Di antara ratusan peserta Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Al-Hadits (STQH) Nasional ke-27 di Provinsi Jambi, terdapat satu sosok yang menarik perhatian. Ia adalah Lailatul Badriyah, seorang dosen di UIN Fatmawati Soekarno, Bengkulu.
Perempuan berusia 32 tahun ini merupakan seorang dosen di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah UIN Fatmawati Sukarno, Bengkulu. Kecintaannya pada Al-Qur'an mengantarkan perempuan yang akrab disapa Ela ini kerap mengikuti berbagai ajang tilawah.
Belajar Tilawatil Qur'an Sejak Anak-anak
Melansir laman NU Online, Kamis (2/11/2023) Ela mengaku bahwa dirinya sudah mulai belajar melantunkan ayat Al-Qur'an dengan indah ini sejak masih anak-anak. Saat usianya 10 tahun, Ela sudah menyukai seni tarik suara islami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di momen STQH Nasional ke-27 di Jambi ini, saya ikut cabang tilawah dewasa putri," ujar Ela.
Tiga tahun memperdalam ilmu tilawatil Qur'an, Ela mulai mengikuti ajang STQ tingkat nasional. Usianya saat itu baru 13 tahun, namun Ela percaya diri maju untuk STQ Bengkulu tahun 2004.
Mulai dari sini, bakatnya terus diasah. Kecintaannya pada Al-Qur'an semakin menjadi-jadi.
Setiap dua tahun sekali Ela mengikuti MTQ Nasional di berbagai daerah di Indonesia. Pengalaman dan wawasannya pun semakin luas.
"Pertama, MTQN di Kendari, Sulawesi Tenggara (2006). Kedua, MTQN Banten (2008). Ketiga, MTQ Bengkulu pada 2010. Keempat, MTQN Ambon pada 2012," beber Dosen Psikologi Prodi Bimbingan Konseling Islam ini.
Lebih lanjut, Ela mengatakan pada 2017, ia mengikuti STQN di Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Sementara di tahun 2020, Ela berkesempatan ikut dalam perhelatan MTQ Korpri 2020 di Jakarta.
"Tapi karena waktu itu pas Covid-19, maka lomba MTQ-nya hanya melalui Zoom Meeting," kenangnya.
Tah berhenti sampai di situ, pada 2022 Ela mengikuti MTQN di Banjarmasin hingga berlanjut pada STQHN ke-27 Jambi 2023.
Orang Tua Sebagai Sosok Inspiratif
Kemampuan Ela dalam bidang tilawah tak lepas dari kedua orang tua yang menjadi sosok inspiratif. Ela dengan mantap menyebut ayahanda dan ibundanya sebagai orang yang paling berjasa, yakni H Paimat Sholihin dan Hj Fatimah.
"Beliau berdua Qari Qariah yang dipertemukan oleh Allah di arena MTQ," ungkap Ela seraya tersenyum.
Sarjana lulusan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga pernah mondok di Pesantren Baitul Qurra' pimpinan Nyai Hj Maria Ulfah di Ciputat, Tangerang Selatan.
"Alhamdulillah saya berkesempatan memperdalam ilmu tilawah kepada Ibunda Hj Maria Ulfah selama empat tahun sejak 2009 sampai tamat kuliah S1 di UIN Jakarta," ujarnya seraya bersyukur.
Ela yang kini telah berkeluarga dan memiliki dua orang anak, berpesan kepada para peserta lain agar terus mencintai dunia tilawah sebagai sarana dakwah.
"Saya berharap semoga setiap perhelatan STQH atau MTQ sukses dan memunculkan jawara-jawara baru yang luar biasa. Bagi peserta dan pencinta Al-Qur'an agar selalu wara'. Insyaallah akan dipermudah semua urusan. Bibarakatil Qur'an," tutupnya.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!