Asal-usul Sebutan Perang Badar yang Terjadi pada Bulan Ramadan

Asal-usul Sebutan Perang Badar yang Terjadi pada Bulan Ramadan

Diky Darmanto - detikHikmah
Kamis, 04 Apr 2024 08:00 WIB
Ilustrasi Perang Badar
Ilustrasi Perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadan. Foto: ilustrasi: Fauzan Kamil/detikcom
Jakarta -

Perang Badar menjadi pertempuran besar pertama umat Islam yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Perang ini berlangsung pada bulan Ramadan. Begini asal-usulnya kenapa disebut Perang Badar.

Disebutkan dalam kitab Tarikh Ath-Thabari, menurut riwayat yang berasal dari Zaid bin Tsabit, Perang Badar terjadi pada hari Jumat. Al-Wakidi turut meriwayatkan dari Muhammad bin Shalih bahwa Perang Badar terjadi pada Jumat pagi tanggal 17 Ramadan.

Latar Belakang Perang Badar

Diceritakan dalam buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul karya Ahmad Hawassy, pada suatu hari kaum muslimin mendengar kabar Abu Sufyan beserta kafilah dagangnya hendak pulang dari Syam menuju Makkah. Kala itu, jalan termudah dari Syam ke Makkah harus melalui Madinah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesempatan pun dimanfaatkan oleh kaum muslimin untuk mengambil barang rampasan milik kafilah dagang Abu Sufyan. Sebab harta mereka menjadi halal untuk kaum muslimin.

Kenapa bisa begitu? Bukankah haram hukumnya memerangi darah orang kafir tidak bersalah?

ADVERTISEMENT

Ada alasan yang mendasari halalnya darah kafilah Abu Sufyan, sebab status orang quraisy saat itu adalah kafir harbi, yaitu orang kafir yang secara terang-terangan memerangi kaum muslimin. Mengusir dari tanah Makkah, dan melarang kaum muslimin menggunakan hartanya sendiri.

Selain itu, tidak ada perjanjian damai antara muslimin dan kafir Quraisy, sebab alasan ini muslimin berhak mengambil kembali harta mereka dan merampas harta musuh.

Kemudian Nabi Muhammad SAW berangkat bersama tiga ratusan pasukan Islam, ada yang bilang 313, ada juga 317, termasuk dalamnya terdapat penunggang kuda dan unta secara bergantian berjumlah 70 orang.

Pada pihak musuh Abu Sufyan meminta bantuan hingga bersiap dengan pasukan sebanyak seribuan orang, terdiri dari 600 baju besi, 100 kuda, dan 700 unta dilengkapi dengan persenjataan lengkap.

Kenapa Disebut Perang Badar?

Dijelaskan dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW karya Abdurrahman bin Abdul Karim alasan kenapa perang ini disebut Perang Badar karena perang tersebut terjadi di daerah bernama Badar. Badar adalah nama tempat di luar Bandar Madinah. Sebelum perang ini terjadi kaum muslimin dan kaum Quraisy telah terlibat dalam beberapa konflik kecil bersenjata.

Peristiwa Perang Badar diabadikan dalam Al-Qur'an surah Al Imran ayat 13. Allah SWT berfirman,

قَدْ كَانَ لَكُمْ اٰيَةٌ فِيْ فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۗفِئَةٌ تُقَاتِلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَاُخْرٰى كَافِرَةٌ يَّرَوْنَهُمْ مِّثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۗوَاللّٰهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ ١٣

Artinya: "Sungguh, telah ada tanda (bukti) bagimu pada dua golongan yang bertemu (dalam pertempuran. Satu golongan berperang di jalan Allah dan (golongan) yang lain kafir yang melihat dengan mata kepala bahwa mereka (golongan muslim) dua kali lipat jumlahnya. Allah menguatkan siapa yang Dia kehendaki dengan pertolongan-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati)."

Pelajaran dari Perang Badar

Perang Badar mengandung pelajaran yang bisa dipetik oleh umat Islam. Muhammad Quthb dalam Kaifa Naktubu Attaraikhal Islami yang diterjemahkan Chairul Halim dan Nabbani Idris menjelaskan Allah SWT akan memberikan pertolongan-Nya kepada umat-Nya yang ikhlas berjuang dan berperang di jalan-Nya seperti kisah umat Islam dalam Perang Badar dengan jumlah pasukan 3 kali lebih sedikit dari kaum Quraisy sebagai musuh.

Dalam perang tersebut, Muhammad Quthb menjelaskan, Allah SWT memenangkan kelompok mukmin jumlahnya jauh lebih sedikit daripada kelompok kafir. Allah SWT juga menetapkan yang hak (benar) ketika di bumi, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Hajj ayat 41,

اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kemantapan (hidup) di bumi, mereka menegakkan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan."




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads