Ketika seseorang membacakan Al-Qur'an, baik itu dibaca secara biasa atau dilantunkan dengan nada yang indah, kita juga harus selalu mematuhi aturan-aturan tajwid.
Mengutip buku Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an & Ilmu Tajwid karya Ahmad Annuri, tajwid merupakan bentuk mashdar, dari fi'il mádhi yang berarti membaguskan, menyempurnakan dan memantapkan. Hukum tajwid yang paling banyak ditemukan dalam pembacaan Al-Qur'an adalah hukum nun mati dan tanwin.
Hukum bacaan nun mati dan tanwin adalah dua aturan dalam ilmu tajwid yang memiliki cara bacaan yang hampir serupa. Namun, bacaan dari kedua hukum ini tetap berbeda terutama dalam hal pelafalannya. Berikut penjelasan selengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan Nun Mati dan Tanwin
Merangkum dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid karya Sun Choirol Ummah, Nun mati atau nun sukun (ن) adalah nun yang tidak memiliki harakat dan tetap ada saat dilafalkan atau ditulis, baik saat diwashalkan (disambung kata lain) maupun diwaqafkan (diberhentikan). Nun mati ini dapat muncul dalam isim (kata benda), fi'il (kata sifat), maupun huruf, baik di tengah kata maupun di akhir.
Dalam konteks ini, tidak berharakat berarti berharakat sukun, sehingga tidak dapat dibunyikan kecuali diawali oleh huruf yang memiliki harakat (fathah (ﹷ), kasrah (ِ-), atau dhammah (ُ-)). Nun mati dapat terletak di tengah atau akhir kata.
Sementara itu, tanwin adalah nun mati tambahan yang berada di akhir isim (kata benda) dan hanya terlihat ketika dibaca secara washal (disambung dengan kata lain), tetapi akan menghilang ketika diwaqafkan (diberhentikan).
Bunyi bacaan tanwin ini sama dengan nun mati, sehingga hukum bacaannya pun serupa. Dalam penulisannya, tanwin berupa tanda harakat rangkap yang terdiri atas fathatain (ً-), kasratain (ٍ-), dan dhammatain (ٌ-).
Secara umum, nun mati dan tanwin memiliki hukum bacaan yang serupa ketika bertemu dengan huruf hijaiyah. Namun, keduanya memiliki perbedaan, di antaranya adalah:
1. Nun mati adalah huruf asli dari huruf-huruf hijaiyah, dan terkadang bisa juga berfungsi sebagai huruf tambahan, sedangkan tanwin hanyalah tambahan dan merupakan bentuk kata.
2. Nun mati selalu tampak baik saat dilafalkan maupun ditulis, sementara tanwin hanya terlihat saat dilafalkan dan tidak dalam tulisan.
3. Nun mati selalu muncul baik saat diwashalkan maupun diwaqafkan, sedangkan tanwin hanya ada ketika diwashalkan dan tidak terlihat saat diwaqafkan.
Hukum Nun Mati dan Tanwin
Dalam ilmu tajwid, hukum bacaan nun mati dan tanwin dibagi menjadi 4 ketentuan. Masih mengutip buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid, berikut keempat hukum bacaan tersebut:
1. Idzhar
Idzhar secara bahasa berarti jelas. Secara istilah, idzhar adalah cara mengucapkan huruf dari makhrajnya tanpa suara dengung pada huruf yang diidzharkan. Nun mati atau tanwin dibaca idzhar ketika bertemu dengan enam huruf berikut, yaitu hamzah (ء), ha' (ح), kha' (خ), 'ain (ع), ghain (غ), dan ha (ه).
Saat membacanya, bacaan nun mati atau tanwin harus jelas dan tidak terpengaruh oleh huruf setelahnya.
Contoh bacaan idzhar: يَنْهَوْنَ dibaca (yan hauna)
2. Idgham
Idgham secara bahasa berarti memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu yang lain. Secara istilah, idgham adalah menggabungkan huruf mati dengan huruf yang berharakat sehingga keduanya menjadi satu huruf yang diucapkan sekali.
Ini berlaku untuk nun mati atau tanwin yang dimasukkan ke huruf setelahnya. Ada dua macam idgham terkait dengan hal ini, yaitu idgham bighunnah dan idgham bilaghunnah.
a. Idgham Bighunnah
Idhgam bighunnah adalah cara membunyikan nun mati atau tanwin dengan mendengung saat digabungkan dengan huruf ya (ي), nun (ن), mim (م), dan wau (و).
Idgham ini berlaku jika nun mati atau tanwin bertemu huruf tersebut dalam dua kata. Jika dalam satu kata, dibaca sebagai idzhar (jelas).
Contoh bacaan idgham bighunnah: مَنْ يَقُوْلُ dibaca (mayyakuulu)
b. Idgham Bilaghunnah
Idgham bilaghunnah adalah cara membunyikan nun mati atau tanwin dengan huruf setelahnya tanpa mendengung saat digabungkan dengan huruf lam (ل) dan ra (ر).
Dalam hal ini, bunyi nun mati atau tanwin hilang dan bergabung dengan huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah: خَيْرٌ لَّكَ dibaca (Khairullaka)
3. Iqlab
Iqlab secara bahasa berarti mengubah huruf dari bentuk aslinya. Secara istilah, iqlab adalah mengganti satu huruf dengan huruf lain.
Dalam hukum nun mati atau tanwin, iqlab berarti mengganti nun mati atau tanwin menjadi mim mati ketika bertemu dengan huruf ba (ب), dan dibaca dengan suara dengung yang samar.
Dengan kata lain, saat nun mati atau tanwin bertemu ba, bacalah dengan mengubahnya menjadi mim mati dan disertai dengung.
Contoh bacaan iqlab: عَلِيمٌ بِذَاتِ dibaca (aliimum bidzaati)
4. Ikhfa
Ikhfa' secara bahasa berarti menyembunyikan atau menyamarkan. Secara istilah, ikhfa' adalah mengucapkan huruf yang berada di antara idzhar dan idgham, di mana bunyi pertama masih terdengar tetapi tidak jelas.
Nun mati atau tanwin dibaca ikhfa' ketika bertemu dengan 15 huruf yang termasuk dalam ikhfa', yaitu kaf (ك), qaf (ق), fa' (ف), zho (ظ), tho (ط), dho (ض), shod (ص), syin (ش), sin (س), za' (ز), dzal (ذ), dal (د), jim (ج), tsa' (ث), dan ta' (ت).
Cara membacanya adalah suara nun mati atau tanwin tetap terdengar, tetapi samar-samar, dan kemudian dilanjutkan dengan makhraj huruf setelahnya, sehingga terdengar seperti bunyi 'ng'.
Contoh bacaan ikhfa': بَاطِلًا ذَلِكَ dibaca (baathilang dzalika)
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI