Batas Waktu Melantunkan Takbir Hari Raya, Mulai Kapan?

Batas Waktu Melantunkan Takbir Hari Raya, Mulai Kapan?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Selasa, 09 Apr 2024 10:00 WIB
Ilustrasi Lebaran Hari Raya Idul Fitri
Ilustrasi Hari Raya Idul Fitri (Foto: Getty Images/iStockphoto/May Lim)
Jakarta -

Pada Hari Raya Idul Fitri, kaum muslimin disunnahkan untuk melantunkan takbir. Dalil terkait takbir ini tercantum dalam sebuah hadits.

Dari Ummu Athiyyah RA, ia berkata:

"Kamu dahulu diperintahkan untuk keluar pada hari raya sehingga para gadis juga keluar dan perempuan yang sedang haid pun keluar rumah, mereka berada di belakang jemaah salat, mereka bertakbir sebagaimana jemaah lain bertakbir, mereka berdoa dengan doa para jemaah, mereka berharap keberkahan." (HR Bukhari)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karenanya, takbir hari raya sudah dapat dikumandangkan sejak malam hari dengan suara yang lantang. Takbir bisa digaungkan di masjid, rumah-rumah, maupun jalan seperti diterangkan dalam buku Bekal Ramadhan dan Idul Fithri oleh Saiyid Mahadhir Lc MA.

Lantas, sampai kapan takbir hari raya boleh digaungkan?

ADVERTISEMENT

Batas Waktu Melantunkan Takbir Hari Raya Idul Fitri

Mengutip buku 33 Macam Jenis Shalat Sunnah tulisan Muhammad Ajib Lc MA, batas waktu melantunkan takbir Hari Raya Idul Fitri adalah ketika sang imam naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah. Ketentuan batas waktu ini sesuai dengan pendapat shahih dari Imam An-Nawawi.

Pada dasarnya, takbir digaungkan sejak malam sebagai syiar kepada masyarakat bahwa Ramadan telah usai. Keesokan hari, saat berjalan menuju masjid atau lapangan untuk salat Id umat Islam disunnahkan untuk bertakbir sepanjang jalan seraya mengeraskan suara.

Tata Cara Melafalkan Takbir Hari Raya Idul Fitri

Dalam buku Fikih Ibadah: Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah oleh Hasan Ayub, dikatakan bahwa takbir menjadi sunnah hari raya. Takbir bisa dilantunkan secara sendiri-sendiri maupun berjamaah.

Di Indonesia, takbiran menjadi suasana yang meriah dan penuh kegembiraan. Takbiran Idul Fitri bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak harus di masjid.

Dalam riwayat Ibn Abi Syaibah, Al Mushannaf 5621 diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW keluar rumah menuju lapangan, kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir hingga salat selesai. Setelah selesai salat, Beliau menghentikan takbir.

Bacaan Takbir Hari Raya Idul Fitri

Merangkum arsip detikHikmah, setidaknya ada dua versi takbir hari raya yaitu versi pendek dan versi panjang. Berikut bacaan takbir Idul Fitri versi pendek,

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Arab latin: Allaahu akbar Allaahu akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar. Allaahu akbar walillaahil hamd

Artinya: "Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar Allah maha besar dan segala puji bagi Allah."

Adapun, bunyi takbir Idul Fitri versi panjang ialah sebagai berikut:

اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ـ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ

Arab latin: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar
Allaahu akbar walillaahil hamd

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa
wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa

Laa ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu
Mukhlishiina lahuddiin
Walau karihal kaafiruun
Walau karihal munafiqun
Walau karihal musyriku

Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wa a'azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah

Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar
Allaahu akbar walillaahil hamd

Artinya: "Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar
Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Mahabesar
Allah Mahabesar dan segala puji hanya bagi Allah

Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar
Allah maha besar dengan segala kebesaran
Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya
Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore

Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan musyrik membencinya.

Tiada Tuhan selain Allah dengan keEsaanNya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentaraNya serta melarikan musuh dengan keEsaanNya. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah."




(aeb/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads