Delegasi Persatuan Ulama Muslim Dunia (IUMS) yang turun langsung ke Jalur Gaza, Palestina diketahui masih tertolak masuk ke wilayah tersebut. Hal ini dikabarkan langsung oleh Sekretaris Jenderal IUMS Ali Muhyiddin al-Qaradaghi.
"Bagi mereka yang menanyakan hambatan masuknya delegasi ke Gaza, saya katakan tidak ada kegagalan dan kelalaian dari pihak kami. Namun, kondisinya rumit dan pembatasan yang ada tidak bisa diabaikan," demikian keterangan al-Qaradaghi melalui akun X, diterjemahkan IQNA News, Selasa (23/1/2024).
Meski demikian, al-Qaradaghi memastikan, delegasi dari lembaga yang berbasis di Qatar ini akan terus berusaha untuk mencoba masuk ke wilayah Gaza. "Meski membutuhkan waktu dan tenaga lebih," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
al-Qaradaghi juga meminta masyarakat dunia agar senantiasa mendukung usaha IUMS dalam menghadapi halangan tersebut. Termasuk halangan dalam mencapai ke perbatasan di Mesir, Rafah.
"Kami melakukan upaya sekuat tenaga untuk mengatasi masalah ini dan mencapai Gaza sesegera mungkin," ujar dia.
IUMS dikabarkan mengirim sejumlah delegasi untuk melakukan kunjungan ke Jalur Gaza. Delegasi yang dikirimnya masuk ke wilayah Gaza melalui Mesir di tengah agresi Israel ke wilayah kantong tersebut.
Dikutip Anadolu Agency, delegasi tersebut direncanakan akan memasuki Gaza melalui jalur penyeberangan perbatasan Rafah, Mesir. Ia juga mengatakan IUMS sudah bekerja sama dengan Mesir dan Imam Besar Universitas Al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb untuk memfasilitasi perjalanan mereka.
Al-Qaradaghi mengatakan, permintaan tolong kepada pihak Mesir untuk perjalanan delegasinya ke Gaza sudah dilakukan sejak sebulan yang lalu.
Sebelumnya, IUMS sudah secara konsisten melakukan upaya untuk mendukung kebebasan Gaza dari agresi Israel. Salah satunya dengan mengeluarkan fatwa yang berisi desakan pada negara-negara Arab dan Islam melakukan intervensi dalam membantu Palestina memperjuangkan kemerdekaan.
Intervensi tersebut mencakup penyediaan peralatan dan keahlian militer disebut sebagai kewajiban agama yang mengikat bagi negara tersebut.
Fatwa yang dikeluarkan IUMS ini dilatarbelakangi dari adanya dukungan komprehensif dari negara Barat untuk Israel, termasuk militer, keuangan, media, diplomatik, dan rencana strategis. Untuk itu, komite ijtihad menekankan pentingnya peran negara-negara Arab dan Islam pada momen ini untuk mendukung Palestina.
"Membiarkan Gaza, Al-Aqsa, Yerusalem, dan Palestina untuk dimusnahkan dan dihancurkan adalah pengkhianatan terhadap Allah, rasul-Nya, dan orang-orang beriman, serta salah satu dosa besar di sisi Allah SWT," demikian salah satu poin isi fatwanya.
(rah/erd)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026