7 Adab Bermajelis bagi Kaum Muslimin Beserta Doanya

7 Adab Bermajelis bagi Kaum Muslimin Beserta Doanya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Minggu, 05 Nov 2023 09:00 WIB
Majelis Subuh yang diizi Hanan Attaki di Masjid Al-Akbar Surabaya
Ilustrasi majelis (Foto: Istimewa/dok Masjid Al-Akbar Surabaya)
Jakarta -

Majelis merupakan tempat berkumpulnya orang-orang untuk membicarakan urusan. Umumnya, majelis menjadi ajang untuk mengobrol satu sama lain

Demi menjaga obrolan agar tidak melenceng dari kebutuhan dan syariat, hendaknya kaum muslimin yang bermajelis dianjurkan membaca doa pembuka dan penutup majelis. Tujuan pembacaan doa ini agar majelis yang dihadiri menghasilkan manfaat bagi dunia maupun akhirat.

Majelis terdiri dari berbagai macam, salah satunya majelis ilmu. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika kalian melewati taman surga, maka berhentilah. Mereka bertanya, apakah taman surga itu? Beliau menjawab, halaqah dzikir (majelis ilmu)." (HR At Tirmidzi)

Lantas, seperti apa adab ketika menghadiri majelis?

ADVERTISEMENT

Kumpulan Adab ketika Menghadiri Majelis

Mengutip buku Ringkasan Kitab Adab susunan Fuad bin Abdul 'Aziz Asy-Syalhub, berikut sejumlah adab yang perlu diperhatikan kaum muslimin ketika menghadiri majelis.

1. Makruh Menyuruh Orang Bangun dari Tempatnya Duduk

Rasulullah SAW bersabda,

"Apabila kalian bangun dan pada hadits Abu Uwanah: 'Siapa yang bangun dari tempat duduknya, kemudian dia kembali ke tempatnya itu, maka dia lebih berhak terhadap tempat duduknya." (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ad Darimi)

2. Larangan Berbisik kepada Dua Orang Tanpa Melibatkan Orang Ketiga

Maksud dari adab ini ialah menghindari rasa sedih ketika dua orang berbisik namun orang ketiga tidak mengetahuinya. Dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:

"Janganlah saling berbisik antara dua orang tanpa melibatkan yang ketiga, karena itu akan membuatnya bersedih." (HR Bukhari)

3. Mengucapkan Salam ketika Datang atau Pulang

Mengucapkan salam tidak wajib, namun menjadi adab yang termasuk sunnah. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Jika salah seorang dari kalian datang ke majelis, maka ucapkanlah salam, jika dia hendak duduk, maka duduklah. Kemudian bila bangun, maka ucapkanlah salam. Salam yang pertama tidaklah lebih layak dari salam yang terakhir." (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)

4. Berzikir kepada Allah

Rasulullah SAW bersabda,

"Tidak ada sekelompok orang yang bangun dari sebuah majelis yang tidak disebut nama Allah di dalamnya, kecuali mereka bangun dari bangkai keledai, dan mereka akan menyesal." (HR Abu Dawud, Ahmad, dan At Tirmidzi)

5. Tidak Boleh Memisahkan Antar Dua Orang kecuali dengan Izin Keduanya

Terkait hal ini, Rasulullah SAW bersabda,

"Seorang lelaki tidak boleh memisahkan antara dua orang kecuali dengan seizin keduanya." (HR Abu Dawud, Ahmad, At Tirmidzi)

Alasan dari pelarangan ini dikhawatirkan antara keduanya ada rahasia yang sedang dibicarakan atau amanat yang sedang didiskusikan.

6. Duduk di Tempat yang Masih Tersedia

Adab ini adalah amalan yang dilakukan para sahabat Rasulullah SAW dan beliau akui. Dari Jabir bin Samurah RA bahwa ia mengatakan,

"Kami apabila mendatangi Rasulullah SAW, kami duduk di tempat yang masih tersedia."

7. Memilih Teman Majelis

Teman adalah orang yang berpengaruh pada kualitas hidup seorang muslim. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:

"Seseorang itu dapat terpengaruh karena agama temannya, maka salah seorang dari kalian hendaklah melihat siapa yang menjadi temannya." (HR Abu Dawud, Ahmad, dan At Tirmidzi)

Doa Pembuka dan Penutup Majelis

Mengutip buku Doa Para Nabi dan Rasul oleh Nurul Huda, doa pembuka majelis terdiri dari versi panjang dan pendek. Berikut veri pendeknya,

... الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَننَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِهْتَدِى لَوْلَا أَنْ هَدَيْنَا اللَّهُ ...

Arab latin: "Alḥamdu lillāhil-lażī hadānā lihāżā, wa mā kunnā linahtadiya lau lā an hadānallāh"

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk."

Adapun, doa pembuka majelis versi panjangnya ialah,

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . أَمَّا بَعْدُ

Arab latin: "Innal hamdalillaah, nahmaduhuu, wa nasta'iinuhu, wa nastagh-firuh. Wa na'uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati a'maalinaa. Man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudh-lil falaa haadiya lah. Wa asyhadu al-laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, wa anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh. Ammaa ba'du."

Artinya: "Segala puji hanya kepada Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barang siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya."

Setelah selesai bermajelis, maka kaum muslimin dapat membaca doa penutup majelis seperti dikutip dari buku Zikir Doa Pembuka Pintu Rahmat tulisan Gus Arifin.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

Arab latin: "Subhanakallâhuma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illà anta, astaghfiruka wa atubu ilaik."

Artinya: "Maha Suci Engkau, Ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertobat kepada-Mu."




(aeb/lus)

Hide Ads