Apakah Sholat Tahajud 2 Rakaat Harus Ditutup dengan Witir?

Apakah Sholat Tahajud 2 Rakaat Harus Ditutup dengan Witir?

Kristina - detikHikmah
Selasa, 03 Okt 2023 20:01 WIB
sholat tahajud
Ilustrasi sholat Tahajud 2 rakaat ditutup dengan Witir. Foto: istock
Jakarta -

Sholat Tahajud 2 rakaat merupakan amalan sunnah yang senantiasa dikerjakan Rasulullah SAW. Beliau juga melakukan sholat Witir pada akhir malam.

Keterangan mengenai sholat Tahajud 2 rakaat dan Witir ini bersandar pada hadits shahih yang termaktub dalam kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Rasulullah SAW bersabda,

"Sholat pada waktu malam adalah dua rakaat-dua rakaat. Dan apabila kamu khawatir akan datangnya waktu subuh, maka sholat Witirlah satu rakaat." (Muttafaq 'alaih)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam an-Nawawi mengatakan bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Tahajud bab Salatnya Nabi SAW dan Imam Muslim dalam kitab Musafir bab Salat Malam Dua-dua Rakaat dan Witir Satu Rakaat di Akhir Malam.

Dalam hadits lain yang berasal dari Ibnu Umar RA, dikatakan,

ADVERTISEMENT

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى وَيُوَتِرُ بِرَكْعَةِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: "Biasanya Nabi SAW sholat pada waktu malam dua rakaat-dua rakaat, dan Witir satu rakaat." (Muttafaq 'alaih)

Pensyarah kitab Riyadhus Shalihin, Musthafa Dib al-Bugha dkk, mengatakan bahwa sholat Tahajud 2 rakaat lalu ditutup dengan satu rakaat (Witir) adalah yang paling utama. Sebab, kata dia, hal itu merupakan perkara yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Sholat Witir bisa dikerjakan di awal malam, tepatnya sebelum tidur. Disebutkan dalam kitab Fiqh Ibadah karya Hasan Ayub, hal ini dilakukan jika seseorang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam. Jabir RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Siapa pun dari kalian yang khawatir tidak bangun di akhir malam maka hendaklah sholat Witir kemudian hendaknya tidur dan siapa pun yang yakin bangun di akhir malam maka hendaklah Witir di akhir malam karena bacaannya di malam hari itu dihadiri dan itu lebih baik." (HR Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Aisyah RA juga meriwayatkan, "Dari semua bagian malam, Rasulullah SAW pernah sholat Witir di waktu itu; permulaan malam, pertengahan dan akhir malam, dan sholat Witir beliau berakhir sampai waktu sahur." (HR Jamaah)

Anjuran Memperbanyak Sholat Malam

Dalam kitab Riyadhus Shalihin juga terdapat hadits yang berisi anjuran memperbanyak sholat malam. Salah seorang sahabat, Anas RA, mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يُفْطِرُ مِنَ الشَّهْرِ حَتَّى نَظُنَّ أَنْ لَا يَصُومَ مِنْهُ وَيَصُومُ حَتَّى نَظُنْ أَنْ لَا يُفْطِرَ مِنْهُ شَيْئًا وَكَانَ لَا تَشَاءُ أَنْ تَرَاهُ مِنَ اللَّيْلِ مُصَلِّيا إلا رَأَيْتَهُ، وَلَا نَائِمًا إِلَّا رَأَيْتَهُ

Artinya: "Rasulullah SAW sering berbuka (tidak puasa) dalam suatu bulan, sehingga kami menyangka bahwa beliau tidak pernah berpuasa pada bulan itu. Dan beliau sering berpuasa, sehingga kami menyangka bahwa beliau tidak pernah berbuka sedikit pun pada bulan itu. Setiap kali engkau ingin melihat beliau sholat malam, niscaya engkau dapat melihatnya. Dan setiap kali engkau ingin melihat beliau tidur, niscaya engkau dapat melihatnya." (HR Bukhari dalam kitab Tahajud)

Dalil mengenai sholat malam juga telah termaktub dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam surah Al Isra' ayat 79,

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا ٧٩

Artinya: "Pada sebagian malam lakukanlah sholat Tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

Para ulama mengelompokkan waktu malam, tepatnya pada sepertiga yang akhir, sebagai waktu mustajab. Menurut hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, Allah SWT akan turun ke langit bumi dan mengabulkan permintaan hamba-Nya pada waktu tersebut.

Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: "Tuhan kami turun pada setiap malam ke langit bumi ketika sepertiga malam terakhir dan berkata, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku pasti Aku mengabulkannya, siapa yang memohon kepada-Ku pasti Aku memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku pasti Aku mengampuninya." (HR Bukhari, Muslim dan lainnya. Bukhari mengatakan hadits ini shahih)




(kri/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads