2 Ayat Al-Qur'an Jelaskan Kerusakan di Bumi Disebabkan Ulah Manusia

2 Ayat Al-Qur'an Jelaskan Kerusakan di Bumi Disebabkan Ulah Manusia

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 22 Sep 2024 13:00 WIB
Asap muncul di lokasi pembakaran sampah di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Selasa (15/8/2023).
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Al-Qur'an memuat firman Allah SWT tentang kerusakan yang terjadi di bumi. Hal ini termaktub dalam beberapa surat.

Manusia diperintahkan untuk menjaga alam semesta. Namun, Al-Qur'an menjelaskan tentang kerusakan di bumi yang disebabkan oleh ulah manusia.

Mengutip buku Islam, Manusia, dan Lingkungan Hidup karya Herman Khaeron dijelaskan kerusakan alam yang terjadi karena faktor alam, namun para musafir memiliki perbedaan pendapat bahwa kerusakan alam disebabkan oleh manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 85 menjelaskan firman Allah SWT tentang larangan membuat kerusakan di bumi.

وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

ADVERTISEMENT

Artinya: Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".

Ayat Al-Qur'an tentang Kerusakan Alam

Surat Al-Baqarah Ayat 30

Dalam surat Al-Baqarah ayat 30, Allah SWT berfirman,

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Arab-Latin: Wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā'ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj'alu fīhā may yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a'lamu mā lā ta'lamụn

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Tafsir Al-Baqarah Ayat 30

Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya, firman Allah SWT yang dimaksud dengan khalifah di sini bukan hanya Nabi Adam AS saja, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian mufasir. Al-Qurtubi menghubungkan pendapat itu kepada Ibnu 'Abbas, Ibnu Mas'ud, dan seluruh ahli tafsir.

Fakhrudin Ar-Razi telah menyebutkan hal itu dalam tafsirnya, begitu juga yang lainnya. Yang jelas bahwa yang dimaksud bukan hanya nabi Adam AS saja, karena jika begitu, tentu malaikat tidak mengatakan, (Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah) Mereka beranggapan bahwa makhluk jenis ini melakukan hal tersebut, dan seolah-olah mereka mengetahui hal tersebut melalui pengetahuan khusus atau memahami watak manusia.

Allah memberitahu mereka bahwa Dia akan menciptakan makhluk ini dari tanah liat dari jenis tanah liat hitam yang bisa dibentuk, atau mereka memahami bahwa khalifah yang dimaksud adalah yang memutuskan perselisihan di antara manusia dan mencegah mereka dari perbuatan-perbuatan yang dilarang dan perbuatan dosa.

Surat Ar-Rum Ayat 41

ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Arab-Latin: ẓaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri bimā kasabat aidin-nāsi liyużīqahum ba'ḍallażī 'amilụ la'allahum yarji'ụn

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Tafsir Surat Ar Rum Ayat 41

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan maksud dari ayat ini.Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ikrimah bahwa yang dimaksud "Al-bahr" adalah negeri-negeri dan kota-kota yang terletak di pinggir sungai. Ulama' lainnya berkata bahwa yang dimaksud dengan "Al-barru" adalah daratan yang sudah diketahui dan "Al-Bahr" adalah lautan yang sudah diketahui.

Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Telah tampak kerusakan di darat dan di laut) dia berkata bahwa yang dimaksud dengan rusaknya daratan adalah terbunuhnya anak cucu Nabi Adam, dan yang dimaksud dengan rusaknya lautan adalah banyaknya bahtera yang dirampok.

Kemudian firman Allah SWT: (Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia) yaitu dengan berkurangnya hasil tanaman dan buah-buahan karena perbuatan maksiat.

Disebutkan dalam hadits shahih, "Apabila seorang yang durhaka mati, maka merasa gembiralah semua hamba, negeri, pepohonan, dan hewan-hewan dengan hal itu"

Firman Allah SWT: (supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka) yaitu, agar Allah menguji mereka dengan berkurangnya harta, jiwa, hasil buah-buahan sebagai suatu kehendak dan balasan dari Allah bagi perbuatan mereka (agar mereka kembali (ke jalan yang benar)) yaitu dari perbuatan-perbuatan maksiat, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads