4 Amalan Hari Tasyrik Idul Adha dan Keutamaannya

4 Amalan Hari Tasyrik Idul Adha dan Keutamaannya

Alvin Setiawan - detikHikmah
Kamis, 20 Jun 2024 08:00 WIB
Sejumlah bocah mengikuti pawai obor dan takbir keliling di Molosifat U, Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (21/4/2023). Pawai yang diikuti oleh ratusan warga tersebut dilakukan dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1444 hijriah. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU
Ilustrasi takbiran, salah satu amalan hari tasyrik. (Foto: ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin)
Jakarta -

Setelah hari Raya Idul Adha berlalu, muslim dapat mempersiapkan diri untuk mengerjakan amalan pada hari-hari tasyrik. Pada hari tersebut ada keutamaan yang jarang diketahui oleh umat Islam.

Mengutip buku 5 Amalan Penyuci Hati karya Ali Akbar Bin Aqil dan Abdullah Chris, disebutkan bahwa hari tasyrik adalah lanjutan dari hari Idul Adha (10 Dzulhijjah). Hari tasyrik pada 11, 12, 13 Dzulhijjah adalah hari-hari penyempurna yang bersamaan dengan pensyariatan takbir setelah salat dan pensyariatan penyembelihan hewan kurban.

Selain itu, pada hari tasyrik pula muslim dilarang berpuasa dan dianjurkan untuk makan dan minum. Hal ini seperti yang disampaikan dalam sebuah riwayat dari Sa'ad bin Abi Waqqash, ia berkata, "Nabi SAW menyuruhku untuk berseru di hari-hari Mina, bahwa ia adalah hari-hari makan dan minum, tidak ada puasa di sana, yakni hari-hari tasyrik." (HR Ahmad dan Al-Bazzar)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski dilarang untuk mengerjakan amalan puasa pada hari tasyrik, muslim masih bisa mengerjakan amalan-amalan lainnya sebagai berikut.

4 Amalan Hari Tasyrik meski Dilarang Puasa

1. Kurban

Amalan pertama pada hari tasyrik adalah berkurban. Kurban disunnahkan bagi muslim dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah SWT. Disebutkan dalam buku Fiqih Sunnah Jilid 3 karangan Sayyid Sabiq terjemahan Abu Aulia dan Abu Syauqina, hari-hari tasyrik adalah salah satu hari untuk menyembelih hewan kurban.

ADVERTISEMENT

Pendapat ini dilandaskan pada sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

وَكُلُّ أَيَّامِ التَّ؎ْرِيقِ ذَؚْحٌ.

Artinya: "Semua hari tasyrik adalah waktu untuk menyembelih. " (HR Ahmad)

Jika waktunya telah habis, sementara hewan kurban yang wajib belum disembelih maka hewan kurban disembelih sebagai qadha. Menurut Malik dan Ahmad, waktu penyembelihan hadyu-baik hadyu wajib maupun hadyu sunnah adalah pada hari-hari penyembelihan (10-13 Dzulhijjah).

2. Membaca Takbir

Amalan yang dianjurkan selanjutnya pada hari tasyrik adalah mengumandangkan takbir. Syamsul Rijal Hamid dalam buku Ensiklopedia Hadits Ibadah Shalat Sunnah dan Perkara Lain Mengenai Shalat menyebutkan membaca takbir dimulai pada Hari Raya Idul Adha sampai hari terakhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah).

Sunnah bertakbir pada Idul Adha didasarkan pada riwayat dari Anas bin Malik RA berikut, Rasulullah SAW bersabda, "Hiasilah hari-hari rayamu dengan takbir." (HR. Thabrani)

Takbir pada Idul Adha menurut Imam Malik dan Imam Syafi'i dilaksanakan sejak Zuhur pada hari Idul Adha sampai waktu salat Subuh pada hari tasyrik terakhir. Sebaliknya, menurut Imam Ahmad, Abu Saur, dan Sufyan Saury dimulai sejak Subuh pada hari Arafah sampai waktu salat Ashar pada hari tasyrik yang terakhir.

3. Berdzikir

Merujuk kembali buku 5 Amalan Penyuci Hati, terdapat sebuah hadits yang menjelaskan tentang salah satu amalan pada hari tasyrik yakni berdzikir kepada Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

أَيَّامُ التَّ؎ْرِيْقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَ؎ُرٍؚْ وَذِكْرٍ لِلَّهِ

Artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari-hari makan, minum, dan dzikrullah Ta'ala." (HR. Muslim dari Nabisyah Al- Hadzali)

4. Membaca Doa Sapu Jagat

M. Ghofur Khalil dalam buku Rahasia Dahsyat Energi Sapu Jagat, menyebut salah satu amalan yang dapat dikerjakan ketika memasuki hari tasyrik adalah memanjatkan doa sapu jagat. Doa ini mengandung segala kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat.

Bahkan Rasulullah SAW sering membaca doa ini. Diriwayatkan Anas RA, ia berkata bahwa doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW ialah, "Allahumma aatinaa fid dun-yaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa 'adzaaban naar." (HR Bukhari Muslim)

Keutamaan Hari Tasyrik

Mengutip buku Puasa Wajib dan Sunah yang Paling Dianjurkan karya Zainul Arifin, disebutkan bahwa hari-hari tasyrik memiliki kemuliaan di sisi Allah SWT.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaraka wa Ta'ala adalah hari Idul Adha dan yaumul qorr (hari tasyrik)." (HR Abu Dawud)

Disebutkan juga bahwa hari tasyrik merupakan hari di mana semua doa yang dipanjatkan akan dikabulkan atau mustajab. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Al-Jashshash, dari Kinanah Al Quraisy, dia mendengar Abu Musa Al-Asy'ari berkata ketika berkhutbah di hari Idul Adha, "Tiga hari setelah hari An-Nahr (yaitu hari-hari tasyrik) itulah yang disebut oleh Allah sebagai ayyam ma'dudat atau (hari yang terbilang) ).Doa pada hari tersebut, tidak akan tertolak (pasti terkabul), maka segeralah berdoa dengan berharap pada-Nya." Latho-if Al Ma'arif, 506-505)

Wallahu a'lam.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads