Perang yang terjadi di Gaza antara Israel dengan Palestina terus memanas hingga saat ini. Imbasnya tidak hanya menewaskan puluhan ribu orang, melainkan juga menghancurkan sekitar 200 bangunan bersejarah di Gaza.
Menurut laporan sebuah LSM yang mendokumentasikan kerusakan akibat perang, kantor berita Aljazeera menuliskan ada 195 bangunan bersejarah di Gaza yang hancur sejak perang Israel-Palestina 7 Oktober 2023. Pemusnahan warisan budaya suatu bangsa adalah salah satu bentuk kejahatan dalam perang yang dituduhkan Afrika Selatan terhadap Israel dalam gugatan yang disidangkan minggu lalu di Mahkamah Internasional.
Genosida menghapus warisan budaya berupa masjid, gereja, museum, dan warisan takbenda mencakup adat istiadat, budaya dan artefak. Berikut ini beberapa bangunan yang telah hancur dan rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situs Sejarah yang Hancur di Gaza
Museum
Museum Rafah memerlukan waktu sekitar 30 tahun untuk mengumpulkan koin kuno, pelat tembaga dan perhiasan, yang menjadikannya museum paling utama di Gaza. Museum Rafah menjadi korban pertama yang hancur dalam serangan udara pada 11 Oktober 2023.
Lebih jauh ke Timur, ada Museum Al Qarara yang dibuka tahun 2016 oleh Mohamed dan Najla Abu Lahia. Sepasang suami istri ini mendirikan Museum Al Qarara dengan tujuan ingin melestarikan sejarah tanah dan warisan Gaza untuk generasi yang akan datang.
Koleksinya terdiri dari 3.000 artefak yang berasal dari bangsa Kanaan, peradaban Zaman Perunggu yang tinggal di Gaza dan sebagian besar wilayah Levant pada abad kedua SM. Yang tersisa dari Museum Al Qarara kini hanyalah pecahan tembaga dan kaca akibat serangan udara pada Oktober 2023.
Manthaf al-Funduq, sebuah museum kecil yang dibuka tahun 2008 rusak akibat penembakan pada 3 November 2023. Adapun di Kota Gaza, Istana Pasha yang dibangun pada abad ke-13 dan diubah menjadi museum pada tahun 2010 oleh Kementerian Pariwisata Palestina rusak terkena serangan udara Israel pada 11 Desember 2023.
Perpustakaan
Perpustakaan Masjid Agung Omari di Kota Gaza pernah dipenuhi oleh manuskrip langka, termasuk Al-Qur'an kuno, biografi Nabi Muhammad SAW, dan buku-buku kuno mengenai filsafat, kedokteran dan mistisisme sufi. Sebanyak 20.000 koleksi buku dan manuskrip di Perpustakaan Masjid Agung Omari kini hancur pada serangan 8 Oktober 2023.
Masjid
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina memperkirakan ada 104 masjid telah rusak dan hancur sejak serangan Israel pertama kali. Masjid Otsman bin Qashqar yang dibangun pada tahun 1220 rusak parah dalam serangan udara pada 7 Desember 2023.
Lalu, Masjid Sayed al-Hashim yang dibangun pada abad ke-12 dan dibangun lagi pada tahun 1850 rusak akibat serangan pada Oktober 2023. Masjid yang dibangun dari batu kapur kokoh di Kota Tua Gaza, sangat penting bagi umat Islam karena konon menjadi tempat makam kakek buyut Nabi Muhammad SAW, Hashim bin Abd Manaf.
Masjid Agung Omari telah menjadi tempat ibadah selama 2 milenium. Masjid ini diperkirakan sebagai masjid pertama yang dibangun di Gaza 1.400 tahun yang lalu, dan pada tanggal 8 Desember 2023 Masjid Agung Omari hancur akibat serangan udara Israel.
Gereja
Gereja Bizantium Jabali yang dibangun pada 444 Masehi pernah dihiasi mosaik-mosaik warna-warni bergambarkan binatang, pemandangan berburu dan pohon palem. Dindingnya dihiasi dengan 16 teks keagamaan yang ditulis dalam bahasa Yunani kuno, yang berasal dari masa pemerintahan Kekaisaran Theodosius II.
Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina membuka kembali gereja tersebut pada tahun 2022 setelah melakukan restorasi selama tiga tahun yang bekerja sama dengan organisasi Perancis, Premier Urgence Internationale, dan British Council. Dibalik seluruh sejarah dari gereja tersebut, bangunannya hancur akibat serangan udara pada Oktober 2023.
Biara Saint Hilarion berada di desa Nuseirat di pesisir dan dibangun sekitar tahun 340 pada masa pemerintahan Romawi di wilayah tersebut. Di dalam tempat suci biara yang luasnya 25 hektar itu ada lima gereja, situs pemakaman, aula baptisan dan pemandian kuno.
Biara ini pernah rusak akibat gempa bumi pada tahun 614 dan ditinggalkan hingga para arkeolog Palestina memulai penggalian pada akhir tahun 1990an. Situs yang telah masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2012 itu kini rusak akibat pemboman Israel.
Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius telah berlokasi di Zeitoun selama 16 abad. Dalam pemboman Israel yang terjadi pada 19 Oktober 2023, 17 orang tewas tertimpa atap gereja yang ambruk. Patriarkat Ortodoks Yunani Yarusalem mengatakan, menargetkan gereja merupakan kejahatan perang.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
PBNU Kritik PPATK, Anggap Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Serampangan