Syekh Sabri Sebut Ada Upaya Israel Ubah Status Quo Masjid Al Aqsa

Syekh Sabri Sebut Ada Upaya Israel Ubah Status Quo Masjid Al Aqsa

Rahma Harbani - detikHikmah
Kamis, 15 Agu 2024 16:58 WIB
Imam Besar Masjid Al Aqsa Syekh Ekrima Sabri
Imam Besar Masjid Al Aqsa Syekh Ekrima Sabri. Foto: SABA News Agency
Jakarta -

Imam Besar Masjid Al Aqsa Syekh Ekrima Sabri mengatakan Israel tengah berusaha untuk mengubah status quo Masjid Al Aqsa. Pernyataan ini menyusul serbuan menteri Israel bersama ribuan pemukim ke Masjid Al Aqsa baru-baru ini.

Lebih dari 2.000 pemukim Israel yang dipimpin Menteri Sayap Kanan Itamar Ben-Gvir di bawah perlindungan polisi menyerbu Masjid Al Aqsa untuk memperingati apa yang disebut "kehancuran kuil kuno."

Imam yang menerima sanksi larangan masuk Masjid Al Aqsa ini menganggap hal itu sebagai serangan terhadap tempat-tempat suci dan "melewati semua garis merah."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilaporkan The Palestinian Information Center (PIC), Syekh Sabri menyebut, Israel tengah membagi wilayah Masjid Al Aqsa dengan mengintensifkan serbuan pemukim Israel ke masjid. Lalu, sebaliknya polisi pendudukan Israel menutup akses jemaah muslim Palestina.

"Para pemukim memanfaatkan 'hari besar Yahudi' untuk memaksakan fait accompli (ketentuan yang sudah ditetapkan; status quo) baru di tempat suci tersebut," katanya.

ADVERTISEMENT

Syekh Sabri juga menyoroti pendudukan Israel yang diiringi genosida di Jalur Gaza merupakan dalih untuk mengambil kendali penuh atas tempat suci tersebut.

Lebih lanjut, ia menegaskan penyerbuan dan pelanggaran yang dilakukan para pemukim Israel tidak akan mengubah aturan di Masjid Aqsa. Masyarakat Yerusalem disebut akan terus mempertahankan masjid dan tempat-tempat suci mereka.

Sebelumnya, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir dan Menteri Urusan Israel Negev dan Galilea Yitzhak Wasserlauf menyerbu halaman Masjid Al Aqsa bersama 2.250 pemukim Israel di bawah perlindungan polisi pendudukan. Ben-Gvir dilaporkan memimpin ibadah pemukim Israel pada hari besar tahunan umat Yahudi.

Sumber lokal dari kantor berita WAFA mengonfirmasi bahwa Ben-Gvir dan Wasserlauf menyerbu Masjid Al Aqsa secara berkelompok dari Gerbang Al-Maghariba, lalu berkeliling halaman timur. Mereka juga sempat menyanyikan himne Yahudi.

Berkenaan dengan kegiatan itu, polisi pendudukan Israel mengusir jemaah muslim yang hendak memasuki Masjid Al Aqsa. Ratusan petugas dikerahkan di sekitar gerbang masjid dan di seluruh Kota Tua Yerusalem.

Dilaporkan Asharq Al Awsat, menteri sayap kanan Ben-Gvir memimpin ratusan pemukim Israel ke Masjid Al Aqsa untuk beribadah memperingati hari besar Yahudi pada Selasa (13/8/2024) pagi waktu setempat. Selasa kemarin bertepatan dengan hari berkabung umat Yahudi atau Tisha Be'Av yang memperingati hancurnya kuil kuno.

Ben-Gvir dalam kunjungannya tersebut, dikutip Reuters, mengatakan orang Yahudi harus diizinkan untuk berdoa di Temple Mount. Hal itu dianggap melanggar status quo Masjid Al Aqsa yang hanya mengizinkan muslim beribadah di sana.

Sebaliknya, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merespons kunjungan Ben-Gvir dan pernyataannya tersebut "menyimpang dari status quo" Masjid Al Aqsa.

"Kebijakan Israel terkait Temple Mount tidak berubah; tetap seperti ini adanya, dan akan tetap seperti ini," demikian pernyataannya.




(rah/kri)

Hide Ads