Berdzikir dengan Ruas Jari, Metode yang Diamalkan Rasulullah SAW

Berdzikir dengan Ruas Jari, Metode yang Diamalkan Rasulullah SAW

Jihan Najla Qatrunnada - detikHikmah
Kamis, 12 Okt 2023 17:45 WIB
Ribuan siswa zikir dan doa jelang UN serta untuk korban teror di selandia baru, Kudus, Sabtu (16/3/2019).
Ilustrasi berdzikir. (Foto: Akrom Hazami/detikcom)
Jakarta -

Berdzikir adalah salah satu cara seorang hamba lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dzikir bisa dilakukan kapan saja dan diamalkan salah satunya dengan menggunakan ruas-ruas jari.

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk selalu berdzikir mengingat diri-Nya. Hal itu dituangkan dalam firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 152 yang berbunyi,

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ ١٥٢

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.

Begitu pula dalam surah An-Nisa ayat 103, yang berbunyi,

ADVERTISEMENT

فَاِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِكُمْ ۚ فَاِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣

Artinya: Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.

Sebagian muslim mungkin tidak asing dengan orang yang berdzikir dengan menggunakan tasbih, batu, ataupun alat yang terbaru seperti tombol penghitung dzikir. Namun, ada salah satu cara berdzikir yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.

Dikutip dari buku Hidup Bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang ditulis oleh Daeng Naja, cara berdzikir yang dilakukan oleh Nabi SAW adalah berdzikir dengan ruas jari dan bukan dengan bantuan alat, seperti kerikil atau tasbih.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, beliau menceritakan, "Saya melihat, Rasulullah SAW menghitung dzikir beliau dengan tangannya." (HR Ahmad)

Hadits lain juga menyebutkan bahwasanya Nabi Muhammad SAW melakukan dzikirnya dengan jari-jari saja dan tanpa alat lainnya. Yusairah RA, seorang sahabat wanita Nabi Muhammad SAW berkata, Rasulullah SAW pernah berpesan kepada para sahabat wanita untuk berdzikir menggunakan jari.

"Wahai para wanita mukminah, kalian harus rajin bertasbih, bertahlil, mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai, sehingga melupakan rahmat. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena semua jari itu akan ditanya dan diminta untuk berbicara." (HR Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)

Dalam buku tersebut dijelaskan, Yusairah binti Yasir Al-Anshariyah RA adalah salah satu sahabat wanita Rasulullah SAW yang ikut menjadi peserta dalam baiat aqabah. Ketika menjelaskan tentang hadis Yusairah, Al-Hafidz ibn Hajar mengatakan bahwa makna kata 'al-aqd' (menghitung) dalam hadits tersebut adalah menghitung jumlah dzikir.

Al-Aqd atau menghitung dzikir ini merupakan istilah yang sering dipakai oleh orang Arab dengan cara meletakkan salah satu ujung jari pada berbagai ruas jari yang lain. Satuan dan puluhan dengan tangan kanan, sementara ratusan dan ribuan dengan tangan kiri.

Menurut pendapat Ibnu Alan, cara al-aqd (menghitung dengan tangan) ada dua macam, yaitu:

  • Al-aqd bin mafashil yang artinya menghitung dengan ruas jari. Caranya adalah dengan meletakkan ujung jempol pada setiap ruas, setiap kali membaca dzikir.
  • Al-aqd bin ashabi yang artinya menghitung dengan jari. Caranya sedikit berbeda, yaitu dengan jari digenggamkan kemudian dibuka satu persatu.

Meski demikian, berdzikir dengan bantuan alat seperti tasbih, kerikil, atau tombol dzikir modern, masih tetap boleh untuk dilakukan. Rasulullah SAW tidak mengingkarinya dengan membiarkan sahabat yang melakukan demikian.

Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW membiarkan para sahabat berdzikir menggunakan alat. Sebagaimana ketika beliau melihat salah seorang istri beliau yang menggunakan kerikil untuk berdzikir, dan Rasulullah SAW tetap membiarkannya.

Adapun berdzikir lebih afdal ketika menggunakan jari-jari atau ruas jari saja sebagaimana telah dijelaskan dan disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW di atas. Namun, apabila niat untuk menggunakan tasbih, kerikil, alat bantu lainnya itu agar orang lain bisa melihat dirinya sedang melakukan dzikir, hal tersebut malah menjadi haram. Perilaku yang demikian termasuk ke dalam riya' dan harus dihindari.




(rah/rah)

Hide Ads