5 Tata Cara Aqiqah Menurut Syariat Islam

5 Tata Cara Aqiqah Menurut Syariat Islam

Kristina - detikHikmah
Rabu, 18 Okt 2023 14:45 WIB
A Muslim woman is laying in a hospital bed. She is holding her newborn baby over her shoulder while he sleeps.
Ilustrasi tata cara aqiqah menurut syariat Islam. Foto: Getty Images/FatCamera
Jakarta -

Aqiqah adalah amalan sunnah terkait kelahiran bayi. Secara garis besar, ada lima tata cara aqiqah menurut syariat Islam.

Sayyid Sabiq mengatakan dalam kitab Fiqh Sunnah-nya, hukum aqiqah adalah sunnah muakkad meskipun ayah si bayi adalah orang miskin. Rasulullah SAW dan para sahabat beliau melaksanakan aqiqah.

Menurut sebuah hadits, Rasulullah SAW beraqiqah untuk kedua cucu beliau, Hasan dan Husain, masing-masing dengan seekor kambing kibas. Hadits ini diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud, An-Nasa'i dalam Sunan an-Nasa'i, dan At-Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun untuk redaksi dari riwayat an-Nasa'i, "Rasulullah SAW beraqiqah untuk Hasan dan Husain, masing-masing dengan dua ekor kambing kibas."

Dalil Pelaksanaan Aqiqah

Dalil pelaksanaan aqiqah bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Samurah bin Jundub RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ADVERTISEMENT

كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى

Artinya: "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama." (HR Ibnu Majah. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa'i, Ahmad dan lainnya juga meriwayatkan hal yang sama)

Tata Cara Aqiqah

Tata cara aqiqah dimulai dengan menyembelih hewan aqiqah. Berikut selengkapnya.

1. Dilaksanakan pada Hari Ketujuh

Aqiqah bisa dilaksanakan pada hari ketujuh kelahiran bayi--dihitung mulai saat lahir. Jika bayi lahir pada malam hari maka tujuh hari tadi dihitung mulai keesokan harinya. Adapun menurut pendapat mazhab Syafi'i, aqiqah bisa dilaksanakan sebelum atau sesudah hari ketujuh.

2. Menyembelih Hewan Aqiqah

Disebutkan dalam kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu karya Wahbah az-Zuhaili, hewan yang akan disembelih sebagai aqiqah ini syaratnya sama seperti hewan kurban baik dari segi jenis, usia, dan sifat-sifatnya. Hewan juga harus bebas dari cacat.

Jumlah hewan aqiqah untuk bayi laki-laki menurut mazhab Syafi'i adalah dua ekor domba, sedangkan untuk perempuan satu ekor domba. Hal ini mengacu pada riwayat yang disampaikan Aisyah RA,

"Untuk anak laki-laki disembelih dua ekor domba yang sama kualitasnya, sementara untuk anak perempuan satu ekor." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan hadits ini shahih)

Cara menyembelih hewan aqiqah dengan menghadapkan ke kiblat. Disunnahkan membaca basmalah, sholawat nabi, takbir, dan doa saat menyembelih hewan aqiqah.

3. Masak Daging Aqiqah dan Membagikannya

Hukum daging aqiqah sama seperti daging kurban, yakni boleh dimakan oleh orang yang punya hajat dan sebagian lagi boleh disedekahkan. Disunnahkan memasak daging hewan aqiqah dan pihak keluarga dan orang lainnya bisa memakan daging tersebut di rumah si pemilik.

Terdapat dua pendapat mengenai hal ini. Sebagian ulama berpendapat boleh membagikan daging aqiqah tanpa memasaknya terlebih dahulu dan sebagian ulama lain menyebut akan lebih utama jika memasak daging terlebih dahulu baru membagikannya dalam kondisi matang.

4. Memberi Nama dan Mencukur Rambut

Sayyid Sabiq dalam kitab fikihnya mengatakan, disunnahkan untuk memberikan nama dengan memilih nama yang bagus untuk bayi, mencukur rambutnya, dan menyedekahkan perak seberat rambut tersebut bagi yang mampu. Saat beraqiqah untuk Hasan dan Husain, Rasulullah SAW bersabda,

"Wahai Fatimah, cukurlah kepalanya dan sedekahkanlah perak seberatnya kepada orang-orang miskin." Ali berkata, "Kami pun menimbangnya. Beratnya adalah satu dirham atau kurang." (HR Tirmidzi dalam Sunan Tirmidzi)

5. Membaca Doa

Umat Islam juga dianjurkan membaca doa saat melaksanakan aqiqah. Doa ini bisa dibaca saat menyembelih hewan aqiqah, saat mencukur rambut dan setelahnya, serta membacanya untuk menutup rangkaian aqiqah.

.... بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهم مِنْكَ وَلَكَ هَذِهِ عَقِيْقَةُ

Bismillâhi wallâhu akbar allahumma minka wa laka hadzihi 'aqiqatu (sebutkan nama bayi yang hendak dilakukan aqiqah)

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah. Allah Maha Besar. Ya Allah, milikmulah hewan aqiqah ini. Inilah aqiqahnya (sebutkan nama bayi yang hendak dilakukan aqiqah),"

Doa saat mengadakan walimatul aqiqah:

اللَّهُمَّ احْفَظْهُ مِنْ شَرِّ الْحِنِّ وَالْإِنْسِ وَأُمِّ الصِّبْيَانِ وَمِنْ جَمِيعِ السَّيِّئَاتِ وَالْعِصْيَانِ وَاحْرِسْهُ بِحَضَانَتِكَ وَكَفَالَتِكَ الْمَحْمُودَةِ وَبِدَوَامِ عِنَايَتِكَ وَرِعَايَتِكَ النَّافِذَةِ نُقَدِّمُ بِمَا عَلَى الْقِيَامِ بِمَا كَلَّفْتِنَا مِنْ حُقُوقِ رُبُوْبِيَتِكَ الْكَرِيمَةِ نَدَبْتَنَا إِلَيْهِ فِيْمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَلْقِكَ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَأَطْيَبُ مَا فَضَّلْتَنَا مِنَ الْأَرْزَاقِ اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَأَهْلِ الْقُرْآنِ تَجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ الشَّرِ وَالضَّيْرِ وَ الظُّلْمِ وَالطَّغْيَانِ

Allaahummahfadzhu min syarril jinni wal insi wa ummish shibyaani wa min jamii'is sayyiaati wal 'ishyaani wahrishu bihadhaanatika wa kafaalatika al-mahmuudati wa bidawaami 'inaayatika wa ri'aayatika an-nafiidzati nuqaddimu bimaa 'alal qiyaami bimaa kalaftanaa min huquuqi rububiyyaatika al-kariimati nadabtanaa ilaihi fiimaa bainanaa wa baina khalqika min makaarimil akhlaaqi wa athyabu maa fadhdhaltanaa minal arzaaqi. Allaahummaj'alnaa wa iyyaahum min ahlil 'ilmi wa ahlil khairi wa ahlil qur'aani taj'alnaa wa iyyaahum min ahlisy syarri wadh dhairi wadz dzalami wath thughyaani.

Artinya: "Ya Allah, jagalah dia (bayi) dari kejelekan jin, manusia ummi shibyan, serta segala kejelekan dan maksiat. Jagalah dia dengan penjagaan dan tanggungan-Mu yang terpuji, dengan perawatan dan perlindungan-Mu yang lestari. Dengan hal tersebut aku mampu melaksanakan apa yang Kau bebankan padaku, dari hak-hak ketuhanan yang mulia. Hiasi dia dengan apa yang ada di antara kami makhluk-Mu, yakni akhlak mulia dan anugerah yang paling indah. Ya Allah, jadikan kami dan mereka sebagai ahli ilmu, ahli kebaikan, dan ahli Al-Qur'an. Jangan Kau jadikan kami dan mereka sebagai ahli kejelekan, keburukan, aniaya, dan tercela."




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads