Manusia akan berada di alam kubur sebelum nantinya dibangkitkan untuk memasuki tahap hari akhir selanjutnya. Selama di alam tersebut, manusia terbagi beberapa kondisi.
Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf 'Ulum al-Akhirah yang diterjemahkan Abu Hamida MZ menyebut penghuni kubur berada dalam empat keadaan.
Pertama, ada yang duduk di atas tumitnya hingga matanya berair, badannya bengkak, dan tubuhnya kembali menjadi tanah. Setelah itu, ia terus berkeliling di kerajaan malakut yang berada di bawah langit dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, kata Imam al-Ghazali, ada penghuni kubur yang merasakan kantuk terus menerus sehingga ia tidak mengetahui apa yang dilakukannya. Ia baru sadar ketika tiupan sangkakala pertama. Kemudian, ia meninggal.
Ketiga, ada penghuni kubur yang tidak dapat bangun dari kuburnya kecuali dua atau tiga bulan saja. Setelah itu, jiwanya akan dibawa terbang burung menuju surga. Hal ini diterangkan dalam hadits shahih yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika orang mukmin yang terbang bergantung pada pohon surga."
Keempat, kondisi ini dikhususkan bagi para nabi dan wali. Imam al-Ghazali menyebut, golongan ini diberi pilihan, ada yang mengelilingi bumi hingga hari kiamat tiba, ada yang memilih ke langit ketujuh seperti Nabi Ibrahim AS.
Adapun, para wali, ada di antara mereka yang bergantung pada kebangkitan duniawi. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah riwayat dari Abu Yazid bahwa ia menyantap hidangan di bawah 'Arsy.
Lebih lanjut Imam al-Ghazali menjelaskan, dalam empat keadaan penghuni kubur itu, ada yang diazab dan ada yang diberi rahmat. Ada pula yang dihinakan dan ada yang dimuliakan. Di antara mereka ada yang mengetahui hari Jumat dan hari raya, ada yang dipukul dan ada yang disiksa.
Dalil yang digunakan sandaran Imam al-Ghazali dalam menerangkan kebenaran hal itu adalah firman Allah SWT dalam surah Al Mu'min ayat 46,
اَلنَّارُ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَّعَشِيًّا ۚوَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ ۗ اَدْخِلُوْٓا اٰلَ فِرْعَوْنَ اَشَدَّ الْعَذَابِ ٤٦
Artinya: "Neraka diperlihatkan kepada mereka (di alam barzakh) pada pagi dan petang. Pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan,) "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam sekeras-keras azab!"
Adanya Siksa di Alam Kubur
Menurut penjelasan dalam Al-Maut wa 'Alam Al-Barzakh karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy yang diterjemahkan Badruddin dkk, manusia akan mengalami siksa kubur. Hal ini bersandar pada firman Allah SWT,
وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِّنَ الْاَعْرَابِ مُنٰفِقُوْنَ ۗوَمِنْ اَهْلِ الْمَدِيْنَةِ مَرَدُوْا عَلَى النِّفَاقِۗ لَا تَعْلَمُهُمْۗ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْۗ سَنُعَذِّبُهُمْ مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّوْنَ اِلٰى عَذَابٍ عَظِيْمٍ ۚ ١٠١
Artinya: "Di antara orang-orang Arab Badui yang (tinggal) di sekitarmu ada orang-orang munafik. (Demikian pula) di antara penduduk Madinah (ada juga orang-orang munafik), mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Engkau (Nabi Muhammad) tidak mengetahui mereka, tetapi Kami mengetahuinya. Mereka akan Kami siksa dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." (QS At Taubah: 101)
Adapun, Ibnu Abbas menggunakan firman Allah SWT berikut sebagai dalil adanya siksa kubur,
وَلَنُذِيْقَنَّهُمْ مِّنَ الْعَذَابِ الْاَدْنٰى دُوْنَ الْعَذَابِ الْاَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ٢١
Artinya: "Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS As Sajdah: 21)
Dijelaskan dalam buku tersebut, siksa di alam kubur menjadi balasan atas apa yang manusia lakukan di dunia. Adapun siksa terberat akan ditimpakan di neraka setelah penghitungan amal.
Doa Terhindar dari Azab Kubur
Ada doa yang bisa dipanjatkan umat Islam agar terhindar dari azab kubur. Doa ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah RA dari Rasulullah SAW. Berikut bacaannya,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Bacaan latin: Allaahumma inni a'uudzubika min 'adzaabil qabri wa min 'adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal." (HR Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI