitu Nabi-Nabi. Menurut buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan Kementerian Agama RI, Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan khatamul anbiya, yang berarti penutup para Nabi dan Rasul. Gelar ini diberikan karena beliau adalah Rasul terakhir, karena setelah kehadiran Nabi Muhammad SAW, tidak akan ada lagi Nabi maupun Rasul yang diutus.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 40:

ADVERTISEMENT

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ

Latinnya: Må kana muhammadun abā ahadim mir rijalikum wa lakir rasûlallāhi wa khataman-Nabiyyin(a), wa kanallāhu bikulli syai'in 'alima(n).

Artinya: "Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Menurut Tafsir Ibnu Katsir Jilid 6 yang diterjemahkan oleh Abdullah Bin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Ishak Al Sheikh, istilah Khatamul Anbiya mengandung makna bahwa tidak ada lagi Nabi yang diutus setelah Nabi Muhammad SAW. Ayat-ayat dalam Al-Qur'an dan Hadis menegaskan bahwa beliau adalah Nabi terakhir, sehingga tidak akan ada lagi Nabi ataupun Rasul yang datang setelahnya. Kedudukan seorang Rasul memang lebih khusus dibandingkan dengan Nabi, karena setiap Rasul adalah Nabi, namun tidak semua Nabi adalah Rasul.

Di antara bentuk rahmat Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya adalah pengutusan Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan ajaran Islam. Allah SWT menutup rangkaian kenabian dengan mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai Khatamul Anbiya, sekaligus menyempurnakan agama-Nya yang hanif. Hal ini menunjukkan kehormatan serta peran penting Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah terakhir.

Allah SWT juga telah menegaskan dalam Kitab-Nya dan Sunnah yang mutawatir, bahwa setelah Nabi Muhammad SAW, tidak akan ada lagi Nabi atau Rasul. Jika ada yang mengaku sebagai Nabi setelah beliau, maka orang tersebut dianggap sebagai pendusta dan sesat.

Hal ini juga berlaku bagi mereka yang mengklaim memiliki kedudukan yang sama dengan Nabi Muhammad SAW, karena klaim tersebut bertentangan dengan ajaran Islam dan dianggap sebagai bentuk penyesatan. Bahkan, Allah SWT telah memperingatkan tentang kemunculan para pendusta, seperti Dajjal, yang akan muncul dengan berbagai tipu daya dan sihir untuk menyesatkan manusia.

Jadi, makna Khatamul Anbiya adalah penegasan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir. Gelar ini menutup rangkaian kenabian, dan tidak ada satu pun yang dapat mengaku memiliki kedudukan keNabian setelah beliau hingga hari kiamat.

Biografi Seputar Nabi Muhammad SAW

Untuk lebih memahami gelar Khatamul Anbiya yang disandang Nabi Muhammad SAW, kita perlu menelusuri perjalanan hidup beliau. Biografi dan kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW penuh dengan teladan, perjuangan, dan ajaran yang dapat kita pelajari. Lantas, bagaimana perjalanan hidup beliau hingga menjadi sosok penutup para Nabi dan Rasul?

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Beliau lahir di Kota Mekkah pada hari Senin, tanggal 12 Rabiulawal atau 20 April 571 Masehi.

Saat lahir, Nabi Muhammad SAW telah yatim karena ayahnya, Abdullah, wafat ketika beliau masih berada dalam kandungan. Abdullah bin Abdul Muthalib tidak meninggalkan banyak harta kepada putranya, kecuali beberapa ekor unta. Ibu Nabi Muhammad SAW, Aminah binti Wahab, berasal dari kalangan Quraisy yang terhormat pada masanya.

Setelah kelahiran beliau, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimah selama dua tahun sebelum akhirnya kembali kepada ibunya, Aminah. Saat kecil, Muhammad sering diajak oleh pamannya, Abu Thalib, menggembala kambing. Pamannya bahkan kerap menyebut Muhammad sebagai anak yang cerdas dan penuh kasih sayang terhadap hewan.

Ketika menginjak usia remaja, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang tabah, sabar, bertanggung jawab, dan jujur. Karena kejujurannya, beliau mendapat julukan Al-Amin yang berarti "terpercaya". Beliau bekerja sebagai pedagang dan membawa barang dagangan ke negeri Syam milik saudagar kaya bernama Khadijah. Melalui sifat dan kejujurannya, Khadijah jatuh cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan akhirnya menjadi istrinya.

Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dan diangkat sebagai Rasul untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Beliau sering menyendiri di Gua Hira, merenung dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada suatu malam di bulan Ramadan, Malaikat Jibril mendatangi beliau dan menyampaikan perintah, "Bacalah!"

Meskipun Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa ia tidak bisa membaca, Malaikat Jibril kembali mengulangi perintah tersebut. Itulah momen ketika wahyu pertama turun, dan Nabi Muhammad SAW dengan penuh keyakinan menghafalkan kata-kata yang disampaikan oleh Jibril. Peristiwa ini menjadi awal dari tugas keNabian beliau sebagai penutup para Nabi dan Rasul.

Gelar Lain Dari Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW memiliki gelar Khatamul Anbiya, namun ternyata beliau juga dikenal dengan berbagai gelar lain yang mencerminkan sifat dan keistimewaannya. Setiap gelar tersebut memiliki makna mendalam dan menggambarkan keagungan Nabi Muhammad SAW. Lantas, apa saja gelar-gelar lain yang disandang oleh Nabi Muhammad SAW?

Dinukil dari buku Mengenal Islam: Pengantar Sederhana Menuju Agama Rahmatan lil 'Alamin tulisan Agusta Konsti Embly, berikut adalah gelar lain yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW:

1. Al-Amin, Nabi Muhammad SAW dikenal dengan berbagai gelar yang mencerminkan kepribadian dan peran mulianya. Salah satu gelar paling dikenal adalah Al-Amin, yang berarti dapat dipercaya, jujur, amanah, dan sangat terpercaya.

2. Uswatun Khasanah, gelar ini berasal dari kata "uswah" yang berarti teladan dan "hasanah" yang berarti baik. Dengan demikian, Uswatun Khasanah berarti "Teladan yang Baik."

3. Al-Hasyir, Dalam bahasa Arab, Al-Hasyir berarti "pembangkit."

4. Al-Aqib, Gelar ini memiliki makna sebagai "Nabi Penutup."

Nama-nama Nabi Dan Rasul

Setelah membahas gelar Khatamul Anbiya dan berbagai nama lain yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, penting juga untuk mengenal Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul sebelumnya. Mereka semua diutus oleh Allah SWT dengan misi membawa petunjuk dan kebenaran kepada umat manusia.

Jadi, siapa sajakah nama-nama Nabi dan Rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad SAW? Berikut adalah nama-nama Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW yang dikumpulkan dari sumber sebelumnya:

1. Nabi Adam AS

2. Nabi Nuh AS

3. Nabi Ibrahim AS

4. Nabi Ismail AS

5. Nabi Ishaq AS

6. Nabi Yakub AS

7. Nabi Musa AS

8. Nabi Isa AS

9. Nabl Ayub AS

10. Nabi Yunus AS

11. Nabi Harun AS

12. Nabi Daud AS

13. Nabi Sulaiman AS

14. Nabi Yusuf AS

15. Nabi Zakaria AS

16. Nabi Yahya AS

17. Nabi Ilyas AS

18. Nabi Ilyasa AS

19. Nabi Luth AS

20. Nabi Hud AS

21. Nabi Saleh AS

22. Nabi Zulkifli AS

23. Nabi Syu'aib AS

24. Nabi Idris AS




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads