Setelah ibadah kepada Allah SWT, dalam Islam anak wajib berbakti kepada orang tuanya. Hal ini merupakan perintah Sang Pencipta yang tertuang dalam Surah An Nisa ayat 36.
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Bacaan latin: Wa'budullaha wa la tusyrikụ bihi syai`aw wa bil-walidaini ihsanaw wa bidzil-qurba wal-yatama wal-masakini wal-jari dzil-qurba wal-jaril-junubi was-sohibi bil-jambi wabnis-sabili wa ma malakat aimanukum, innallaha la yuḥibbu mang kana mukhtalan fakhura
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri."
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh anak untuk berbakti kepada orang tua. Salah satunya adalah dalam mencari dan memberi mereka rezeki dari harta yang halal.
Maka dari itu, niatkan saat mencari rezeki sebagiannya untuk menghidupi mereka. Allah pasti akan memberikan keberkahan bagi anak yang hendak ingin membahagiakan orang tuanya.
"Wajib bakti pada orang tua itu bukan ditungguin, tapi nyari duit buat dia makan, nyari duit buat beli obat, nyari duit buat bayar listrik, itu diantaranya. Diperhatikan (merek), ditelepon, itu juga sudah memadai," ujar Ustazah Mamah Dedeh dalam tayangan Assalamualaikum Mamah Dedeh di Trans 7 episode tanggal (08/10/2003).
Bagaimana Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Tiada?
Beberapa cara bisa dilakukan oleh seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tuanya yang telah tiada. Salah satunya dengan mendoakan mereka. Contohnya sebagai berikut:
"Setiap habis salat wajib kita berdoa 'ya Allah terimalah amal ibadahnya, terimalah iman Islamnya, ampuni Ya Allah semua dosanya, lapangkan kuburnya, jadikan surga tempat tinggalnya" jelas Mamah Dedeh.
Selain itu, cobalah untuk membangun masjid atas nama orang tua yang telah wafat. Jika tidak mampu, maka ikutlah menyumbang saat ada pembangunan masjid atau fasilitas umum lainnya yang berguna untuk banyak orang.
"Kalau punya duit bikin masjid atas nama orang tua, bikin musholla. Atau nggak nyumbang masjid, nyumbang madrasah, bikin jembatan, bikin rumah untuk pertemuan anak-anak yatim," imbuh Mamah Dedeh.
Atau bisa juga dengan cara melanjutkan kebiasaan baik orang tua semasa hidup.
"Misalnya nyantunin siapa dia, maka lanjutkan, silaturahim dengan siapa dia lanjutkan, bersahabat dengan siapa dia lanjutkan oleh kita. Kemudian orang yang dalam tanggung jawab dia dulu lanjutkan oleh kita. Itu diantaranya, walaupun mereka sudah meninggal," tutur Mamah Dedeh.
"Karena apa? Kita bisa begini karena dididik oleh orang tua. Itulah yang disebut dengan anak sholeh yang mendoakan," sambungnya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi,
"Kalau mati seorang turunan adam, terputus semua amalnya kecuali tiga. Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh uang berdoa kepadanya" (HR. At-Tirmidzi)
Mamah Dedeh menjelaskan bahwa anak sholeh yang dimaksud dalam hadis tersebut tidak hanya anak kandung. Tapi lebih luas lagi daripada itu.
"Banyak orang yang mengira yang dimaksud dengan anak saleh itu hanya anak kandung, itu salah. Yang dimaksud anak sholeh adalah siapapun yang mendoakan kita. Kasihan kan kalau orang nggak punya anak," paparnya.
Gimana Caranya Berbakti Kepada Orang Tua yang Beda Agama?
Berbakti kepada orang tua yang beda agama diperbolehkan dalam Islam. Namun hanya bisa dalam urusan dunia saja, bukan soal ibadah.
Hal ini tercantum dalam surah Lukman ayat 15:
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Bacaan latin: Wa in ja hada ka 'ala an tusyrika bi ma laisa laka bihi 'ilmun fa la tuti'huma wa sohib-huma fid-dun-ya ma'rụfaw wattabi' sabila man anaba ilaya, tsumma ilayya marji'ukum fa unabbi`ukum bima kuntum ta'malụn
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Berikut penafsiran Mamah Dedeh mengenai ayat di atas:
"Kata Allah 'kalau seandainya orang tua kalian mengajak kalian untuk beribadah yang kalian tidak punya ilmunya, jangan ikuti mereka. Tapi masalah di dunia kalian tetap wajib berbuat baik kepada mereka," terang Mamah Dedeh.
"Jadi kalau kita punya orang tua atau keluarga yang non muslim, mengajak ibadah dengan cara mereka tidak boleh mengikuti. Tapi masalah dunia, urusin dia, ngasik makan, ngasih pakaian itu kewajiban kita. Jadi berbeda antara ibadah dengan urusan akhirat," tukasnya.
Sebagaimana dalam firman Allah di surah Al-Kafirun ayat 6:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Bacaan latin: Lakum dinukum wa liya din
Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
Itulah cara berbakti kepada orang tua. Jika kita amalkan, insyaallah dipermudah segala urusan dunia dan akhirat.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Acara Habib Rizieq di Pemalang Ricuh, 9 Orang Luka-1 Kritis