Apa Perbedaan Qiraat, Al-Qur'an, dan Tajwid?

Apa Perbedaan Qiraat, Al-Qur'an, dan Tajwid?

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 25 Des 2023 14:00 WIB
Muslim woman reading from the Quran. She was wearing a polite Abaya Muslim dress.
Ilustrasi Al-Qur'an. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Fatanfilm)
Jakarta -

Secara bahasa, qiraat dan Al-Qur'an memiliki arti yang sama yaitu bacaan. Namun secara makna, Al-Qur'an memiliki arti susunan kata, sedangkan qiraat adalah sebuah lafadz dan cara pengucapannya.

Mengutip buku Pengantar Ilmu Qiraat karya Khairunnas Jamal dan Afriadi Putra, Al-Qur'an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat dan berpahala bila membacanya. Al-Qur'an dengan qiraat bukanlah dua hal yang berbeda secara sempurna, namun hanya berbeda dari beberapa segi saja.

Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • Al-Zarkashi dan al-Qustalani berpendapat, Al-Qur'an dan qira'at merupakan dua hal yang berbeda. Al-Qur'an adalah wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat dan penjelasan. Sedangkan qiraat adalah perbedaan lafaz-lafaz wahyu tersebut, baik menyangkut huruf-hurufnya maupun pengucapan huruf-huruf yang terdiri dari takhfif, tashdid, dan lain-lain.
  • Mayoritas ulama berpendapat, apabila qiraat tersebut diriwayatkan dengan sanad yang sahih, sesuai dengan kaidah tata bahasa Arab dan sesuai dengan rasm (pola penulisan) mushaf maka dapat dikatakan qiraat itu tergolong Al-Qur'an.

Namun bila tanpa ketiga syarat itu maka ia dianggap qiraat biasa. Ibn Daqiq al-'Id menyatakan bahwa semua variasi bacaan (qiraat) termasuk dalam kategori Al-Qur'an, termasuk juga qiraat yang disebut sebagai shadzah.

  • Muhammad Salim Mahisin juga berpendapat bahwa qiraat merupakan bagian dari Al-Qur'an. Aspek qiraat tidak dapat dilepaskan dari Al-Qur'an karena ia merupakan bagian tak terpisahkan.

Keduanya merupakan hakikat dengan makna tunggal. Kata Al-Qur'an juga merupakan bentuk masdar dari kata al-qira'ah.

ADVERTISEMENT

Artinya, qiraat adalah suatu mazhab tertentu dalam cara pengucapan Al-Qur'an berdasarkan sanad-sanadnya yang sampai kepada Rasulullah SAW. Hal itu diungkapkan oleh Muhammad Aly al-Shabuni.

Imam Syihabuddin al-Qasthalani juga menjelaskan bahwa qiraat merupakan ilmu yang digunakan untuk memahami kesepakatan serta perbedaan dalam cara pengucapan lafaz-lafaz Al-Qur'an. Termasuk di dalamnya adalah konsep-konsep seperti i'rab, hazf, isbat, fashl, washl, ibdal yang diperoleh melalui periwayatnya.

Dapat disimpulkan bahwa ilmu qiraat adalah hanya sebatas pengucapan lafaz Al-Quran terkait substansi lafaz, kalimat, atau dialek kebahasaannya.

Sementara itu, tajwid adalah cara untuk melafalkan kalam-kalam Allah dengan baik dan benar agar enak didengar. Hal ini bersifat teknis untuk memperindah bacaan Al-Qur'an.

Dikutip dari buku berjudul Metode Pengajaran Al-Qur'an dan Seni Baca Al-Qur'an dengan Ilmu Tajwid karya Dr. Hj. Nur'aini, S.Ag., M.Ag., mempelajari ilmu tajwid dianggap sebagai fardhu kifayah, yakni suatu kewajiban yang harus dikuasai oleh sekelompok masyarakat agar ilmu tersebut dapat lestari.

Sementara itu, hukum membaca Al-Qur'an dengan mengikuti ilmu tajwid dianggap sebagai fardhu 'ain, yaitu suatu kewajiban bagi setiap individu yang membaca Al-Qur'an dengan melibatkan tajwid.

Beberapa ulama menjelaskan bahwa tajwid adalah seni mengucapkan setiap huruf dalam Al-Qur'an sesuai dengan makhraj dan sifatnya. Di sisi lain, ada pula yang mendefinisikan tajwid sebagai keteraturan dalam mengucapkan huruf-huruf Al-Qur'an sesuai dengan bunyi aslinya.

Selain itu, penting untuk memastikan kesesuaian dengan makhraj dan melibatkan kelembutan dalam pengucapan seoptimal mungkin. Tanpa adanya kelalaian atau kesan buatan.




(rah/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads