Hukum Takbiran sebelum Waktunya, Boleh atau Tidak?

Hukum Takbiran sebelum Waktunya, Boleh atau Tidak?

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Minggu, 16 Jun 2024 11:00 WIB
Suasana takbiran di Masjid Istiqlal.
Ilustrasi suasana malam takbiran di Masjid Istiqlal (Foto: Nur Indah Fatmawati-detikcom)
Jakarta -

Umat Islam di Indonesia biasa mengumandangkan takbir Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Hal tersebut memang sesuatu yang dianjurkan. Akan tetapi, bagaimana hukum takbiran sebelum waktunya?

Dinukil dari buku Serial Cinta Ramadhan karya Edi Purwanto, anjuran takbiran dijelaskan dalam salah satu hadits.

"Rasulullah SAW biasa keluar ketika hendak salat pada Hari Raya Idul Fitri, lantas beliau bertakbir sampai lapangan dan sampai salat hendak dilaksanakan. Ketika salat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir." (HR An-Nasa'i)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukum Takbiran Idul Fitri dan Idul Adha

Mengutip kitab Fiqh as-Sunnah karya Sayyid Sabiq yang diterjemahkan Khairul Amru Harahap dkk, takbiran pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah sunah.

Anjuran takbiran ketika Hari Raya Idul Fitri termaktub dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 185. Allah SWT berfirman,

ADVERTISEMENT

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."

Adapun anjuran takbiran ketika Hari Raya Idul Adha dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 203. Allah SWT berfirman,

وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِيْ يَوْمَيْنِ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۚوَمَنْ تَاَخَّرَ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِۙ لِمَنِ اتَّقٰىۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

Artinya: "Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya. Siapa yang mempercepat (meninggalkan Mina) setelah dua hari, tidak ada dosa baginya. Siapa yang mengakhirkannya tidak ada dosa (pula) baginya, (yakni) bagi orang yang bertakwa. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan."

Menurut Ibnu Abbas, "Hari yang telah ditentukan jumlahnya" berarti hari-hari tasyrik. (HR Bukhari)

Selain itu, takbiran ketika Hari Raya Idul Adha juga dijelaskan dalam surah Al-Hajj ayat 37.

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: "Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin."

Waktu Takbiran Hari Raya

Takbiran Idul Fitri dan Idul Adha dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Mengacu sumber sebelumnya, jumhur ulama berpendapat takbiran Idul Fitri dapat dilakukan sejak waktu pergi salat hingga khutbah dimulai, sedangkan untuk Idul Adha dapat dilakukan sejak Subuh hari Arafah hingga Asar hari tasyrik terakhir.

Hari tasyrik jatuh pada 11, 12, dan 13 Zulhijah. Mengacu pada hasil sidang isbat awal Zulhijah 1445 H yang digelar Kementerian Agama RI, 1 Zulhijjah 1445 H jatuh pada 8 Juni 2024. Sehingga, hari tasyrik jatuh pada 18, 19, dan 20 Juni 2024.

Hukum Takbiran sebelum Waktunya

Waktu pelaksanaan takbiran Idul Fitri dan Idul Adha telah ditentukan oleh ulama berdasarkan hadits. Lantas, bagaimana hukumnya jika seseorang takbiran sebelum waktunya?

Menurut hasil bahtsul masail yang diselenggarakan Pengurus Cabang (PC) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kabupaten Jombang sebagaimana dilansir NU Jombang, mengumandangkan takbir atau takbiran di luar waktu-waktu yang ditentukan hukumnya tidak boleh karena berpotensi menimbulkan persepsi orang awam bahwa hal tersebut disyariatkan.




(aeb/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads