Batu surga yang ada di Makkah, dikenal sebagai Hajar Aswad, adalah batu yang dipercaya berasal langsung dari surga.
Menurut sejarahnya, batu ini awalnya berwarna putih bersih, bahkan lebih terang dari susu. Namun, seiring waktu, warna Hajar Aswad berubah menjadi hitam pekat akibat dosa-dosa manusia yang menyentuhnya.
Menariknya, perubahan warna Hajar Aswad tidak mengurangi kemuliaannya. Batu ini tetap menjadi salah satu simbol kebesaran Allah SWT yang dijaga dan dihormati oleh umat Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ingin tahu lebih banyak tentang kisah, asal usul, dan keutamaan batu suci ini? Berikut adalah informasi yang sudah kami rangkum dari Buku Sejarah Hajar Aswad & Maqam Ibrahim: Kisah Lengkap Batu dari Surga dan Jejak Kaki Nabi Ibrahim karya Prof.Dr.Said Muhammad Bakdasy, yuk, baca selengkapnya dalam artikel ini.
Sejarah Batu Surga, Sejak Zaman Nabi Ibrahim AS
Menurut riwayat Al-Azraqi yang mengutip dari Ibnu Ishaq, ketika Nabi Ibrahim AS membangun Ka'bah dan bangunannya semakin tinggi, Nabi Ismail AS menyediakan Maqam (tempat berdiri) agar ayahnya bisa berdiri di atasnya untuk menyelesaikan pembangunan.
Maqam tersebut dipindahkan oleh Nabi Ismail AS ke setiap sudut Ka'bah hingga tiba di Rukun Hijir. Saat itulah Nabi Ibrahim AS meminta Nabi Ismail AS untuk mencari sebuah batu yang akan dijadikan tanda awal untuk memulai thawaf bagi umat manusia. Ismail pun berangkat untuk mencari batu tersebut bagi ayahnya.
Nabi Ibrahim AS berkata kepada Nabi Ismail AS, "Ambilkan saya sebuah batu untuk diletakkan di sini, agar nanti menjadi tanda dimulainya tawaf untuk umat manusia."
Sebelum Nabi Ismail AS kembali, malaikat Jibril sudah lebih dahulu mendatangi Nabi Ibrahim AS dengan membawa batu surga atau Hajar Aswad. Batu tersebut telah dititipkan oleh Allah SWT kepada Gunung Abu Qubais pada saat bumi ditenggelamkan di zaman Nabi Nuh.
Allah berfirman kepada gunung itu, "Jika kau melihat kekasih-Ku sedang membangun rumah-Ku, maka keluarkanlah Hajar Aswad untuknya." Ketika Nabi Ismail AS tiba membawa batu yang telah ditemukan sebelumnya, dia bertanya, "Wahai ayahku, dari mana engkau mendapatkan batu ini?" Nabi Ibrahim AS menjawab, "Batu ini didatangkan oleh orang yang tidak membuatku harus bersusah payah untuk mendapatkan batumu. Batu ini dibawa oleh Jibril."
Ketika Jibril meletakkan batu tersebut di tempatnya, dan Nabi Ibrahim AS mulai membangun Ka'bah, batu itu tiba-tiba memancarkan cahaya yang sangat terang. Pancaran cahayanya begitu kuat hingga menerangi seluruh penjuru, dari Timur ke Barat, bahkan mencapai Yaman dan Syam. Al-Azraqi mencatat bahwa sinar itu menyebar sampai ke seluruh batas al-Haram, menerangi setiap sudutnya.
Karakteristik Bentuk dari Batu Surga
Merujuk kepada sumber sebelumnya, Batu surga atau Hajar Aswad adalah batu yang dipercayai turun dari langit, seperti disebutkan dalam berbagai hadits Nabi Muhammad SAW. Batu ini diberikan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim AS dan ditempatkan di sudut tenggara Ka'bah sebagai penanda awal bagi umat Islam dalam melakukan thawaf. Sudut ini kini dikenal sebagai Rukun.
Awalnya, batu surga atau Hajar Aswad memiliki warna putih yang cemerlang, bahkan lebih terang daripada salju dan susu. Namun, seiring waktu, batu ini berubah menjadi hitam akibat dosa-dosa kaum musyrik.
Berdasarkan riwayat, ukurannya sekitar satu hasta, seperti yang disebutkan oleh Abdullah bin Amr bin 'Ash RA diriwayatkan "Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan panjangnya seukuran tulang hasta.".
Kini, hanya bagian depan yang terlihat menghitam, sementara bagian lainnya masih tertanam dalam struktur Ka'bah, mempertahankan warna aslinya yang putih.
Menurut riwayat Al-Fakihi yang dikutip dari Mujahid, Dia berkata, "Aku melihat Rukun saat Ibnu Zubair merobohkan Ka'bah. Tampak seluruh bagian batunya yang terdapat di bagian dalam Ka'bah berwarna putih."
