Sholat Jumat menjadi ibadah yang wajib dilaksanakan pada hari Jumat setiap minggunya oleh laki-laki muslim di seluruh dunia. Untuk itu, ada syarat wajib sholat Jumat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum melaksanakannya.
Dilansir dari Saiful Hadi El Sutha dalam Buku Panduan Shalat Lengkap (Wajib Sunah), hukum sholat Jumat termaktub dalam surah Al-Jumuah ayat 9. Allah SWT berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Hal senada juga ditegaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Beliau bersabda,
الْجُمْعَةُ حَقٌّ وَاجِبُّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةِ، إِلَّا أَرْبَعَة ً: عَبْدُ مَمْلُوكُ، أَوِ امْرَأَةً، أَوْ صَبِيٌّ ، أَوْ مَرِيضُ. (رواه أبو داود)
Artinya: "(Sholat) Jumat adalah hak yang wajib atas setiap muslim dengan berjamaah kecuali bagi empat golongan, yaitu hamba sahaya, wanita, anak kecil, dan orang sakit." (HR Abu Dawud)
Syarat Wajib Sholat Jumat
Mengutip dari buku Fiqh Bersuci dan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi ditulis oleh Abu Utsman Kharisman, mengenai syarat wajib sholat Jumat di antaranya sebagai berikut.
1. Beragama Islam
2. Telah baligh
3. Seorang berakal, orang gila tidak wajib sholat Jumat
4. Pria, wanita tidak wajib sholat Jumat
5. Sehat, orang sakit tidak wajib sholat Jumat
6. Menetap, orang bepergian atau musafir tidak wajib sholat Jumat
Apabila musafir singgah di suatu tempat perkampungan atau kota, kemudian ia melaksanakan sholat Jumat bersama orang-orang mukmin, maka ia akan mendapatkan ganjaran besar, serta tidak terbebani untuk sholat Jumat lagi.
Syarat Sah Sholat Jumat
Mengutip dari Buku Pintar Shalat oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani syarat sah sholat Jumat di antaranya sebagai berikut.
1. Sholat Jumat dilaksanakan di tempat yang penduduknya menetap, apabila sholat Jumat dilakukan di ladang sawah yang orang-orangnya hanya menggarap sawah dan tidak berencana menetap maka tidak sah sholatnya.
2. Tidak sah sholat Jumat apabila dilaksanakan oleh seorang diri. Untuk jumlah jamaah sholat Jumat, para ulama punya pendapat berbeda. Ada yang menyebut 40 orang, ada pula pendapat yang menyatakan cukup 4 orang saja.
Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi) berpendapat cukup empat orang termasuk Imam, sesuai hadits Nabi SAW, "Jumat itu wajib bagi tiap-tiap desa yang ada padanya seorang imam, walaupun penduduknya hanya ada 4 orang." (HR Thabrani)
Sementara itu, Imam Auza'i berpendapat sholat Jumat cukup 12 orang. Hal ini didasarkan dari hadits Nabi SAW, "Orang yang pertama kali datang ke Madinah dari kaum Muhajirin adalah Mush'ab bin Umair, dan dialah orang yang pertama mendirikan sholat Jumat di situ pada hari Jumat, sebelum Nabi Muhammad SAW datang (dan waktu itu) mereka berjumlah dua belas orang." (HR Thabrani)
Imam Syafi'i berpendapat sholat Jumat butuh 40 orang, sesuai hadits Nabi SAW berikut, "Abdurrahman bin Ka'ab telah berkata, 'Bapak saya ketika mendengar adzan pada hari Jumat Biasa mendoakan bagi As'ad bin Zararah, maka saya bertanya kepadanya, 'Apabila mendengar adzan, mengapa ayah mendoakan untuk As'ad bin Zararah?
Ayahnya menjawab, 'Karena dialah orang yang pertama kali mengumpulkan kita untuk shalat Jumat di Desa Hazimin Nabit'. Maka bertanya saya kepadanya, 'Berapakah orang yang hadir pada waktu itu?' Ia menjawab, 'Empat puluh orang laki-laki'." (HR Abu Dawud)
Adapun pelaksanaan sholat Jumat sudah pernah dijelaskan keutamaannya oleh Rasulullah SAW melalui hadits. Disebutkan, amalan pada waktu Jumat dapat menjadi penghapus dosa antara dua Jumat.
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ م ُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ . (رواه مسلم)
Artinya: "Sholat lima waktu dan dari Jumat yang satu ke Jumat berikutnya, dari Ramadhan yang satu ke Ramadhan berikutnya, adalah menjadi sarana penghapus bagi segala dosa yang ada di antaranya keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi." (HR Muslim)
(rah/rah)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026