Surga merupakan tempat yang Allah SWT berikan kepada kaum muslimin yang beriman dan mengerjakan perintah-Nya semasa hidup di dunia. Gambaran surga sendiri diibaratkan sebagai tempat yang kekal, indah, dan penuh kenikmatan di dalamnya.
Dalam surah Az Zumar ayat 73, Allah SWT berfirman:
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya diantar ke dalam surga secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka, "Assalamualaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!"
Baca juga: Siapa Orang Paling Sibuk di Akhirat Kelak? |
Mengutip buku Surga dan Neraka oleh Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar, para penghuni surga mengenakan pakaian yang mewah dan berbagai macam perhiasan emas, perak, dan mutiara.
Selain itu, kenikmatan yang terdapat di dalam surga juga mencakup makanan yang dihidangkan. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam surah Al Mursalat ayat 41-44 yang berbunyi:
اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ ظِلٰلٍ وَّعُيُوْنٍۙ
وَّفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُوْنَۗ
كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْۤـًٔا ۢبِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan surga yang teduh) dan (ada di sekitar) mata air serta buah-buahan yang mereka sukai. (Dikatakan kepada mereka,) "Makan dan minumlah dengan nikmat karena apa yang selalu kamu kerjakan." Sesungguhnya demikianlah Kami beri balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."
Walau para penduduk surga tetap makan dan minum, Nabi Muhammad dalam sebuah hadits mengatakan kondisi mereka suci. Penghuni surga tidak buang air besar ataupun buang air kecil, sebagaimana sabdanya yang berbunyi:
"Penghuni surga makan dan minum, tidak mengeluarkan ingus dari hidungnya, tidak buang air besar, dan tidak pula buang air kecil. Makanan mereka menjadi sendawa yang beraroma misik. Mereka selalu diilhamkan bertasbih dan takbir sebagaimana kalian diilhamkan bernapas." (HR Muslim)
Terkait makanan yang dihidangkan pertama kali pada penghuni surga ialah hati paus. Dari Abdullah bin Salam RA bertanya kepada Nabi SaW pada awal kedatangannya di Madinah.
"Apa makanan yang pertama-tama dimakan oleh penghuni surga?"
Rasulullah SAW pun menjawab, "Bonggol hati ikan paus." (HR Bukhari)
Selain dari hati ikan paus, makanan lain yang diberikan pada penghuni surga ialah daging burung. Dalam surah Al Waqiah ayat 21 Allah SWT berfirman,
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ
Artinya: "dan daging burung yang mereka sukai."
Ibnu Abbas menafsirkan ayat di atas bahwa daging burung termasuk di antara perkara yang disukai dan diinginkan. Maksudnya, bila seorang penghuni surga menginginkan daging burung, saat itu juga burung yang terbang jatuh di hadapannya hingga berbentuk makanan siap saji.
Dalam riwayat lain dikatakan hal serupa. Dari Tsauban RA, ia menceritakan ada seorang Yahudi bertanya pada Rasulullah SAW, "Apa yang dihidangkan kepada mereka saat memasuki surga?"
Rasulullah menjawab, "Hati ikan paus,"
Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa makanan mereka setelah itu?"
Rasulullah menjawab, "Mereka disembelihkan lembu jantan surga yang dimakan dari bagian-bagian ujungnya,"
Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa minuman mereka?"
Rasulullah menjawab, "Dari mata air yang disebut dengan salsabil." (HR Muslim)
Dalam buku Al-Hayaatu fil-Qur'an al-Kariim oleh Ahzami Samiun Jazuli disebutkan apabila mata air dan sumur di dunia dapat kering, lain halnya dengan mata air di surga. Sumber air surga menyemburkan air berlimpah yang abadi. Keabadian pancarannya ini menggambarkan keindahan penciptaannya.
Sebagaimana firman-Nya dalam Surat Ar Rahman ayat 66 yang berbunyi:
فِيْهِمَا عَيْنٰنِ نَضَّاخَتٰنِۚ
Artinya: "Di dalam keduanya ada dua mata air yang memancar tanpa henti."
Ibnu Qayyim dalam bukunya yang berjudul Hadil Arwah ila Biladil Afrah, menerangkan bahwa air yang diminum para hamba yang dekat dengan-Nya (muqarrabun) adalah air murni. Sementara minuman hamba-Nya yang taat (abrar) yakni dicampur dengan sesuatu.
Dalam surah Al Insan ayat 17-18, Allah SWT berfirman:
وَيُسْقَوْنَ فِيْهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيْلًاۚ - 17 عَيْنًا فِيْهَا تُسَمّٰى سَلْسَبِيْلًا - 18
Artinya: "Di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe (yang didatangkan dari) sebuah mata air (di surga) yang dinamakan Salsabil." (QS Al Insan: 17-18)
Ibnu Qayyim menuturkan bahwa campuran minuman para hamba Allah SWT dari mata air surga terdapat dua macamnya berdasarkan ayat-ayat di atas. Pertama, campuran dari mata air Kafur, yang airnya dingin dan beraroma wangi, airnya jernih serta rasanya enak.
Kedua, penghuni surga akan minum dari campuran mata air Salsabil yakni 'zanjabil' (jahe), yang menghangatkan dan aromanya harum. Keduanya menyempurnakan kenikmatan yang dihasilkan dari mereka masing-masing.
Wallahu a'lam bishawab.
(aeb/erd)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026