Konsep Masjid Ramah Lingkungan menjadi konsep yang sedang dikembangkan di Indonesia. Hal ini dijelaskan oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dalam Annual Forum PaRD (International Partnership on Religion and Sustainable Development) di Berlin, Jerman.
Dikabarkan melalui laman resmi Kemenag, Senin (23/10/2023) Kamarudin Amin menegaskan langkah ini menjadi salah satu wujud pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: 5 Keutamaan Datang ke Masjid sebelum Adzan |
TPB/SDGs bertujuan menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tokoh agama di Indonesia mencoba mengelaborasi teks-teks agama yang mendukung pola hidup bersih dan sehat, termasuk di rumah ibadat," terang Kamaruddin Amin.
Program Nasional Masjid Ramah
Direktur Urusan Agama Islam Adib menambahkan, Kementerian Agama (Kemenag) dalam beberapa tahun terakhir telah mengembangkan program nasional Masjid Ramah. Menurut Adib, pihaknya sedang mendorong masjid-masjid semakin ramah, mulai dari ramah anak, ramah difabel, dan termasuk ramah lingkungan.
"Masjid Ramah Lingkungan meniscayakan adanya cara pandang dan sikap ekosistem masjid yang menjaga kebersihan, hemat air bersih, pengaturan sanitasi air, anti plastik, manajemen sampah, dan lainnya," jelas Adib.
Merujuk pada Sasaran dan Strategi SDGs 6 (Air Bersih dan Sanitasi), upaya tersebut perlu diawali dengan edukasi dan menumbuhkan kesadaran publik. Karenanya, penggunaan bahasa dan aktor agama akan dapat memperkuat promosi dan upaya pencapaian sasaran tersebut.
"Bagi masyarakat Indonesia yang agamis, kalau tokoh agamanya sudah menyerukan zero waste dengan annadhofatu minal iman, misalnya, maka gerakan masjid bersih bisa tereskalasi," imbuhnya.
Konsep Ramah Lingkungan di Berbagai Negara
Tentu saja konsep masjid ramah lingkungan tidak hanya diterapkan di Indonesia saja. Di beberapa negara juga telah menerapkan program rumah ibadat dengan konsep ramah lingkungan.
Kasubdit Kemasjidan Akmal Salim, mengaku banyak belajar dari pengalaman peserta lain ihwal rumah ibadat ramah lingkungan ini. Misalnya, ada konsep Eco-Synagogue di UK, yang mengampanyekan zero emisi karbon di ekosistem rumah ibadahnya.
Ada juga komunitas di Eropa dan Afrika yang menekankan penguatan kesadaran perubahan iklim dengan penelitian dan publikasi jurnal. Hal ini searah dengan paparan Kamaruddin bahwa, "di Indonesia, masjid-masjid tidak hanya menjadi sumber ajaran keagamaan tetapi juga soal isu kesadaran lingkungan."
Ikhtiar pencapaian sasaran SDGs sejatinya merupakan tugas bersama. SDGs sendiri adalah kebutuhan setiap bangsa. Karenanya, merujuk pada SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Sasaran), maka kerjasama kemitraan global perlu terus digalang dan dikembangkan. Satu diantaranya melalui gerakan bersama dalam PaRD (partner-religion-development.org) ini.
Keterlibatan Indonesia dalam Forum PaRD di Berlin
Indonesia menjadi bintang dalam Annual Forum PaRD (International Partnership on Religion and Sustainable Development) 2023 yang digelar di Berlin, Jerman.
Melalui forum ini, Indonesia kemudian didapuk menjadi co-chair untuk kepengurusan setahun bahkan dua tahun ke depan.
Sebagaimana diketahui, PaRD adalah organisasi kemitraan internasional yang terdiri dari 165 anggota dari 40 negara. PaRD fokus pada penguatan peran agama untuk pencapaian SDGs.
Keanggotaannya berasal dari perwakilan pemerintah (umumnya Kemlu), organisasi multilateral, dan LSM serta organisasi berbasis keagamaan. Saat ini, tergabung delapan wakil pemerintah, yakni: Jerman, UK, Kanada, Denmark, Finlandia, Norwegia, USA dan Indonesia.
Dari perwakilan organisasi multilateral, antara lain: African Union, KAICIID, ECOSOCC, dan sebagainya. Adapun LSM dan ormas keagamaan, seperti: Islamic Relief Worldwide, United Sikh, World Council of Churches, dan lainnya.
Sebagai co-chair, Indonesia antara lain mengampu tugas untuk menjadi ambassador bagi sosialisasi PaRD di negara-negara Selatan dunia. Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Leadership Meeting PaRD 2024.
(dvs/erd)
Komentar Terbanyak
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi