Tanggal 10 Muharram, atau dikenal sebagai Hari Asyura, merupakan momen penting dalam Islam. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada hari tersebut. Lantas, 10 Muharram 2024 akan jatuh pada tanggal berapa?
Mengutip buku Mengenal Hari-Hari Besar Islam karya Marfu'ah, hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram menjadi hari bersejarah. Sejumlah peristiwa besar pada era nabi terdahulu terjadi pada waktu tersebut.
Di antaranya ada peristiwa Nabi Ibrahim AS yang diselamatkan oleh Allah SWT dari pembakaran Raja Namrud. Nabi Ibrahim AS dituduh telah merusak, menghancurkan berhala di kuil tempat pemujaan Namrud. Ia kemudian dilempar ke api unggun yang menyala dengan hebat akan tetapi ia tidak merasakan panas dan tidak terbakar pula badannya atas izin Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, ada peristiwa Nabi Nuh AS yang diselamatkan oleh Allah SWT dari banjir besar yang merendam umatnya yang zalim. Nabi Nuh AS selamat bersama kaum mukminin dan binasalah orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT.
10 Muharram 2024 Jatuh pada Tanggal 16 Juli 2024
Menurut Kalender Hijriah Indonesia 2024 susunan Kementerian Agama RI, 10 Muharram 1446 H/2024 M jatuh pada Selasa, 16 Juli 2024.
Meski merupakan hari besar umat Islam, Pemerintah tidak menetapkannya menjadi hari libur nasional. Hari libur nasional jatuh pada 1 Muharram 1446 H yang bertepatan dengan 7 Juli 2024.
Berikut kalender bulan Muharram 1446 H selengkapnya.
Kalender Bulan Muharram 1446 H/2024 M
- 1 Muharram: 7 Juli 2024
- 2 Muharram: 8 Juli 2024
- 3 Muharram: 9 Juli 2024
- 4 Muharram: 10 Juli 2024
- 5 Muharram: 11 Juli 2024
- 6 Muharram: 12 Juli 2024
- 7 Muharram: 13 Juli 2024
- 8 Muharram: 14 Juli 2024
- 9 Muharram: 15 Juli 2024
- 10 Muharram: 16 Juli 2024
- 11 Muharram: 17 Juli 2024
- 12 Muharram: 18 Juli 2024
- 13 Muharram: 19 Juli 2024
- 14 Muharram: 20 Juli 2024
- 15 Muharram: 21 Juli 2024
- 16 Muharram: 22 Juli 2024
- 17 Muharram: 23 Juli 2024
- 18 Muharram: 24 Juli 2024
- 19 Muharram: 25 Juli 2024
- 20 Muharram: 26 Juli 2024
- 21 Muharram: 27 Juli 2024
- 22 Muharram: 28 Juli 2024
- 23 Muharram: 29 Juli 2024
- 24 Muharram: 30 Juli 2024
- 25 Muharram: 31 Juli 2024
- 26 Muharram: 1 Agustus 2024
- 27 Muharram: 2 Agustus 2024
- 28 Muharram: 3 Agustus 2024
- 29 Muharram: 4 Agustus 2024
- 30 Muharram: 5 Agustus 2024
Anjuran Berpuasa pada 10 Muharram
Nabi SAW menganjurkan untuk berpuasa pada hari Asyura atau 10 Muharram. Hal ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, ia berkata,
"Nabi SAW datang di Madinah, tiba-tiba beliau mendapati orang-orang Yahudi pada berpuasa Asyura (10 Muharram). Mereka berkata, 'Ini adalah hari kemenangan Musa terhadap Fir'aun.' Lalu Nabi SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya, "Kamu adalah lebih berhak atas Musa daripada mereka, oleh sebab itu berpuasalah'!" (HR Bukhari)
Dinukil dari buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifa Zain Nasrullah, berikut niat puasa Asyura yang dapat diucapkan di dalam hati.
نَوَيْتُ صَوْمَ عَشْرَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma 'asyura sunnatan lillaahi ta'aala.
Artinya: "Aku berniat puasa 'Asyura, sunnah karena Allah Ta'ala."
Ahmad Syahirul Alim dalam buku Rahasia Puasa Sunah, menjelaskan bahwa puasa pada 10 Muharram atau Asyura adalah puasanya para nabi dan umat-umat sebelum diutus Rasulullah SAW. Hal ini terlihat dari kebiasaan orang-orang jahiliah di Makkah yang terbiasa melakukan puasa di hari Asyura.
Rasulullah SAW juga tidak pernah tertinggal untuk berpuasa di hari ini, begitu juga para sahabat beliau. Seperti yang diriwayatkan dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda,
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٍ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ
Artinya: "Hari Asyura ialah hari yang orang-orang Quraisy berpuasa di masa jahiliah, Nabi SAW juga berpuasa Asyura. Ketika beliau tiba di Madinah, ia berpuasa dan memerintahkan umat Islam berpuasa padanya. (Namun), ketika kewajiban puasa bulan Ramadan Diturunkan maka pada mereka berpuasa bulan Ramadan, dan meninggalkan puasa Asyura. Barang siapa yang hendak berpuasa maka berpuasalah, dan siapa yang hendak berbuka maka berbukalah." (HR Bukhari Muslim)
Selain itu, puasa Asyura mampu menghapus dosa setahun yang telah lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, "Puasa Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)
Wallahu a'lam.
(kri/kri)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Merapat! Lowongan di BP Haji Bisa untuk Nonmuslim