Keistimewaan Batu Surga
Batu surga atau Hajar Aswad memiliki sejumlah keistimewaan, namun jika tidak memungkinkan untuk menyentuh atau menciumnya, umat Islam dapat melakukan isyarat dengan melambaikan tangan ke arahnya sebagai bentuk penghormatan. Berikut adalah keistimewaan dari batu surga:
1. Tangan kanan Allah SWT di muka bumi
Al-Azraqi dan Ibnu Abu Umar, melalui sanad sahih, meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas RA berkata, "Sesungguhnya rukun ini adalah tangan kanan Allah di muka bumi, ia disalami oleh hamba-hamba-Nya layaknya seseorang yang menyalami saudaranya."
Pada kesempatan lain, saat tiba di sudut batu surga atau Hajar Aswad, Ibnu Hisyam bertanya, "Wahai Abu Muhammad, apa alasanmu mendatangi Rukun Aswad ini?" Atha' menjawab, "Abu Hurairah RA menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa yang menyentuhnya, seakan-akan dia sedang menyentuh tangan Tuhan Yang Maha Penyayang."
2. Disunnahkan mencium batu surga atau Hajar Aswad atau melambaikan tangan ke arahnya sebagai tanda dimulainya thawaf.
3. Batu surga atau Hajar Aswad dipercaya akan memberikan syafaat pada hari kiamat bagi mereka yang menyentuhnya.
4. Memulai thawaf dari batu surga atau Hajar Aswad merupakan bagian dari syariat yang ditetapkan dalam ibadah haji dan umrah.
5. Batu surga atau Hajar Aswad terletak di bagian paling mulia dari Ka'bah, menjadikannya simbol yang sangat dihormati.
6. Bagian dari batu yakut Surga
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Rukun dan Maqam Ibrahim merupakan dua batu yakut yang menjadi bagian dari batu yakut surga. Jika saja Allah tidak menghapus cahayanya, maka kedua batu itu akan menerangi Timur dan Barat." Yang dimaksud dengan Rukun adalah batu surga atau Hajar Aswad, sedangkan Maqam adalah batu yang dipijak Nabi Ibrahim saat membangun Ka'bah.
Peristiwa Bersejarah yang Pernah Berkaitan dengan Batu Surga
Batu surga atau Hajar Aswad, batu yang dipercaya berasal dari surga, telah melalui berbagai peristiwa bersejarah yang meninggalkan jejak fisik padanya. Berbagai insiden, termasuk pencurian dan kerusakan, menyebabkan batu surga atau Hajar Aswad mengalami retakan dan pecahan.
Berikut adalah beberapa peristiwa penting yang pernah menimpa batu surga ini dan berkontribusi pada kondisinya saat ini:
1. Baitullah al-Haram (Ka'bah) pernah dilanda dua kebakaran besar. Kebakaran pertama terjadi pada masa pra-Islam di era Quraisy, yang mengakibatkan batu surga atau Hajar Aswad semakin menghitam setelah tersambar api. Kebakaran kedua terjadi di era Islam, tepatnya saat kepemimpinan Abdullah bin Zubair RA, di mana Ka'bah dikepung oleh al-Hashin bin Numair al-Kindi, yang menyebabkan kerusakan lebih dalam.
2. Pada masa pemerintahan Amirul Mukminin Harun al-Rasyid, lapisan perak yang melindungi batu surga atau Hajar Aswad mulai menipis dan terkikis, hingga menyebabkan batu tersebut tidak lagi berada dengan kokoh di tempatnya semula.
3. Kisah sekte Qaramithah yang mencuri batu surga atau Hajar Aswad merupakan salah satu peristiwa paling dramatis dalam sejarah Islam.
4. Pada tahun 363 H/974 M, seorang Nasrani dari Kekaisaran Romawi melakukan aksi vandalisme yang mengejutkan, di mana ia memukul batu surga atau Hajar Aswad menggunakan martil.
5. Pada tahun 413 H/1022 M, Masjidil Haram mengalami serangan yang mengejutkan ketika seseorang berusaha merusak batu surga atau Hajar Aswad. Dengan pedang dan tongkat pemukul di tangannya, ia mencoba menghancurkan batu suci tersebut.
6. Pada tahun 990 H/1582 M, seorang pria asal Irak, yang bukan dari keturunan Arab, tiba di Masjidil Haram dengan tampak tergesa-gesa. Dalam aksinya yang tiba-tiba, ia menghantam batu surga atau Hajar Aswad menggunakan tongkat besi yang dibawanya.
7. Pada tahun 1351 H/1932 M, seorang pria asal Persia dari wilayah Afghanistan melakukan tindakan berani di Baitullah. Dia mencuri satu potongan batu surga atau Hajar Aswad, serta mengambil kain penutup Ka'bah. Tidak hanya itu, pria tersebut juga mencuri potongan perak dari tangga Ka'bah yang berada di antara sumur Zamzam dan pintu Bani Syaibah.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa