Asal-usul dan Silsilah Nabi Nuh AS Lengkap dengan Cerita Dakwahnya

Asal-usul dan Silsilah Nabi Nuh AS Lengkap dengan Cerita Dakwahnya

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 25 Sep 2024 12:30 WIB
Nabi Nuh
Kaligrafi Nabi Nuh AS. Foto: Ilustrasi: Mindra Purnomo
Jakarta -

Nabi Nuh AS adalah salah satu nabi yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia, terutama dalam tradisi agama-agama samawi. Sejumlah riwayat menyebut ia berdakwah selama lebih dari 900 tahun.

Nabi Nuh AS dikenal sebagai nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyeru kaumnya agar kembali ke jalan yang benar dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kisah Nabi Nuh AS tidak hanya terkenal karena perjuangannya dalam menghadapi kaumnya, melainkan karena peristiwa besar yang melibatkan banjir besar yang melanda bumi.

Silsilah Nabi Nuh AS

Menurut keterangan dalam Qashash al-Anbiyaa' karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan Saefulloh MS, Nabi Nuh AS memiliki nama lengkap Nuh bin Lamik bin Matwasyalakh bin Khanukh (Idris) bin Yarad bin Mahlayil bin Qanin dbin Answasy bin Syits bin Adam (Bapak Manusia). Ibnu Jarir dan ulama-ulama lainnya berpendapat Nabi Nuh AS lahir 126 tahun setelah Nabi Adam AS wafat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah hadits dalam kitab Shahih Bukhari yang berasal dari Ibnu Abbas menyebut, jarak waktu antara Nabi Adam AS dan Nabi Nuh AS adalah 10 abad. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa lebih dari itu.

Menurut buku Kisah dan Mukjizat 25 Nabi dan Rasul karya Aifa Syah, Nabi Nuh AS menyampaikan ajaran agama Allah di wilayah Armenia, tempat di mana penduduknya menyembah berhala.

ADVERTISEMENT

Nabi Nuh AS berdakwah selama 950 tahun dan wafat di Kota Makkah. Ia memiliki empat putra, yaitu Sam, Ham, Yafith, dan Kan'an.

Kisah Nabi Nuh AS

Dalam buku Mutiara Kisah 25 Nabi dan Rasul yang disusun oleh M. Arief Hakim, diceritakan bahwa kaum Nabi Nuh AS, yang dikenal sebagai bani Rasib, terkenal karena kesombongan dan kezaliman mereka.

Mereka terlena oleh kekayaan yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga menganggap harta sebagai satu-satunya penentu kehormatan dan harga diri seseorang. Pada masa itu, kaum miskin dipandang rendah dan ditindas oleh kaum Nuh AS.

Kesombongan mereka begitu besar hingga budak dan binatang pun menjadi saksi dari kezaliman tersebut. Hal ini membuat Nabi Nuh AS sangat sedih, meskipun ia tetap berdakwah dengan harapan membawa kaumnya kembali kepada ajaran tauhid.

Menurut Ibnu Katsir dalam Qashash Al-Anbiyaa', Nabi Nuh AS diutus untuk menghapus kesesatan dan kegelapan yang menyelimuti kaumnya, bani Rasib, yang tidak hanya menindas sesamanya, tetapi juga menyembah patung-patung orang saleh.

Selama 950 tahun, Nabi Nuh AS terus berdakwah tanpa mengenal lelah, meskipun sering diancam oleh kaumnya. Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membangun bahtera besar yang akan menyelamatkan beliau dan pengikutnya yang beriman dari banjir besar sebagai azab.

Saat bahtera dibangun, Nabi Nuh AS dan pengikutnya kerap diejek dan dicemooh oleh kaumnya. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat mereka, justru semakin memperkuat tekad untuk menyelesaikan bahtera tersebut.

Ketika bahtera selesai, Allah SWT menepati janji-Nya. Nabi Nuh AS diperintahkan untuk membawa sepasang hewan dan orang-orang beriman ke dalam kapal, sebab azab berupa banjir besar segera diturunkan. Hujan deras yang belum pernah terjadi sebelumnya turun dari langit, sementara air juga menyembur dari bumi, hingga seluruh daratan tertutup air.

Setelah berbulan-bulan, air mulai surut, hujan berhenti, dan sumber-sumber air dari bumi ditutup. Banjir besar itu mengakhiri kehidupan seluruh kaum bani Rasib yang menolak beriman, termasuk anak Nabi Nuh AS, Kan'an. Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang selamat dalam peristiwa tersebut.

Wallahu a'lam.




(hnh/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads