Malam 1 Suro 2024 Kapan? Ini Kalender dan Larangannya

Malam 1 Suro 2024 Kapan? Ini Kalender dan Larangannya

Alvin Setiawan - detikHikmah
Sabtu, 29 Jun 2024 20:01 WIB
Malam 1 Suro: Pengertian, Sejarah dan Perayaannya
Ilustrasi malam 1 Suro. Foto: Getty Images/iStockphoto/Choreograph
Jakarta -

Dalam penanggalan Jawa, bulan Muharram dikenal sebagai Suro. Masyarakat Jawa percaya bahwa malam Suro merupakan waktu yang sakral. Lantas, kapan malam 1 Suro 2024?

Dijelaskan dalam artikel publikasi Tradisi Suroan dan Pengaruhnya Terhadap Keberagamaan Masyarakat Dusun Bantan, Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan karya Rahmawati dkk yang terbit dalam Jurnal Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 2 2022, kata "Suro" berasal dari kata "Asyura", yang artinya hari ke-10 Muharram.

Muharram termasuk bulan haram bersama Dzulkaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Ulama Al-Qodhi Abu'la mengatakan bulan ini disebut haram karena dua alasan utama. Pertama, pada bulan-bulan tersebut, pembunuhan dilarang keras, bahkan masyarakat jahiliah pun mematuhinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, larangan melakukan perbuatan haram lebih ditegaskan pada bulan ini karena kemuliaannya, dan perbuatan terlarang yang dilakukan selama bulan-bulan haram ini dianggap lebih serius.

Masyarakat Jawa memperingati Muharram--atau dalam kalender mereka Suro--terutama pada tanggal 1 dengan tradisi yang disebut suroan. Tradisi ini sudah lama menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Jawa di semua kalangan.

ADVERTISEMENT

Malam 1 Suro 2024 Jatuh pada 7 Juli 2024

Ada anggapan bahwa 1 Suro sama dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah. Namun, penanggalan Jawa dan Hijriah sebenarnya berbeda.

Menurut Kalender Jawa Indonesia 2024, tanggal 1 Suro jatuh pada hari Senin Legi, 8 Juli 2024. Ini berarti malam 1 Suro terjadi pada Minggu, 7 Juli 2024 setelah matahari terbenam.

Dalam Kalender Jawa Karaton Surakarta Hadiningrat juga disebutkan, Besar--bulan sebelum Suro--1957 Jimawal akan berakhir pada 7 Juli 2024.

Sementara itu, menurut kalender Hijriah Indonesia 2024 susunan Kementerian Agama (Kemenag) RI, 1 Muharram jatuh pada 7 Juli 2024. Oleh karena itu, malam 1 Muharram 1446 H jatuh pada tanggal 6 Juli 2024.

Kalender Bulan Suro

  • 1 Suro: 8 Juli 2024
  • 2 Suro: 9 Juli 2024
  • 3 Suro: 10 Juli 2024
  • 4 Suro: 11 Juli 2024
  • 5 Suro: 12 Juli 2024
  • 6 Suro: 13 Juli 2024
  • 7 Suro: 14 Juli 2024
  • 8 Suro: 15 Juli 2024
  • 9 Suro: 16 Juli 2024
  • 10 Suro: 17 Juli 2024
  • 11 Suro: 18 Juli 2024
  • 12 Suro: 19 Juli 2024
  • 13 Suro: 20 Juli 2024
  • 14 Suro: 21 Juli 2024
  • 15 Suro: 22 Juli 2024
  • 16 Suro: 23 Juli 2024
  • 17 Suro: 24 Juli 2024
  • 18 Suro: 25 Juli 2024
  • 19 Suro: 26 Juli 2024
  • 20 Suro: 27 Juli 2024
  • 21 Suro: 28 Juli 2024
  • 22 Suro: 29 Juli 2024
  • 23 Suro: 30 Juli 2024
  • 24 Suro: 31 Juli 2024
  • 25 Suro: 1 Agustus 2024
  • 26 Suro: 2 Agustus 2024
  • 27 Suro: 3 Agustus 2024
  • 28 Suro: 4 Agustus 2024
  • 29 Suro: 5 Agustus 2024
  • 30 Suro: 6 Agustus 2024

Larangan Malam 1 Suro

Masyarakat muslim Jawa mempercayai adanya sejumlah pantangan untuk melakukan kegiatan penting di bulan Suro, khususnya pada tanggal tersebut.

Dikutip dari jurnal berjudul Makna Komunikasi Ritual Masyarakat Jawa (Studi Kasus pada Tradisi Perayaan Malam Satu Suro di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran Solo), Vol. 1, No. 1, March 2024, karya Galuh Kusuma Hapsari, berikut sejumlah larangan malam 1 Suro yang dipercayai masyarakat Jawa.

1. Larangan Keluar di Malam Hari

Pada Malam Satu Suro, masyarakat lebih memilih berdiam diri di rumah, terutama saat malam, karena diyakini akan mendatangkan kesialan atau hal negatif.

2. Tidak Boleh Mengadakan Pesta atau Hajatan

Banyak orang menghindari mengadakan acara seperti pernikahan atau sunatan di bulan Suro karena dianggap pamali dan membawa bencana. Namun, dalam Islam tidak ada aturan mengenai waktu yang tepat untuk menikah, termasuk di bulan Muharram.

3. Tidak Boleh Berbicara atau Berisik

Salah satu ritual yang dilakukan di Malam Satu Suro adalah Mubeng Benteng dan Tapa Bisu, yaitu tidak berbicara. Ritual ini hanya ada di Keraton Yogyakarta.

4. Dilarang Berkata Kasar atau Buruk

Saat Malam Satu Suro, ada larangan untuk berbicara hal-hal buruk atau kasar. Diyakini bahwa jika tidak menjaga lisan dan berkata buruk, hal tersebut akan menjadi kenyataan. Ini juga dikaitkan dengan kepercayaan sebagian orang Jawa terhadap keberadaan makhluk gaib di bulan Suro, yang akan mencari manusia yang lalai dalam ingat dan waspada (eling lan waspada).

5. Dilarang Pindahan atau Membangun Rumah

Pindahan atau membangun rumah tidak disarankan pada malam 1 Suro karena dipercaya dapat mendatangkan kesialan.

Bacaan Doa saat Malam 1 Suro

Karena malam satu Suro bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1446 H, muslim dapat membaca doa akhir dan awal tahun. Dilansir arsip detikHikmah berikut bacaanya.

Doa Akhir Tahun

Ψ§ΩŽΩ„Ω„Ω‘Ω°Ω‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ω…ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ…ΩΩ„Ω’Ψͺُ مِنْ ΨΉΩŽΩ…ΩŽΩ„Ω فِي هٰذِهِ Ψ§Ω„Ψ³Ω‘ΩŽΩ†ΩŽΨ©Ω Ω…ΩŽΨ§ Ω†ΩŽΩ‡ΩŽΩŠΩ’ΨͺΩŽΩ†ΩΩŠ ΨΉΩŽΩ†Ω’Ω‡Ω ΩˆΩŽΩ„ΩŽΩ…Ω’ أَΨͺُبْ مِنْهُ ΩˆΩŽΨ­ΩŽΩ„ΩΩ…Ω’Ψͺَ ΩΩΩŠΩ’Ω‡Ψ§ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ‘ΩŽ Ψ¨ΩΩΩŽΨΆΩ’Ω„ΩΩƒΩŽ Ψ¨ΩŽΨΉΩ’Ψ―ΩŽ Ω‚ΩΨ―Ω’Ψ±ΩŽΨͺΩΩƒΩŽ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ ΨΉΩΩ‚ΩΩˆΩ’Ψ¨ΩŽΨͺΩΩŠΩ’ ΩˆΩŽΨ―ΩŽΨΉΩŽΩˆΩ’ΨͺΩŽΩ†ΩΩŠΩ’ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„ΨͺΩ‘ΩŽΩˆΩ’Ψ¨ΩŽΨ©Ω مِنْ Ψ¨ΩŽΨΉΩ’Ψ―Ω جَرَاَؑΨͺΩΩŠΩ’ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ Ω…ΩŽΨΉΩ’Ψ΅ΩΩŠΩŽΨͺΩΩƒΩŽ فَΨ₯ΩΩ†Ω‘ΩΩŠ Ψ§Ψ³Ω’ΨͺΩŽΨΊΩ’ΩΩŽΨ±Ω’ΨͺΩΩƒΩŽ ΩΩŽΨ§ΨΊΩ’ΩΩΨ±Ω’Ω„ΩΩŠΩ’ ΩˆΩŽΩ…ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΩ…ΩΩ„Ω’Ψͺُ ΩΩΩŠΩ’Ω‡ΩŽΨ§ Ω…ΩΩ…Ω‘ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΨ±Ω’ΨΆΩŽΩ‰ ΩˆΩŽΩˆΩŽΨΉΩŽΨ―Ω’ΨͺΩ‘ΩŽΩ†ΩΩŠ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω Ψ§Ω„Ψ«Ω‘ΩŽΩˆΩŽΨ§Ψ¨ΩŽ ΩΩŽΨ£ΩŽΨ³Ω’Ψ¦ΩŽΩ„ΩΩƒΩŽ Ψ£ΩŽΩ†Ω’ ΨͺَΨͺΩŽΩ‚ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩ„ΩŽ Ω…ΩΩ†Ω‘ΩΩŠΩ’ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΩ‚Ω’Ψ·ΩŽΨΉΩ’ Ψ±ΩŽΨ¬ΩŽΨ§Ψ¦ΩΩŠΩ’ Ω…ΩΩ†Ω’ΩƒΩŽ يَا ΩƒΩŽΨ±ΩΩŠΩ’Ω…Ω

Allaahumma maa 'amiltu min 'amalin fii haadzihis sanati ma nahaitanii 'anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fiihaa 'alayya bi fadhlika ba'da qudratika 'alaa 'uquubatii wa da'autanii ilat taubati min ba'di jaraa-atii 'alaa ma'shiyatika. Fa innii astaghfiruka, faghfirlii wa maa 'amiltu fiihaa mimmaa tardha, wa wa'attanii 'alaihits tsawaaba, fa-as-aluka an tataqabbala minnii wa laa taqtha' rajaa-ii minka yaa kariim.

Artinya, "Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Engkau larang sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Engkau maklumi karena kemurahan-Mu sementara Engkau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Engkau perintahkan untuk tobat sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Engkau menerima perbuatanku yang Engkau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah Engkau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah."

Doa Awal Tahun

Ψ§ΩŽΩ„Ω„Ω‘Ω°Ω‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ψ£ΩŽΩ†Ω’Ψͺَ Ψ§Ω„Ψ£ΩŽΨ¨ΩŽΨ―ΩΩŠΩ‘Ω Ψ§Ω„Ω‚ΩŽΨ―ΩΩŠΩ…Ω Ψ§Ω„Ψ£ΩŽΩˆΩ‘ΩŽΩ„Ω ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ ΩΩŽΨΆΩ’Ω„ΩΩƒΩŽ Ψ§Ω„ΨΉΩŽΨΈΩΩŠΩ’Ω…Ω ΩˆΩŽΩƒΩŽΨ±ΩΩŠΩ’Ω…Ω Ψ¬ΩΩˆΩ’Ψ―ΩΩƒΩŽ Ψ§Ω„Ω…ΩΨΉΩŽΩˆΩ‘ΩŽΩ„ΩΨŒ ΩˆΩŽΩ‡Ω°Ψ°ΩŽΨ§ ΨΉΩŽΨ§Ω…ΩŒ Ψ¬ΩŽΨ―ΩΩŠΩ’Ψ―ΩŒ Ω‚ΩŽΨ―Ω’ Ψ£ΩŽΩ‚Ω’Ψ¨ΩŽΩ„ΩŽΨŒ Ψ£ΩŽΨ³Ω’Ψ£ΩŽΩ„ΩΩƒΩŽ Ψ§Ω„ΨΉΩΨ΅Ω’Ω…ΩŽΨ©ΩŽ ΩΩΩŠΩ’Ω‡Ω Ω…ΩΩ†ΩŽ Ψ§Ω„Ψ΄Ω‘ΩŽΩŠΩ’Ψ·ΩŽΨ§Ω†Ω ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩˆΩ’Ω„ΩΩŠΩŽΨ§Ψ¦ΩΩ‡ΩΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ω„ΨΉΩŽΩˆΩ’Ω†ΩŽ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩ‰ هٰذِهِ Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΩΩ’Ψ³Ω Ψ§Ω„Ψ£ΩŽΩ…Ω‘ΩŽΨ§Ψ±ΩŽΨ©Ω Ψ¨ΩΨ§Ω„Ψ³Ω‘ΩΩˆΩ’Ψ‘ΩΨŒ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ψ§ΩΨ΄Ω’ΨͺΩΨΊΩŽΨ§Ω„ΩŽ Ψ¨ΩΩ…ΩŽΨ§ ΩŠΩΩ‚ΩŽΨ±Ω‘ΩΨ¨ΩΩ†ΩΩŠΩ’ Ψ₯ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ψ²ΩΩ„Ω’ΩΩŽΩ‰ يَا ذَا Ψ§Ω„Ψ¬ΩŽΩ„ΩŽΨ§Ω„Ω ΩˆΩŽΨ§Ω„Ψ₯ΩΩƒΩ’Ψ±ΩŽΨ§Ω…Ω

Allaahumma antal abadiyyul qadiimul awwal. Wa 'alaa fadhlikal 'azhiimi wa kariimi juudikal mu'awwal. Haadzaa 'aamun jadiidun qad aqbal. As-alukal 'ishmata fiihi minas syaithaani wa auliyaa-ih, wal 'auna 'alaa haadzihin nafsil ammaarati bis suu-i, wal isytighaala bimaa yuqarribunii ilaika zulfaa, yaa dzal jalaali wal ikraam.

Artinya, "Tuhanku, Engkau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Engkau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kadang mendorongku berbuat jahat kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar kegiatan sehari-hari mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan."

Bacaan doa awal dan akhir tahun tersebut bukan berasal dari sunnah nabi, melainkan susunan para ulama yang dipanjatkan untuk mohon ampunan dan rahmat-Nya.

Wallahu a'lam.




(aeb/kri)

Hide Ads