- Surat At-Tahrim Ayat 8, Arab, Latin, dan Artinya
- Surat At-Tahrim Ayat 8 sebagai Perintah Tobat Nasuha
- Lima Hal yang Harus Dipenuhi dalam Tobat Nasuha 1. Menyadari Kesalahan 2. Menyesali Kesalahan 3. Memohon Ampun kepada Allah SWT 4. Berjanji Tidak akan Mengulanginya 5. Memperbanyak Amal Saleh dan Pahala
Surat At-Tahrim ayat 8 berisi tentang perintah tobat nasuha yakni tobat yang sebenar-benarnya. Namun ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Apa saja syaratnya?
Sebagaimana dikutip dari tafsir Al-Qur'an Kemenag, surat At-Tahrim merupakan surat yang ke-66 dalam Al-Qur'an dan berisi sebanyak 12 ayat. Surat ini berada setelah surat At-Talaq dan sebelum surat Al-Mulk.
Pada ayat kedelapan, Allah SWT secara khusus menurunkan perintah tobat nasuha kepada orang-orang yang mau kembali kepada-Nya. Dia menjanjikan surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai pada siapa saja yang mau bertobat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut bunyi lafal dan pembahasan mengenai tobat nasuha tersebut!
Surat At-Tahrim Ayat 8, Arab, Latin, dan Artinya
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Bacaan latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanū tūbū ilallāhi taubatan naṣūḥā(n), 'asā rabbukum ay yukaffira 'ankum sayyi'ātikum wa yudkhilakum jannātin tajrī min taḥtihal-anhār(u), yauma lā yukhzillāhun-nabiyya wal-lażīna āmanū ma'ah(ū), nūruhum yas'ā baina aidīhim wa bi'aimānihim yaqūlūna rabbanā atmim lanā nūranā wagfir lanā, innaka 'alā kulli syai'in qadīr(un).
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Surat At-Tahrim Ayat 8 sebagai Perintah Tobat Nasuha
Secara bahasa, tobat diambil dari kata "tawaba" yang artinya pulang, kembali, dan penyesalan. Selain itu, kata ini juga bisa dimaknai sebagai bersandar atau meminta perlindungan.
Ibnul Qayyim mendefinisikan tobat sebagai penyesalan terhadap perbuatan maksiat yang telah dilakukan, meninggalkannya saat sedang melakukannya, dan berkeinginan keras untuk tidak melakukannya lagi. Ia akan meninggalkan semua yang dibenci-Nya dan menuju segala yang dicintai-Nya.
Sementara itu, Rizem Aizid dalam Di Bawah Naungan 'Arsy menyebutkan yang dinamakan dengan tobat nasuha adalah penyesalan yang sungguh-sungguh sehingga ia tidak akan mengulangi perbuatan keji yang sama.
Al-Kalbi mengatakan tobat nasuha adalah menyesali dengan hati, beristighfar dengan lisan, menghindar dan menjauhi dosa, serta ada ketenangan dan kemantapan hati bahwa dia tidak akan mengulang kembali dosanya.
Tobat nasuha yang tertera pada surat At-Tahrim ayat 8 ini merupakan level tobat yang tertinggi dan tidak ada kembalinya. Oleh karena itu, tobat nasuha memenuhi lima hal. Apa saja?
Lima Hal yang Harus Dipenuhi dalam Tobat Nasuha
Dikutip dari buku Tobat sebelum Terlambat oleh Muhammad Syafi'ie El-Bantanie, lima unsur yang harus dipenuhi tersebut adalah,
1. Menyadari Kesalahan
Hal yang harus dipenuhi pertama dalam tobat nasuha adalah menyadari terlebih dahulu apa yang dilakukannya itu termasuk dosa, maksiat, dan dibenci oleh Allah SWT.
Seseorang tidak mungkin bertobat kalau ia tidak menyadari kesalahannya atau merasa tidak bersalah.
2. Menyesali Kesalahan
Syarat kedua melakukan tobat nasuha adalah dengan menyesali perbuatan dosa dan kesalahan yang dikerjakan. Ia menyesal dan tidak ingin mengulanginya lagi. Rasulullah SAW bersabda,
"Menyesal itu adalah tobat." (HR Abu Dawud dan Hakim)
3. Memohon Ampun kepada Allah SWT
Setelah menyesali kesalahan yang diperbuat, seseorang hendaknya meminta ampun kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya dengan cara beristighfar.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa yang besar dengan istighfar, dan tidak ada dosa yang kecil kalau diulang-ulang." (HR Thabrani)
4. Berjanji Tidak akan Mengulanginya
Janji harus keluar dari hati nurani yang sejujurnya. Tidak hanya di mulut, tetapi hatinya tetap saja memiliki niat untuk bermaksiat lagi. Maka itu bukan disebut sebagai tobat nasuha.
5. Memperbanyak Amal Saleh dan Pahala
Sebagai salah satu tanda bahwa tobat yang dilakukan oleh seseorang merupakan tobat yang sebenarnya, adalah ia akan mengubur dosa dan kesalahannya yang telah lalu tersebut dengan pahala dan amal baik.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza