Perjuangan seorang santri asal Madura bernama Achmad Gazali patut diacungi jempol. Santri asal Pamengkasan, Madura ini kini tengah sibuk menjadi peneliti di Jepang.
Melansir laman NU Online (19/10/2023) Achmad Gazali saat ini berkarier di National Agriculture and Food Research Organisation (NARO), sebuah lembaga penelitian terkemuka yang dimiliki oleh pemerintah Jepang di bidang pengembangan pertanian dan pangan.
Lembaga riset di Negeri Sakura ini terkenal dengan reputasinya dalam inovasi pertanian dan pangan. Tentu bukan hal yang mudah bagi Achmad Gazali untuk bisa menjadi bagian dari NARO yang merupakan lembaga riset terbesar di Jepang untuk bidang pertanian dan pangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah saya diterima bekerja di NARO (National Agriculture and Food Research Organisation) dan mulai bekerja tanggal 3 Oktober kemarin, NARO Merupakan lembaga riset terbesar milik pemerintah Jepang di bidang pengembangan pertanian dan pangan," ujar Achmad Gazali.
Masa Kecil Achmad Gazali
Achmad Gazali lahir di tengah keluarga yang sederhana. Masa kecilnya bahkan disibukkan dengan kegiatan sekolah sekaligus mencari uang.
Semasa kecil, Gazali banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kerja ringan demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Setiap Subuh mengumpulkan buah asam yang jatuh untuk dijual ke pasar dan membeli kebutuhan. Ketika SMP, harus berjalan berkilo-kilo, melewati gunung untuk dapat bersekolah," kenangnya.
"Tapi karena kemauan untuk menuntut ilmu umum, selain mondok, akhirnya berangkat ke kota untuk mengikuti seleksi beasiswa masuk prodi S1 biologi UIN Malang, mencari beasiswa untuk S2 di UGM, dan setelah menikah pun, kami (ia dan sang istri) saling mendorong untuk tidak berhenti belajar S3 ke luar negeri," jelasnya.
Gazali juga berharap bahwa pencapaiannya ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi para santri. Ia meyakini bahwa santri memiliki potensi besar, yang didukung oleh kecerdasan spiritual yang unik.
Dengan kecerdasan tersebut, santri dapat berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang unggul dan berperadaban. "Santri juga memiliki potensi yang besar, santri memiliki kekuatan tambahan, yaitu kecerdasan spiritual. Dengan kecerdasan ini, santri bisa mengimbangi perilaku hidup menuju manusia unggul," terangnya.
Menekuni Karir Sebagai Peneliti
Saat ini Gazali tinggal dan menetap di Jepang. Setiap harinya disibukkan dengan penelitian.
Penelitian yang dijalani oleh Gazali berfokus pada pemanfaatan endosimbion sebagai alat pengendalian serangga. Ia menerapkan berbagai teknik mutakhir seperti Next Generation Sequencing analysis, RT-PCR, FISH, dan metode-metode lainnya untuk mengembangkan pengetahuan di bidang ini.
Perjalanan Gazali ke NARO dimulai dari upayanya ketika ia mencari peruntungan untuk berkarier di bidang penelitian. "Menanyakan ke sensei apakah ada peluang menjadi peneliti. Salah satu kolaborator adalah sensei di NARO, atas rekomendasi sensei tersebut lah, Alhamdulillah bisa bekerja di NARO," jelasnya.
Sebagai jebolan pesantren, Gazali mengatakan sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari salah satu lembaga penelitian terbaik milik pemerintah Jepang.
"Walaupun bukan pegawai tetap, karena memang keinginan saya ke depan bisa pulang dan bekerja dan mengabdi di Indonesia," papar santri yang memiliki gelar doktor dari The United Graduate School of Agricultural Science (UGSAS) Gifu University, Jepang ini.
Berperan Aktif dalam Ajaran Islam
Memiliki karir yang moncer tidak menjadikan Gazali lupa dengan asal usulnya. Ia tetap aktif dalam memperdalam dan menyebarkan ajaran Islam.
Ia berperan aktif dalam mengurus Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di Jepang. Gazali terpilih sebagai Ketua PCINU Jepang selama dua periode berturut-turut, yakni 2021-2023 dan 2023-2025.
"Mengurus PCINU, sebagai bentuk perkhidmatan, biasa dilakukan di sela-sela pekerjaan, malam hari ataupun saat hari libur, umumnya Sabtu dan Ahad," pungkasnya.
Kisah dari Gazali ini menjadi contoh sekaligus bukti bahwa santri jebolan pondok pesantren juga bisa memiliki karir yang cemerlang. Ilmu pengetahuan akan berjalan seiring dengan ilmu spiritual yang didapat selama mengemban ilmu di pesantren.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Serukan Setop Penjarahan: Itu Bentuk Pelanggaran Hukum
Berangkat ke Mesir, Ivan Gunawan Kawal Langsung Bantuan untuk Gaza
Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut Pandangan Ulama