Mengenal Kakek Nabi Muhammad SAW dari Nasab Ayahnya

Mengenal Kakek Nabi Muhammad SAW dari Nasab Ayahnya

Devi Setya - detikHikmah
Selasa, 23 Jul 2024 14:45 WIB
Vector of islamic calligraphy name of Prophet - Solawat supplication phrase translated as God bless Muhammad
Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeynurbaba
Jakarta -

Nabi Muhammad SAW adalah putra dari Abdullah dan Aminah. Beliau memiliki kakek bernama Abdul Muthalib yang merupakan sosok terhormat di Makkah.

M Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Membaca Sirah Nabi Muhammad: Dalam Sorotan Al-Quran dan Hadis-Hadis Shahih menjelaskan, Abdul Muthalib lahir pada 497 M. Ia merupakan tokoh sentral kedua dalam sejarah masyarakat Arab di masa Jahiliyah dan masa awal Islam.

Abdul Muthalib adalah putra dari Hasyim, Putra Abd. Manaf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul Muthalib memiliki beberapa istri, salah satunya yakni Fathimah binti Amr bin Adiz yang melahirkan tujuh orang anak yang bernama Abdullah, Abdu Manaf (Abu Thalib), Baidha, Umaimah, Barrah, Atikah, dan Arwa. Fathimah binti Amr bin Adiz ini tak lain adalah nenek Nabi Muhammad SAW.

Tidak banyak catatan yang menceritakan riwayat masa muda Abdul Muthalib. Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa ia adalah seseorang yang berbudi pekerti luhur dan menjauhi keburukan-keburukan di masa Jahiliyah seperti perzinahan serta kekerasan.

ADVERTISEMENT

Abdul Muthalib adalah orang yang sangat berpengaruh di kalangan bangsa Quraisy. Ia merupakan orang tertua di kalangan Quraisy. Masyarakat begitu menghormatinya.

Ketika ada suatu permasalahan, maka Abdul Muthalib yang akan dimintai pendapatnya. Kakek Nabi Muhammad SAW adalah kepala bagi seluruh kota Makkah.

Di bawah kepemimpinan Abdul Muthalib, perdagangan dan ekonomi suku Quraisy dan penduduk Makkah mencapai puncak kesuksesan.

Dalam buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW oleh Yoli Hemdi, Abdul Muthalib digambarkan sebagai sosok yang memiliki perawakan sedang, berkulit bersih, tampan, berwibawa, berbicara halus dan sosok yang berani mengambil resiko.

Penemu Sumur Zamzam yang Telah Ditimbun

Kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, merupakan sosok utama di balik penemuan kembali sumur zamzam.

Sumur zamzam pernah ditimbun oleh penguasa Jurhum. Abu Muthalib, yang saat itu berkuasa di Makkah merasa kesulitan dalam menyediakan air untuk jemaah yang berkunjung ke Ka'bah.

Merujuk pada riwayat pada sejarawan, disebutkan Abdul Muthalib pernah berbarng di dekat Hijr Ismail dan bermimpi ia diperintahkan untuk menggali sumur zamzam sambil ditunjukkan lokasinya. Mimpi tersebut terulang dengan gambaran yang sama.

Abdul Muthalib kemudian mengikui saran yang hadir dalam mimpinya dan ia pun kembali menemukan sumur zamzam. Tak hanya menemukan sumber air yang menjadi nikmat dari Allah SWT, Abdul Muthalib juga menemukan dua patung emas berbentuk kijang, beberapa pedang dan perisai yang sangat berharga.

Kedekatan Nabi Muhammad SAW dengan Sang Kakek

Kelahiran Nabi Muhammad SAW membawa kebahagiaan bagi seluruh keluarganya, termasuk sang kakek. Kehadiran sang cucu dari putra tersayangnya ini menjadikan ia sangat gembira.

Bayi Abdullah dan Siti Aminah ini dibawa ke hadapan Ka'bah dan diberi nama Muhammad yang artinya terpuji.

Abdul Muthalib sangat menyayangi cucunya, terlebih lagi Muhammad telah menjadi yatim piatu sejak usianya masih sangat kecil.

Sepeninggal sang ibu, Siti Aminah, Nabi Muhammad SAW dirawat oleh kakeknya. Kedekatan Abdul Muthalib dengan Nabi Muhammad SAW banyak dikisahkan dalam riwayat hadits.

Diriwayatkan, suatu hari Nabi Muhammad SAW datang ke Masjidil Haram, ia lantas mendekati sang kakek yang duduk di tempat hamparan yang istimewa. Anak-anak Abdul Muthalib tidak berani duduk dan menghampiri hingga area hamparan tersebut. Namun tidak dengan Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW dibiarkan dan diperbolehkan duduk di hamparan sang kakek. "Biarkanlah ia berjalan mendekat kepadaku," kata Abdul Muthalib.

Kisah ini menjadi salah satu gambaran kedekatan Nabi Muhammad SAW dengan sang kakek. Sekaligus menggambarkan besarnya cinta Abdul Muthalib kepada cucunya.

Wafatnya Kakek Nabi Muhammad SAW

Merangkum buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW oleh Abdurrahman bin Abdul Karim dijelaskan kisah wafatnya kakek Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib.

Abdul Muthalib meninggal dunia di usia 80 tahun saat Nabi Muhammad SAW baru berusia 8 tahun. Kepergian sang kakek membuat Nabi Muhammad SAW dilanda perasaan sedih.

Sepeninggal Abdul Muthalib, Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh sang paman, Abu Thalib. Di bawah asuhan sang paman ini, Nabi Muhammad SAW mendapat perhatian dan pemeliharaan yang baik. Nabi Muhammad SAW kecil benar-benar dilindungi sampai beliau beranjak dewasa dan memasuki masa kenabian. Abu Thalib bahkan terus menjaga sang keponakan sampai akhir hayatnya.




(dvs/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads