Takbiran Idul Fitri: Bacaan, Tata Cara, Waktu, dan Hukumnya

Takbiran Idul Fitri: Bacaan, Tata Cara, Waktu, dan Hukumnya

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 08 Apr 2024 18:00 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan pada acara Festival Tabuh Bedug Malam Takbiran di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta, Minggu (1/5/2022). Festival tersebut untuk memeriahkan malam takbiran. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nz
Ilustrasi Idul Fitri (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Jakarta -

Perayaan Lebaran 2024 atau Hari Raya Idul Fitri 1445 H tinggal menghitung hari. Umat Islam bisa merayakan hari raya dengan menggemakan lafadz takbiran Idul Fitri.

Mengumandangkan takbir menjadi amalan sunah yang umum dilakukan. Sebab, mengucap kata takbir masuk dalam bagian zikir dan tidak ada larangan bertakbir selama tidak melebihi batas wajar.

Lantas bagaimana bacaan takbiran dan tata caranya yang bisa dikumandangkan malam sebelum Idul Fitri?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukum Takbiran Idul Fitri

Menurut buku Fikih Sunnah oleh Sayyid Sabiq terjemahan Abu Syauqina dan Abu Aulia Rahma, takbiran saat Hari Raya Idul Fitri hukumnya sunah. Kesunahan tersebut berlaku bagi laki-laki atau perempuan baik yang tengah berpergian atau tidak.

Adapun anjuran bertakbir di hari raya Idul Fitri bersandar pada dalil surah Al Baqarah ayat 203:

ADVERTISEMENT

وَاذْكُرُوا اللّٰهَ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْدُوْدٰتٍ ۗ

Artinya: "Berzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya..."

Bacaan Takbiran Idul Fitri Lengkap

Imam an-Nawawi dalam Kitab Al Majmu' Syarah Al Muhadzdzab terjemahan Abdurrahim Ahmad dan Umar Mujtahid mengatakan, takbir dibaca sebanyak tiga kali. Berikut lafadznya:

اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ

Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar."

Selain membaca takbir sebanyak tiga kali, biasanya ditambahkan zikir seperti takbir-zikir yang dilantunkan Rasulullah SAW di bukit Shafa. Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhsnallshi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wala na'budu illa iyyahu mukhlishina lahuddina walaw karihal kafirun. La ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wahazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar.

Artinya: "Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya, memurnikan bagiNya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tidak ada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janjiNya, membela hambaNya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar."

Ada pula lafadz takbir yang umum digunakan oleh masyarakat. Takbir ini baik untuk dilantunkan karena tidak jadi masalah.

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Allaahuakbar Allaahuakbar Allaahuakbar. Laa illaa haillallahuwaallaahu akbar, Allaahuakbar walillaahil hamd.

Artinya: "Allah maha besar Allah maha besar Allah maha besar. Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah maha besar, Allah maha besar dan segala puji bagi Allah".

Tata Cara Takbiran Idul Fitri

Hasan Ayyub dalam buku Fikih Ibadah: Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah menjelaskan, umumnya takbir dilantunkan dengan suara keras, dan dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendiri. Di Indonesia, malam takbiran menjadi momen paling menarik dan ditunggu masyarakat. Sebab kemeriahan dan suasana takbiran yang penuh dengan suka cita.

Melakukan takbiran Idul Fitri bisa di mana saja dan kapanpun, tidak selalu harus di masjid. Dalam hadits riwayat Ibn Abi Syaibah, Rasulullah SAW keluar dari rumahnya menuju lapangan, kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau terus bertakbir hingga salat selesai dan setelah selesai salat, Rasulullah menghentikan takbir.

Waktu Pengamalan Takbiran Idul Fitri

Kembali menukil buku Fikih Sunnah, ulama berbeda pendapat mengenai waktu takbir Idul Fitri. Ada yang berpendapat, takbir dikumandangkan pagi hari dari sesaat sebelum salat Id hingga khutbah dimulai.

Sedangkan ulama lain berpendapat, takbiran Idul Fitri bisa dikumandangkan sejak hilal 1 Syawal terlihat. Bertakbir dilakukan mulai malam hari raya hingga pagi harinya saat hendak berangkat menuju tempat salat Idul Fitri atau hingga imam berangkat untuk memimpin salat.

Demikian penjabaran mengenai bacaan takbir lengkap beserta tata cara melaksanakannya. Semoga menambah ilmu detikers yang ingin takbiran.




(hnh/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads