Siapakah Orang yang Paling Berat Ujiannya?

Siapakah Orang yang Paling Berat Ujiannya?

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Kamis, 16 Mei 2024 05:45 WIB
Arab man praying on mat in desert. Male is in traditional wear. He is kneeling on sand.
Ilustrasi orang yang paling berat ujiannya. Foto: Getty Images/xavierarnau
Jakarta - Allah SWT terkadang memberi ujian kepada hamba-Nya. Ujian datang dalam berbagai bentuk, misalnya bencana, penyakit, godaan, dan sebagainya. Dari sekian banyak hamba yang mendapat ujian, siapakah orang yang paling berat ujiannya?

Keniscayaan ujian Allah SWT terhadap hamba-Nya dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 155. Allah SWT berfirman,

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: "Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,"

Siapakah Orang yang Paling Berat Ujiannya?

Dari sekian banyak umat Islam di dunia, siapakah orang yang paling berat ujiannya? Hadits menjelaskan para nabi-Nya adalah orang-orang yang mendapat ujian paling berat.

Menukil Fiqh at-Ta'amul Ma'a an-Nas karya Abdul Aziz ibn Fauzan ibn Shalih yang diterjemahkan oleh Iman Firdaus, hadits tersebut diriwayatkan dari Sa'ad ibn Abi Waqqash RA, ia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, 'Wahai Rasulullah, orang yang bagaimana yang paling berat ujiannya?'

Rasulullah SAW pun menjawab, 'Para nabi, lalu orang yang mendekati sifat nabi dan seterusnya. Seseorang diuji sesuai dengan kekuatan agamanya. Jika agamanya kuat, cobaannya pun semakin berat. Jika agamanya lemah, ia diuji sesuai dengan kadar agamanya. Ujian tidak akan pernah lepas dari seseorang hingga dia meninggalkannya berjalan di muka bumi tanpa menanggung suatu kesalahan'."

Hikmah Ujian kepada Para Nabi Allah SWT

Allah SWT melipatgandakan ujian atas wali-wali dan kekasih-Nya. Masih mengacu pada sumber yang sama, ini karena ujian-ujian yang diberikan kepada mereka dapat mengasah dan membersihkan jiwa, membuat kuat dan berkembang, menghindarkan dari kerusakan dan kekejian, hingga mendidik untuk selalu sabar dan berjihad.

Ujian, cobaan, jihad, dan kesabaran harus senantiasa ada untuk memperoleh kemenangan dan hasil yang baik. Imam Syafi'i ditanya, "Mana yang lebih baik bagi seseorang, dikokohkan atau diuji?" Ia pun menjawab, "Dia tidak dikokohkan sebelum diuji."

Ujian yang dihadapi para nabi Ulul Azmi dapat menjadi bukti dari pernyataan tersebut. Ketika mereka bersabar atas ujian yang dihadapi, barulah mereka dikokohkan dan dikuatkan. Mereka pun memimpin dengan penuh kesabaran dan keimanan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah As-Sajdah ayat 24.

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ

Artinya: "Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami."

Selain itu, ujian yang diberikan Allah SWT kepada para nabi-Nya membuktikan bahwa mereka adalah orang-orang yang penuh dengan kesabaran atas derita yang dialami. Mereka bukan orang-orang yang lalai, egois, dan diliputi kecintaan terhadap diri sendiri.

Ibnu Qayyim pun berkata, "Seandainya bukan karena ujian dan cobaan, tidaklah tampak keutamaan dari kesabaran, keridaan, tawakal, jihad, kesucian, kehormatan, keberanian, kelembutan, dan sifat pemaaf. Allah SWT senang memuliakan wali-wali-Nya dengan sifat-sifat tersebut dan suka jika sifat-sifat tersebut tampak dalam diri mereka, sehingga Allah SWT dan para malaikat akan memuji mereka."

Masih dari Fiqh at-Ta'amul Ma'a an-Nas, kadar ujian yang diberikan Allah SWT kepada para Nabi-Nya telah sesuai dengan kadar nikmat yang akan mereka terima, begitu pun sebaliknya. Siapa yang nikmatnya banyak, maka ujiannya pun akan berat.

Terakhir, ujian adalah sesuatu yang bisa membuat kaum muslim merasa kecil di mata Allah SWT. Dengan demikian, ujian dapat mendorong kaum muslim, termasuk para nabi-Nya, untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT. Allah SWT pun akan membukakan pintu rida-Nya, mendekatkan manusia kepada-Nya, dan memberi hamba-Nya sesuatu yang lebih baik dan kekal daripada kenikmatan yang ditinggalkan akibat ujian.


(kri/kri)

Hide Ads