Nenek Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang sering kali membuat banyak orang penasaran. Bagi umat Islam, mengetahui nasab Nabi Muhammad SAW menjadi penting karena silsilah keluarga beliau dipenuhi dengan tokoh-tokoh yang berperan besar dalam sejarah Islam.
Nama-nama nenek Rasulullah SAW jarang dibahas secara mendetail. Namun, memahami siapa nenek beliau bisa memberikan wawasan lebih dalam tentang asal-usul dan perjalanan keluarga Rasulullah SAW.
Nenek Nabi Muhammad SAW bisa ditelusuri dari pihak ayah dan ibu. Berikut penjelasan lengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nenek Nabi Muhammad dari Nasab Ayahnya
Berdasarkan buku Mengenali Rasulullah SAW & Keluarga Baginda karya Sahrulazmi Sidek, nenek Nabi Muhammad SAW dari nasab ayahnya adalah Fatimah binti 'Amr. Fatimah adalah istri dari Abdul Muttalib bin Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW. Dari pernikahan antara Abdul Muttalib dan Fatimah binti 'Amr, lahirlah Abdullah bin Abdul Muttalib, ayah dari Nabi Muhammad SAW.
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Abdullah adalah seorang pemuda yang tampan, gagah, dan menjadi idaman banyak wanita Arab pada masa itu. Abdul Muttalib, yang menjadi pemimpin terkemuka di kalangan bangsa Quraisy, sangat memperhatikan pilihan pasangan untuk putranya. Setelah memikirkan dengan matang, Abdul Muttalib memilih Aminah binti Wahab, seorang wanita terhormat dari suku keturunan Zuhrah, untuk menjadi istri Abdullah.
Nenek Nabi Muhammad dari Nasab Ibunya
Setelah menelusuri garis keturunan dari ayahnya, penting juga untuk mengenal nasab dari pihak ibunya. Berdasarkan sumber sebelumnya, nenek Nabi Muhammad SAW dari nasab ibunya adalah Barrah binti Abdul 'Uzza. Barrah adalah ibu dari Aminah binti Wahb.
Barrah binti Abdul 'Uzza menikah dengan Wahb bin Abdul Manaf. Dari pernikahan ini, lahirlah Aminah binti Wahb, yang kemudian menjadi ibu Nabi Muhammad SAW.
Aminah dikenal sebagai wanita terbaik dari suku Quraisy pada masanya, baik dari segi keturunan maupun kedudukan. Ada pendapat yang menyebut bahwa Aminah dibesarkan oleh pamannya, Wahib bin Abdul Manaf.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Abdul Muttalib, kakek Nabi Muhammad SAW, datang menemui Wahb bin Abdul Manaf untuk melamar Aminah agar menikah dengan putranya, Abdullah. Pernikahan antara Aminah dan Abdullah inilah yang menjadi cikal bakal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun, sayangnya, Abdullah wafat saat Nabi Muhammad SAW masih berada dalam kandungan ibunya.
Bertemunya Nasab Silsilah Nabi Muhammad SAW
Setelah membahas nenek Nabi Muhammad SAW, ada satu hal menarik lainnya tentang bagaimana kedua nasab dari ayah dan ibu beliau saling bertemu. Pertemuan silsilah ini membentuk garis keturunan mulia yang menjadi cikal bakal lahirnya Nabi terakhir.
Menurut KH Moenawar Chalil dalam bukunya Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, silsilah Nabi Muhammad SAW dari pihak ayah mencerminkan garis keturunan yang mulia dan terhormat. Garis ini diawali dari Nabi Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Muthalib, bin Hasyim, bin Abdul Manaf, bin Qushayyi, bin Kilab dan terus berlanjut hingga mencapai Adnan.
Silsilah ini dilanjutkan secara lengkap mencakup beberapa nama penting seperti Murrah, Fihr, Nadhar, Kinanah hingga Adnan. Nabi Muhammad SAW ketika menceritakan nasabnya berhenti sampai pada Adnan dan tidak melampaui garis tersebut. Beliau juga memperingatkan agar tidak membuat-buat silsilah yang melampaui batas ini.
Ibnu Abbas RA berkata, "Rasulullah SAW apabila menceritakan nasabnya, tidaklah melebihi dalam menceritakan nasabnya dari Ma'ad bin Adnan bin Udad, kemudian beliau berhenti dan bersabda, 'Dustalah orang-orang yang membuat-buat nasab." (HR Ibnu Sa'ad dan Ibnu Asakir)
Sementara itu, dari pihak ibu, nasab Nabi Muhammad SAW dimulai dari Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab dan berlanjut hingga mencapai Adnan, sama seperti nasab dari pihak ayah. Garis keturunan ini mencakup nama-nama penting yang juga muncul dalam silsilah ayah, seperti Fihr, Kinanah dan Murrah.
Kedua nasab, baik dari pihak ayah maupun ibu, bertemu pada nenek kelima dari pihak ayah, yaitu Kilab bin Murrah. Kilab memiliki dua orang putra, Qushayy dan Zuhrah. Dari Qushayy inilah nasab ayah Nabi Muhammad SAW, Abdullah, diturunkan.
Sementara dari Zuhrah, nasab ibu beliau, Aminah, berasal. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW dan kedua orang tuanya, Abdullah dan Aminah, berasal dari suku yang sama, yaitu suku Quraisy. Mereka pun merupakan bagian dari garis keturunan yang dekat dan berasal dari negeri yang sama, Hijaz.
Dengan bertemunya kedua nasab ini, terlihat bahwa Nabi Muhammad SAW berasal dari garis keturunan yang mulia, terhormat, dan memiliki akar yang kuat di kalangan masyarakat Arab pada masa itu.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Aku Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya, Allah telah menciptakan makhluk, maka Dia telah menjadikan aku dalam sebaik-baik bagian mereka, kemudian Dia menjadikan mereka dua bagian, maka Dia menjadikan aku dalam sebaik-baik bagian mereka; kemudian Dia menjadikan mereka beberapa kabilah maka dia menjadikan aku dalam sebaik-baik kabilah mereka; kemudian Dia menjadikan mereka beberapa keluarga, maka Dia menjadikan aku dalam sebaik-baik keluarga mereka dan sebaik-baik diri di antara mereka." (HR at-Tirmidzi dari Abbas bin Abdul Muthalib RA)
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa