1 Muharram Identik dengan Apa?

1 Muharram Identik dengan Apa?

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 01 Jul 2024 18:30 WIB
Ilustrasi 1 muharram 2024
Ilustrasi 1 Muharram 1446 H (Foto: Ilustrasi: Jelita Nurisia Fajrina)
Jakarta -

Hari pertama di bulan Muharram diperingati sebagai Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriyah. Bagi umat Muslim, bulan Muharram menjadi salah satu bulan yang suci.

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan mengerjakan banyak amalan pada 1 Muharram. Sebab banyak keutamaan yang akan diperoleh bagi mereka yang mengerjakannya.

Keputusan penetapan 1 Muharram 1446 H berdasarkan Kementerian Agama (Kemenag) RI jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Lantas apa yang dirayakan saat 1 Muharram? Dan apa yang identik dari 1 Muharram?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hijrahnya Nabi Muhammad SAW

Menukil buku 10 Tema Fenomenal dalam Ilmu Al-Qur'an oleh Mochammad Arifin, selain Tahun Baru Islam, 1 Muharram diperingati sebagai peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M. Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk berhijrah setelah memperoleh wahyu dan perintah dari Allah SWT untuk menyebarkan agama Islam ke masyarakat luas.

Mengutip buku Menggapai Berkah di Bulan-Bulan Hijriah oleh Siti Zamratus Sa'adah, peristiwa hijrah Rasulullah SAW menjadi sebuah penamaan kalender Islam. Sebelum zaman Rasulullah, tidak ada sistem kalender yang digunakan untuk memperingati suatu peristiwa.

ADVERTISEMENT

Singkatnya, sejarah 1 Muharram menjadikan kalender Hijriyah sebagai sistem penanggalan sehari-hari dengan menggunakan peredaran bulan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 12:

وَجَعَلْنَا الَّيْلَ وَالنَّهَارَ اٰيَتَيْنِ فَمَحَوْنَآ اٰيَةَ الَّيْلِ وَجَعَلْنَآ اٰيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِّتَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنٰهُ تَفْصِيْلًا

Artinya: Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.

Dapat ditarik kesimpulan, Muharram sebagai bulan pertama dalam kalender Hijriyah dapat dimaknai sebagai hijrahnya (berpindah) umat Muslim dari hal-hal kurang baik ke hal-hal yang lebih baik lagi. Dengan tetap berpegang pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Malam 1 Suro

Bagi masyarakat Jawa, 1 Muharram juga diperingati sebagai Malam 1 Suro. Tradisi ini sudah melekat lama dalam bagian penting budaya masyarakat Jawa.

Sebagian besar masyarakat Jawa meyakini bahwa Malam Satu Suro memiliki makna istimewa. Di berbagai daerah di Jawa, diselenggarakan berbagai tradisi untuk memperingati Tahun Baru Jawa yang sekaligus Tahun Baru Islam ini.

Menukil buku Misteri Bulan Suro, Perspektif Islam Jawa oleh Muhammad Solikhin, kata suro berasal dari kata asyura, yang dalam bahasa Arab artinya "sepuluh". Kata Asyura merujuk pada tanggal 10 Muharam, yang berkaitan dengan peristiwa wafatnya Sayyidina Husein, cucu Nabi Muhammad di Karbala (sekarang masuk Irak).

Dian Uswatina dalam tesisnya yang berjudul "Akulturasi Budaya Jawa dan Islam: Kajian Budaya Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Keraton Surakarta Hadiningrat Masa Pemerintahan Paku Buwono XII", menjelaskan bahwa peringatan Malam Satu Suro dilakukan dengan cara bersyukur, merenung, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selama bulan Suro, masyarakat Jawa meyakini pentingnya untuk tetap berelang (ingat) dan waspada.

Doa 1 Muharram

Menukil buku Doa dan Dzikir Sepanjang Tahun oleh H. Hamdan Hamedan, MA., berikut doa 1 Muharram tahun 1446 H:

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Latin: Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa 'ala fadhlikal 'azhimi wa karimi judikal mu'awwal. Hadza 'amun jadidun qad aqbal. As'alukal 'ishmata fîhi minas syaithani wa auliya'ih, wal 'auna 'ala hadzihin nafsil ammarati bis su'i, wal isytighala bima yuqarribuni ilaika zulfa, ya dzal jalali wal ikrâm.

Artinya: "Ya Allah, Engkau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Dengan karunia dan kemurahan-Mu yang besar, Engkau adalah harapanku yang teguh. Ketika memasuki tahun baru ini, aku memohon perlindungan dari godaan setan dan pengikut-pengikutnya. Aku juga memohon pertolongan-Mu untuk menaklukkan hawa nafsu yang sering menggoda untuk berbuat jahat. Aku memohon petunjuk dari-Mu agar setiap aktivitasku sehari-hari dapat mendekatkan diriku pada rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia."




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads