Pendaftaran nominasi Zayed Award for Human Fraternity 2025 (Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia) resmi dibuka. Siapapun boleh mendaftar dan berkesempatan mendapatkan hadiah uang senilai USD 1 juta atau setara Rp 16,2 M.
Zayed Award for Human Fraternity 2025 adalah penghargaan yang secara khusus digelar untuk mengapresiasi individu dan entitas dari seluruh dunia yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa kenal lelah demi memajukan solidaritas, integritas, keadilan, dan optimisme, serta menciptakan terobosan menuju hidup berdampingan secara damai.
Nama penghargaan ini diambil dari almarhum Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri Uni Emirat Arab. Salah satu tujuan digelarnya penghargaan ini sebagai bentuk rasa syukur terhadap warisan, kepemimpinan, dan upaya kemanusiaan beliau yang terus membentuk dunia saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zayed Award for Human Fraternity pertama kali dihelat pada 2019 untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berupaya memajukan persaudaraan dan solidaritas umat manusia di seluruh dunia. Tahun ini, Zayed Award for Human Fraternity 2025 digelar untuk keenam kalinya.
Merujuk pada keterangan tertulis yang diterima detikHikmah, Senin (3/5/2024), ajang ini telah mengapresiasi para penerima penghargaan dari 11 negara. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap upaya kemanusiaan di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, pengembangan masyarakat, pemukiman kembali bagi pengungsi, serta pemberdayaan perempuan dan pemuda.
Siapa yang boleh mendaftar ajang ini?
Penghargaan ini terbuka bagi siapapun. Jadi setiap orang yang aktif dalam bidang akademisi, LSM, pemimpin spiritual, anggota pemerintahan, dan berbagai profesi lainnya dipersilakan untuk mencalonkan diri sebagai kandidat. Nantinya, setiap pemenang penghargaan akan mendapatkan hadiah senilai USD 1 juta.
Waktu Pendaftaran
Penghargaan ini diberikan setiap tahun menjelang tanggal 4 Februari, yang bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional.
Pendaftaran peserta Zayed Award for Human Fraternity 2025 telah resmi dibuka mulai 3 Juni hingga 1 Oktober 2024.
Setiap kandidat yang memenuhi persyaratan, dipersilahkan melakukan pendaftaran melalui situs resmi Zayed Award for Human Fraternity dengan mengakses laman https://zayedaward.org/.
Tentang Zayed Award for Human Fraternity
Penghargaan Zayed Award for Human Fraternity pertama kali digelar pada 2019 setelah pertemuan antara Yang Mulia Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, dan Yang Mulia Ahmed Al-Tayeb sebagai Imam Besar Al-Azhar. Berlokasi di Abu Dhabi, kedua pemimpin tersebut turut menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia.
Nilai-nilai yang digaungkan dalam penghargaan ini mencerminkan dedikasi Syekh Zayed untuk bekerja sama dengan siapa saja dari semua latar belakang, warisan moral, kemanusiaan, dan rasa hormat terhadap orang lain serta membantu tanpa memandang agama, jenis kelamin, ras, atau kebangsaan.
Semua peserta yang mendaftar akan dinilai oleh dewan juri independen yang beranggotakan para ahli di bidang pembangunan perdamaian dan hidup berdampingan. Para juri akan meninjau dan menyeleksi calon penerima penghargaan yang akan diberikan dalam upacara pada bulan Februari 2025 mendatang. Penyerahan penghargaan ini bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional.
Sejak pertama kali diberikan pada 2019, telah banyak kalangan dari berbagai negara telah menerima penghargaan ini. Para penerima penghargaan ini antara lain: Paus Fransiskus, kepala Gereja Katolik (penerima kehormatan); Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb (penerima kehormatan); Sekretaris Jenderal PBB António Guterres; aktivis anti-ekstremisme Latifa Ibn Ziaten; Yang Mulia Raja Abdullah II bin Al Hussein dan Ratu Rania Al Abdullah dari Kerajaan Hashemite Yordania; Organisasi kemanusiaan Haiti, Foundation for Knowledge and Liberty (FOKAL); Komunitas Sant'Egidio; Pembina perdamaian asal Kenya Shamsa Abubakar Fadhil; organisasi amal Indonesia Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah; ahli bedah jantung terkenal di dunia Profesor Sir Magdi Yacoub; dan pendiri LSM asal Chili, Suster Nelly Leon Correa.
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Ketum PBNU Gus Yahya Minta Maaf Undang Peter Berkowitz Akademisi Pro-Israel
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Viral Aksi Pembakaran Al-Qur'an oleh Caleg AS, Bersumpah Akhiri Islam di Texas