Habluminallah dan Habluminannas: Arti dan Hubungan Keduanya

Habluminallah dan Habluminannas: Arti dan Hubungan Keduanya

Amelia Ghany Safitri - detikHikmah
Jumat, 27 Sep 2024 14:01 WIB
Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran.
Ilustrasi habluminannas. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Istilah habluminallah dan habluminannas cukup populer di kalangan muslim. Hal itu erat kaitannya dengan cara menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Seorang muslim tidak hanya diperintahkan beribadah dan menjauhi larangan Allah SWT, tetapi juga harus memperhatikan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain di sekitar.

Dikutip dari buku Syarat Sebuah Amal Diterima karya Hafidz Muftisany, Allah SWT menjanjikan berbagai balasan pahala serta kebaikan bagi umatnya yang beriman dan beramal saleh. Amal saleh juga merupakan pelengkap untuk kesempurnaan iman seseorang kepada Rabb-nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam amal saleh, yaitu amal ibadah dan amal jariyah, yang meliputi habluminallah dan habluminannas.

Habluminallah Adalah Hubungan Manusia dengan Allah

Merangkum buku Sahabat Lama karya Fazza Faizah, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang paling mulia, manusia memiliki tanggung jawab untuk beriman kepada-Nya. Keimanan ini meliputi kepercayaan kepada Allah SWT, para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab suci Al-Qur'an, hari akhir, serta takdir yang telah Allah tetapkan.

ADVERTISEMENT

Allah berfirman dalam surah Az-Zariyat ayat 56,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."

Ketika seseorang memiliki keimanan yang besar kepada Allah SWT, akan tumbuh rasa cinta yang mendalam kepada-Nya. Cinta ini kemudian mendorong seorang hamba untuk melakukan berbagai upaya untuk meraih ridha Allah SWT. Hal ini menjadikan manusia taat, rajin beribadah, serta patuh terhadap perintah dan larangan-Nya.

Inilah yang disebut dengan habluminallah, atau hubungan antara manusia dengan Allah SWT.

Habluminannas Adalah Hubungan Manusia dengan Sesama

Merujuk sumber yang sama, sejak awal penciptaannya, manusia telah ditakdirkan sebagai makhluk sosial. Mereka saling bergantung satu sama lain, berbagi kasih sayang antar sesama, merasakan kebahagiaan dan kesedihan karena interaksi dengan yang lain.

Keberadaan mereka tidak dapat dipisahkan dari hubungan dengan sesama, terutama dengan manusia lainnya. Inilah yang disebut habluminannas, atau hubungan sesama manusia.

Habluminallah dan Habluminannas Harus Seimbang

Antara habluminallah dan habluminannas harus seimbang. Seseorang tidak boleh hanya fokus pada ibadah kepada Allah SWT saja, tetapi juga harus memperhatikan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain di sekitar.

Dijelaskan dalam buku Metafisika Tauhid Islam Ma'rifaturrasul karya Dhoif, berbuat baik sesama manusia (habluminannas) itu pada hakikatnya membangun hubungan baik dengan Tuhan (hablumminallah), jadi dapat disimpulkan kesempurnaan habluminallah itu tergantung dari kesempurnaan (Habluminannas). Allah berfirman dalam surah An-Nisa' ayat 36,

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ ٣٦

Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri."

Mereka yang selalu tersenyum, berbagi kebaikan, saling menolong dan mencintai sesama menunjukkan iman mereka kepada Allah SWT.

Sama halnya dengan saat Ramadan tiba, umat Islam mulai fokus menjalani hubungan dengan Allah SWT dengan berpuasa, memperbaiki salat, rutin membaca Al-Qur'an, dan menunaikan zakat. Ini semua bertujuan untuk mempererat hubungan dengan sesama manusia, terutama dengan saudara dan masyarakat yang membutuhkan.

Setelah menjalani serangkaian ibadah, umat Islam kemudian menyambut Hari Raya Idul Fitri. Pada hari itu, sesama manusia saling berjabat tangan dengan keluarga, saling memaafkan, bertemu dengan sahabat lama, dan saling menebar senyuman.

Dengan cara ini, hubungan mereka dengan Allah (habluminallah) dan dengan sesama manusia (hablumminannas) menjadi seimbang.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads