Ismail Haniyeh Syahid, Hamas Kutip Al-Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 169

Ismail Haniyeh Syahid, Hamas Kutip Al-Qur'an Surah Ali 'Imran Ayat 169

Kristina - detikHikmah
Kamis, 01 Agu 2024 17:07 WIB
Palestinian group Hamas top leader, Ismail Haniyeh speaks during a press conference in Tehran, Iran, March 26, 2024. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Foto: Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights
Jakarta -

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas akibat serangan yang diduga dilakukan Israel di Teheran, Iran. Syahidnya pemimpin biro politik Hamas itu mengundang duka mendalam bagi pejuang kemerdekaan Palestina.

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (31/7/2024) pagi waktu setempat Ismail Haniyeh telah dibunuh pasukan zionis saat menghadiri pelantikan presiden baru Iran.

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas berduka atas meninggalnya rakyat Palestina yang hebat, bangsa Arab dan Islam, dan semua orang bebas di dunia: saudara, pemimpin, martir, Mujahid Ismail Haniyeh," bunyi pernyataan Hamas seperti dilansir Al Jazeera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pimpinan gerakan itu tewas syahid setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran akibat serangan berbahaya zionis di kediamannya di Teheran," lanjutnya.

Hamas sebelumnya mengutip ayat Al-Qur'an surah Ali 'Imran ayat 169 dalam pernyataannya. "Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Wa lā taḥsabannal-lażīna qutilū fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā'un 'inda rabbihim yurzaqūn."

ADVERTISEMENT

Bacaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ

Wa lā taḥsabannal-lażīna qutilū fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā'un 'inda rabbihim yurzaqūn.

Artinya: "Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya."

Tafsir Surah Ali 'Imran Ayat 169

Menurut Tafsir Al-Qur'an Kementerian Agama RI, ayat tersebut menegaskan orang-orang yang terbunuh sebagai syuhada dalam perang fi sabilillah jangan dikira mati seperti anggapan orang-orang munafik, tetapi mereka masih hidup di sisi Allah SWT, mendapatkan rezeki, dan nikmat yang berlimpah.

Para syuhada dikatakan hidup di dekat surga menikmati pemberian Allah SWT, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi SAW bersabda,

اَلشُّهَدَاءُ عَلَى بَارِقِ نَهْرٍ بِبَابِ الْجَنَّةِ فِي قُبَّةٍ خَضْرَاءَ يَخْرُجُ اِلَيْهِمْ رِزْقُهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ بُكْرَةً وَ عَشِيًّا (رواه الحاكم واحمد والطبراني عن ابن عبّاس

Artinya: "Para syuhada berada di tepi sungai dekat pintu surga, mereka berada dalam sebuah kubah yang hijau. Hidangan mereka keluar dari surga itu setiap pagi dan sore." (HR al-Hakim, Ahmad, dan at-Tabrani)

Ibnu Katsir turut menafsirkan firman Allah SWT dalam surah Ali 'Imran ayat 169 bahwa sekalipun syuhada gugur terbunuh dalam kehidupan dunia, sesungguhnya roh mereka tetap hidup diberi rezeki di alam yang kekal.

Ibnu Katsir menyandarkan penafsiran tersebut dengan sejumlah hadits. Salah satunya riwayat dari Abdullah ibnu Murrah dari Masruq saat Rasulullah SAW ditanya mengenai firman Allah SWT dalam surah Ali 'Imran ayat 169. Rasulullah SAW bersabda,

"Arwah mereka (para syuhada) berada di dalam perm burung hijau, baginya terdapat pelita-pelita yang bergantungan di bawah Arasy. ia terbang di bagian surga dengan bebas menurut kehendaknya, kemudian hinggap pada pelita-pelita tersebut. Maka Tuhan mereka menjenguk keadaan mereka sekali kunjungan, lalu berfirman, "Apakah kalian menginginkan sesuatu?" Mereka menjawab, "Apakah yang kami inginkan lagi, bukankah kami terbang dengan bebas di dalam surga ini menurut kehendak kami?" Allah melakukan hal tersebut kepada mereka sebanyak tiga kali. Setelah mereka merasakan bahwa diri mereka tidak dibiarkan oleh Allah melainkan harus meminta, maka berkatalah mereka, "Wahai Tuhan kami, kami menginginkan agar Engkau mengembalikan arwah kami ke jasad kami, hingga kami dapat terbunuh lagi demi membela jalan-Mu sekali lagi." Setelah Allah melihat bahwa mereka tidak mempunyai keperluan lagi, maka barulah mereka ditinggalkan.

Wallahu a'lam.




(kri/lus)

Hide Ads