NU-Muhammadiyah Raih Penghargaan Kemanusiaan Zayed Award 2024

NU-Muhammadiyah Raih Penghargaan Kemanusiaan Zayed Award 2024

Rahma Harbani - detikHikmah
Jumat, 02 Feb 2024 16:49 WIB
Konferensi pers Zayed Award
Konferensi pers Zayed Award for Human Fraternity di Abu Dhabi, Jumat (2/2/2024). (Foto: Tangkapan layar Zoom Meeting)
Abu Dhabi - Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah ditetapkan sebagai penerima Zayed Award for Human Fraternity 2024. Penghargaan tahunan ini menjadi bentuk pengakuan dunia internasional atas upaya organisasi atau individu dalam hal memberi contoh aksi kemanusiaan dan perdamaian.

Upacara penerimaan penghargaan Zayed Award ini akan diselenggarakan pada 5 Februari 2024 di Founder's Memorial di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Selain itu, upacara tersebut akan disiarkan secara daring melalui Abu Dhabi TV dan website Zayed Award pukul 19.00 waktu Abu Dhabi.

"Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, dua organisasi amal terbesar di Indonesia, merupakan salah satu penerima penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024," demikian pernyataan tertulis dari panitia Zayed Award for Human Fraternity 2024, Jumat (2/2/2024).

Menurut pernyataan tertulisnya, kedua organisasi tersebut menerima penghargaan Zayed Award atas upaya kemanusiaan dan pembangunan perdamaian yang dilakukan di tingkat nasional, regional, dan internasional.

"Organisasi-organisasi ini telah memainkan peran penting dalam memajukan perdamaian dan diplomasi global, berfokus pada pengembangan masyarakat, dan membina keharmonisan dalam masyarakat," bunyi pernyataannya.

Sebagai perwakilan NU, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla menyampaikan apresiasinya pada penyelenggara maupun dewan juri Zayed Award Human Fraternity. Menurutnya, pengakuan dari penghargaan internasional ini penting untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia luas.

"Kami di Nahdlatul Ulama, tidak berekspektasi menerima penghargaan ini. Kami hanya bermodalkan keyakinan kami dalam agama untuk melakukan aksi kemanusiaan. Namun, penghargaan ini diberikan kepada kami, kami sangat berterima kasih," kata Gus Ulil dalam konferensi pers Zayed Award di Abu Dhabi yang juga disiarkan melalui Zoom Meeting, Jumat (2/2/2024).

"Kami akan membagikan berita baik ini untuk teman-teman kami di Indonesia karena penghargaan ini penting bagi kami. Karena pengakuan ini akan mendorong teman-teman di Indonesia untuk melakukan hal yang lebih baik lagi," sambung dia.

Senada dengan itu, turut hadir Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Syafiq Mughni mengaku pihaknya tidak berekspektasi dapat menerima penghargaan Zayed Award for Human Fraternity. Melalui penghargaan tersebut, pihaknya akan berkomitmen untuk bekerja keras lagi dalam menolong orang lain.

"Kami menyarankan kepada institusi lain, agama ataupun sekuler, untuk beraksi lebih dalam kemanusiaan. Sebab, kita adalah satu. Kita diciptakan Tuhan dengan adil. Jadi, penting bagi kita untuk saling membantu sesama," tuturnya.

Sebagai informasi dilansir dari lamannya, Zayed Award Human Fraternity adalah penghargaan independen tahunan skala internasional kepada individu atau organisasi yang berhasil menjadi contoh dalam aksi kemanusiaan. Penerima penghargaan ini akan mendapatkan hadiah USD 1 juta Amerika Serikat atau senilai dengan 15,6 miliar dari Higher Committee of Human Fraternity.

Zayed Award menetapkan NU, Muhammadiyah, Profesor Sir Magdi Yacoub (ahli bedah jantung asal Mesir), dan Sister Nelly Leon Correa (pemimpin masyarakat Chili) sebagai penerima penghargaan tersebut.

Penghargaan ini merupakan kelanjutan dari penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup pada 4 Februari 2019. Dokumen tersebut ditandatangani oleh Grand Sheikh Al-Azhar Ahmed Al Tayeb dan Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab hingga menghasilkan Hari Persaudaraan Dunia tiap 4 Februari.

Diketahui, untuk penghargaan ini,Presiden ke-5 Indonesia dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi salah satu anggota komite juri Zayed Award Human Fraternity 2024. Juri lainnya adalah Kardinal Gereja Katolik Roma Argentina Leonardo Sandri, Sekjen Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) Rebeca Grynspan Mayufis, Ketua Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional Rabbi Abraham Cooper, Mantan Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova dan Imam Besar Al Azhar sekaligus Sekjen Zayed Award Muhammad Abdulsalam.


(rah/lus)

Hide Ads