Rasulullah SAW Pernah Baca Qunut Sebulan Penuh saat Sholat Fardhu, Apa Sebabnya?

Rasulullah SAW Pernah Baca Qunut Sebulan Penuh saat Sholat Fardhu, Apa Sebabnya?

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 24 Des 2023 19:00 WIB
doa qunut
Foto: Getty Images/iStockphoto/agrobacter
Jakarta -

Puluhan sahabat Rasulullah SAW dibantai saat berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam. Hal inilah yang membuat Rasulullah SAW setiap hari membaca doa qunut selama sebulan penuh saat mendirikan sholat fardhu.

Doa qunut yang dibaca Rasulullah SAW selama sebulan penuh ketika sholat fardhu merupakan ungkapan rasa sedihnya setelah ia kehilangan puluhan sahabat yang berjuang di jalan Allah SWT.

Merangkum buku Kalau Doa yang Baik-baik Saja oleh H. Brilly El-Rasheed, S.Pd dijelaskan bahwa Rasulullah membaca doa qunut nazilah yang pertama kali dituntunkan Rasulullah berkenaan dengan suatu peristiwa pembantaian sekitar 70 sahabat beliau oleh Bani Najed.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika itu para sahabat Rasulullah SAW sedang berdakwah menyebarkan Islam atas permintaan seorang penduduk Najed. Namun ketika sampai di daerah Najed bukan disambut baik, namun disambut dengan pedang dan tombak.

Para sahabat Nabi dikepung dan dibantai beramai-ramai, lalu dimasukkan ke sumur untuk dibakar. Hanya satu sahabat yang lolos dari kepungan namun juga mengalami luka parah. Ia lantas mengabarkan kepada Rasulullah SAW terkait peristiwa itu.

ADVERTISEMENT

Maka rasul dan umat muslim saat itu sangat berduka atas syahidnya sahabat-sahabat mereka yang telah dikhianati tersebut. Rasulullah SAW kemudian berdoa kepada Allah SWT di setiap sholat wajib lima waktu pada rakaat terakhir setelah i'tidal selama sekitar satu bulan.

Kemudian setelah sekitar sebulan turunlah Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 128,

لَيْسَ لَكَ مِنَ ٱلْأَمْرِ شَىْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَٰلِمُونَ
Artinya: Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.

Ayat ini menegaskan bahwa semua musibah yang menimpa umat muslim tersebut adalah ujian dari Allah dan semuanya harus dikembalikan kesudahannya kepada Allah SWT. Apakah Allah akan menerima taubat orang kafir atau mengadzab mereka, hanya Allah SWT yang Maha Tahu.

Isi dari doa qunut nazilah yang dibacakan Rasulullah SAW adalah permohonan kebaikan, perlindungan dan pertolongan bagi umat islam dan kehancuran dan keguncangan bagi orang yang berbuat kejahatan.

Dalam hadits dijelaskan, "Rasulullah melakukan qunut selama sebulan ketika para penghafal Al-Qur'an dibunuh. (HR. Al-Bukhari)

Dalam kitab Fatwa Al-Lajnah Ad-Da'imah diterangkan mengenai hukum membaca qunut dalam sholat fardhu dalam fatwa bernomor Fatwa Nomor 902.

Nabi Muhammad membaca qunut saat terjadi bencana. Beliau mendoakan kehancuran orang-orang kafir yang sewenang-wenang dan mendoakan keselamatan orang-orang muslim yang lemah dari kejahatan dan tawanan orang-orang kafir. Kemudian Rasulullah meninggalkan kebiasaan itu dan tidak mengkhususkan satu sholat fardhu untuk membaca qunut.

Dalil yang menunjukkan hal tersebut ialah riwayat Anas yang mengatakan bahwa, "Rasulullah membaca doa qunut selama sebulan untuk mendoakan keburukan kepada beberapa kabilah Arab. Kemudian beliau meninggalkan doa itu. (HR. Ahmad, Muslim, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Dalam riwayat disebutkan, Beliau membaca doa qunut selama sebulan ketika para penghafal Al-Qur'an terbunuh. Aku tidak pernah melihat beliau begitu sedih melebihi waktu itu. (HR. Bukhari).

Al-Barra' bin 'Azib juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca doa qunut pada sholat Maghrib dan Subuh. (HR. Ahmad, Muslim, dan At Tirmidzi).

Ada juga hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Bukhari yang berasal dari Ibnu Umar bahwasanya Beliau mendengar Nabi Muhammad jika mengangkat kepalanya selepas ruku pada rakaat terakhir ketika sholat Subuh beliau membaca doa, "Ya Allah kutuklah si fulan dan si fulan dan si fulan!" Beliau membaca ini setelah mengucapkan "Sami'allahu li man hamidah, rabbana wa laka alhamdu". Lalu Allah menurunkan ayat, "Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu... karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zhalim. (QS. Ali Imran:128)

Selain itu, Al-Bukhari meriwayatkan, yang bersumber dari Abu Hurairah yang berkata, "Ketika Nabi sholat Isya, beliau mengucapkan "Sami'allahu li man Hamidah". Kemudian beliau berdoa sebelum sujud, yaitu "Allahumma naji lyasy bin Rabi ah, Allahumma naji Salamah bin Hisyam, Allahumma naji A-Walid bin Al Walid, Allahumma najji al-mustadh' afin minal mu' minina, Allahumma usydud wath'ataka 'ala Mudhar, Allahumma ij'alha 'alaihim sinina kasini Yusuf"

Artinya : "Ya Allah, selamatkanlah Iyasy bin Rabi'ah, Salamah bin Hisyam, al-Walid bin al Walid, dan orang-orang beriman yang tertindas. Ya Allah, keraskanlah 'azab-Mu terhadap Bani Mudhar. Jadikanlah azab-Mu menimpa mereka bertahun-tahun sebagaimana musim kering zaman Nabi Yusuf.

Terkait hal ini, ulama mahzab memiliki perbedaan pendapat. Al-Imam Malik menganjurkan qunut pada rakaat terakhir sholat Subuh sebelum ruku. Al-Imam Asy-Syafi'i berpendapat bahwa qunut disunahkan dilakukan setelah ruku' pada rakaat terakhir sholat Subuh. Yang berpendapat seperti ini adalah sekelompok ulama salaf dan khalaf.

Mereka berdalil dengan hadits Al-Barra' dan semisalnya. Namun, pendapat ini bisa dibantah dengan alasan bahwa Nabi Muhammad melakukannya saat terjadi bencana saja kemudian beliau meninggalkannya.

Selain itu, hadits tersebut tidak mengkhususkan qunut pada sholat Subuh, tetapi menunjukkan disyariatkannya qunut pada sholat Maghrib dan shalat Subuh saat terjadi bencana.




(dvs/lus)

Hide Ads